18 | Aku Nyaman

2.4K 145 37
                                    

• | • | •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• | • | •

SESAMPAINYA di sekolah Kai berdecak geram, "Ck, udah di tutup," ujarnya seraya melepas helm dari kepalanya.

Naura langsung turun tanpa menunggu Kai menyuruhnya. Dari dalam pagar terlihat pak Bimo dan satpam yang jalan mendekat menuju mereka dengan penggaris panjang di tangan pak Bimo.

"Hey anak-anak!" teriak pak Bimo dengan wajah galak yang di buat-buat. Naura dan Kai tersenyum bertatap-tatapan tanpa adanya rasa takut karena wajah pak Bimo yang justru terlihat lucu.

"Kalian lagi?! Gak bosen telat ya ternyata. Apa gak tau kalau telat sedetik saja sudah bapak kuncikan hah?!" Omel pak Bimo dari dalam pagar dengan kumis nya yang sudah dimodif menjadi melingkar ke atas.

Kai cengengesan, "Duh pak, tadi saya habis nolongin nenek-nenek nyebrang. Kan bapak sendiri yang mengajarkan untuk berbuat kebaikan sosial, jadi yang saya lakuin bener dong pak?" celetuk Kai membela diri.

Pak Bimo terlihat berpikir sejenak dengan alis yang di kerutkan, "Lho ha'ah lah, bener juga." Ia menatap pak Satpam di sebelahnya yang juga sedang ikut berpikir.

Kai menunjukkan ekspresi kompornya, "Yakan pak, kalau bapak gak ngebolehin kita masuk berarti bapak gak mendukung perbuatan sosial yang baik dong?"

Pak Bimo memilin kumisnya, "Gak percaya bapak," ucapnya berubah pikiran seraya menampilkan wajah mengintimidasi nya.

"I swear pak i swear," jawab Kai meyakinkan.

"Bener pak, nenek-neneknya pake baju kuning di ujung jalan sana. Kalau gak percaya bapak coba cek aja," timpa Naura yang juga ikut berbohong.

"Heum... Iya kah? Ya sudah deh."

Kai dan Naura serentak mengatakan, "Yes."

"Eits tunggu dulu." Senyuman mereka berdua langsng berubah menjadi serius kembali.

"Tetap di hukum ya," ujar pak Bimo seraya menggerakkan tangannya sebagai kode agar satpam membukakan gerbang, "Y-yah pak jangan dong." Kai mengangkat kedua tangan nya ke depan sementara matanya sesekali melirik Naura yang juga panik.

"Lho tapi kalian telat, tetap saja harus di hukum."

"Janji deh pak gak akan telat lagi," mohon Naura.

Namun, Pak Bimo tidak lagi luluh dengan kata-kata mereka sehingga tetap akan memberikan hukuman untuk Kai dan Naura.

Kai pasrah. Ia menoleh ke samping, "Ayo."

Kai menuntun motornya masuk ke dalam pagar dengan Naura yang berjalan di sebelahnya dengan raut sedih karena lagi-lagi ia harus di hukum dan entah hukuman apa yang akan mereka dapatkan sekarang.

Kai dan Naura heran ketika pak Bimo menuntun mereka ke tengah lapangan. Dengan ekspresi kebingungan, Kai menurunkan standar motornya. "Pak masa motor saya gak boleh parkir di parkiran?"

A Wrong Feeling {GxG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang