✧ ✧ ✧
"Kayaknya lo gak nyaman disini, ikut gue yuk," ucap Kai lalu berdiri tegak.
"Hah kemana?" tanya Naura, ternyata Kai tau perasaan Naura yang tak nyaman karena terus diperhatikan orang-orang disini.
"Udah ikut aja, bawa makanan lo," katanya lalu berjalan pelan. Naura langsung membawa makanan dan minumannya dan segera menyusul Kai dari belakang. Pandangan murid lain tak lepas dari dia dan Kai, baru kali ini Naura merasa seperti orang asing di sekolahnya sendiri.
Naura masih membuntuti Kai yang entah akan mengajaknya kemana, "Kenapa daritadi gak banyak ngomong kayak kemarin?" Tiba-tiba Kai melontarkan pertanyaan itu yang membuat Naura sedikit tersentak.
"Emang aku kemarin banyak ngomong ya kak?" tanya Kai balik.
"Gak juga, tapi gak sependiem sekarang," jawab Kai seraya memasukkan tangannya ke saku celana.
"Agak canggung aja," balas Naura disertai kekehan kecil.
"Oh harus gue bawa ke kamar dulu kali ya supaya gak canggung," ucap Kai dengan entengnya yang mendapat tatapan kaget dari Naura.
"Hah? E-enggak gitu juga kak." Naura semakin frustasi dengan Kai yang setiap perlakuan dan perkataan nya menyimpan banyak pertanyaan bagi Naura sendiri.
"Gue bercanda," lanjut Kai menoleh ke Naura sekilas sebelum kembali menatap ke depan.
"Sekarang kita mau kemana?" tanya Naura mengganti pembicaraan agar canggung yang ia rasakan tidak terlalu kelihatan.
"Nih udah sampai," jawab Kai saat mereka berdua sampai di depan lapangan basket indoor. Kai melangkah masuk, lalu persekian detik Naura menyusul.
"Disini sepi, jangan khawatir lagi," ucap Kai saat mereka berdua naik ke tribun penonton. Perkataan Kai terdengar ambigu di telinga Naura yang mendengarnya, padahal dia tau maksud Kai adalah agar Naura tidak lagi canggung karena diperhatikan banyak orang seperti tadi.
"Maaf ya kak, jadi repot ngajak aku kesini," ucap Naura.
"Jangan minta maaf mulu bisa gak sih? Itu yang bikin lo canggung, selalu gak enakan. Gue gak masalah kok," ujar Kai.
"Oh iya kak."
"Yaudah, lo makan dulu," perintah Kai sambil menunjuk makanan Naura.
"Kak Kai gak bawa batagor nya? Kan kakak juga laper," tanya Naura.
"Gue gak laper, tadi cuma alasan aja." Kai meronggoh sakunya lalu mengambil sebuah permen kemudian memakannya.
"Oooh, kalo gitu aku makan ya kak."
Naura makan dengan kecepatan sedang, jika terlalu lama pasti Kai akan bosan menunggu, tapi jika terlalu cepat juga otomatis Naura akan lebih cepat berpisah dengan Kai.
"Kak Kai makan permen karena mulutnya pait ya?" tanya Naura di tengah makannya. Ia pikir Kai memakan permen sebagai pengganti rokok, karena kan di dalam sekolah tidak boleh merokok.
Kai yang masih mengemut permen menjawab, "Enggak. Emang lagi mau aja, gue bukan perokok berat kok jadi gak terlalu ngaruh kalau sekarang lagi gabisa ngerokok."
"Oh gitu, lega deh."
"Lega? kenapa?" tanya Kai.
"Dari yang aku liat kemarin, aku kira kakak gak bisa lepas dari rokok, habis sebungkus soalnya waktu di kamar," ujar Naura, ia memang cukup kaget melihat seorang gadis yang masih minor sudah mencoba rokok bahkan mengonsumsi nya rutin.
"Oh kemarin gue lagi laper tapi males makan, jadi gue alihin ke rokok aja supaya lapernya gak berasa," jelas nya lalu menegak teh milik Naura karena miliknya ia tinggal di kantin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wrong Feeling {GxG}
Fiksi Remaja(on going) "Suka sama kamu, salah ya?" Ini tentang cewek biasa yang jatuh cinta dengan kakak kelasnya yang tomboy. Yang awalnya ia masih bertanya-tanya tentang perasaannya, seiring berjalannya waktu ia pun yakin kalau dirinya telah jatuh cinta. "I...