8.

20 12 2
                                    

Hai guys👋
Balik lagii, udah kangen ngak?

Kangen ngak? kangen ngak?
Kangen lah masa ngak. Hehe
Tinggalkan jejak dengan komen dan vote.
Yaudah gak usah banyak bacot.
SELAMAT MEMBACA

********

Yura dan Hara sedang berjalan di koridor sekolah. Niat mereka adalah ke kantin. Yura berjalan di depan dan Hara di belakang. Yura yang merasa Hara tertinggal, lantas membalikan tubuh nya ke belakang. "Ra lo ngapa-- eh Danial ke kantin bareng yok?"

Yura memegangi lengan kanan Danial, tetapi lelaki itu malah menghempaskan keras tangan Yura. Lalu pergi begitu saja meningggalkan Hara dan Yura.

"Danial kenapa sih?" Tanya Hara membuat Yura yang sedang menatap kepergian Danial, menoleh ke arah Hara.

"Gak tau gue. Perasaan dari kemarin sikap nya ngehindar, maki, ngatain bokap gue" Hara lantas memelotot ketika mendengar ucapan Yura yang terakhir.

"Ngatain bokap lo, Ra?"  Hara terlihat sangat kaget dengan penuturan Yura. Perempuan itu lantas mengangguk menjawab pertanyaan Hara.

"maksud lo, ngatain bokap lo gimana?" tanya Hara masih tidak percaya.

Yura menarik nafas dalam-dalam lalu menceritakan semuanya. Hara tampak tidak percaya setelah mendengar nya.

"Beneran?" tanya Hara masih tidak percaya. Yura mengangguk sebagai jawaban. Sedari tadi saat Yura bercerita, Hara terus bertanya, 'Beneran?-Beneran?' Yura bosan mendengar kata beneran.

~~~~

"Danial... Lo lagi apa? Sendirian ae, gue temenin yah?" ucap Yura menawarkan diri kepada Danial yang sedang duduk di kantin. Sebenarnya di depan lelaki itu ada sebuah baso tahu tetapi sedari tadi baso tahu itu tidak ia makan. Danial hanya melirik lalu pergi meninggalkan Yura.

"Si adeh baso tahu nya di tinggalin. Yaudah buat gue aja" Yura mengambil baso tahu itu lalu melahap nya seperti orang yang sangat kelaparan.

Terlihat dari kejauhan seorang perempuan perpita pink di kepala nya datang.

"Heh monyet!" Hara menyenggol Yura yang sedang makan, membuat Yura jadi tersedak. "Eh eh minum-minum"

"Nyuruh gue minum, tapi minum nya ngak di ambilin. Udah tau gue sering kesedek" ucap Yura dan Hara hanya menyengir kuda.

"Ra..." Yura menjeda ucapan nya lalu menatap Hara dangan tatapan serius. "Gue jadi pengen tau si kenji tinggal dimana"

Hara mengerutkan kening tampak seperti berfikir. "Ngak ra, itu adalah salah satu penyebab trauma terbesar lo"

"Gue cuman pengen tau ra, ya walau pun gue pasti nangis. Walau pun itu cuman hal kecil tapi membekas banget di hati gue" ucap Yura. Tanpa di minta, perlahan jatuh butiran-butiran air bening dari matanya.

Hara yang melihat itu mendekat kan tubuh nya pada Yura, ia lalu memeluk tubuh Yura membiarkan sahabat nya itu nagis di dalam pelukan nya. Hara merasakan basah di baju nya, ia mengerat kan pelukan nya lalu mengelus rambut Yura yang terurai panjang. "Keluarin aja semua ra. Gue tau itu pasti sakit banget"

~~~~

Yura dan Hara berjalan memasuki kelas. Bisa dilihat sekarang mata Yura sembab karna menagis tadi.

Yura duduk di kursi nya lalu mengeluar kan earphone. Ia mendengarkan lagu yang sangat merdu. Namun lagu ini mengingat kan pada sesuatu dimana waktu dulu Yura dan Kenji sedang bermain di pantai. Hal ini membuat air mata Yura kembali jatuh.

"HARAA!! SAMYANG KUU!!" terdengar suara memekik dari arah pintu, membuat semua orang yang ada di dalam kelas menutup kedua telinga nya masing-masing. Yang berteriak itu adalah Rio lelaki itu membawa sebuah coklat dan bunga di tangan nya.

"Ini buat kamu samyang" Rio berlutut di depan Hara yang sedang duduk di bangku. Hara menempeleng kepala Rio.

"Bangun woy. Ngimpii. Bunga sama coklat nya bakal gue terima tapi hati lo kagak" ucap Hara membuat Rio merosot kan bahu nya, tampak kecewa.

"Mending lo ikut gue sekarang" Hara berjalan keluar kelas lalu di buntuti oleh Rio di belakang.

********

Duh Yura jangan nangisin masa lalu.
Aku lagi males-males nya bikin ngetik.
Segitu aja semoga kalian semua suka... Papayy...
Lop u buat Kalian♡

YOU and METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang