Halo guyss👋
Lagi kangen kamu nih... Ahay
Yaudah gak usah banyak bacot
SELAMAT MEMBACA*******
"Kenapa sih bisa sampe sakit gini?" tanya Maria yang kini sedang mengompres Yura.
"Yura ngak tau. Kan ini tuhan yang kasih bukan Yura yang mau" jawab Yura dengan suara yang sangat serak.
"Kamu telat makan?" Yura menggeleng "Kamu kecapean?" Yura menggeleng lagi entah kenapa ia bisa sakit, padahal sebelum nya ia baik-baik saja, mungkin hehe.
"Yaudah kamu istirahat dulu aja ya besok kalo belum sembuh ngak usah sekolah, kita ke puskesmas" Yura mengangguk kini tenggorokan nya sangat sakit seolah-olah terkunci.
~~~~
"ibu, dimana celana pendek Hara yang warna hitam?" tanya nya begitu menuruni tangga. Kini Hara hanya memakai handuk sampai paha.
"Eh kak Leo belum pulang? Kenapa ngak pulang?" tanya Hara.
"Yaampun Hara kamu itu kayak ngusir tau ngak? Jangan gitu" ucap Hana kemudian ia berjalan menuju dapur.
"Cepet amat kak mandi nya?" Hara duduk di sebelah Leo tanpa menyadari bahwa sekarang ia hanya memakai handuk.
"Waktu gue berharga" jawab Leo ketus. Ini yang membuat Hara menjadi cinta kepada Leo. Leo itu ketus dan menurut Hara orang ketus itu imut. "Pake dulu baju lo"
Hara sedikit menunduk ia langsung menyadari bahwa ia belum memakai pakaian apa pun selain handuk. "Yaampun... Yaampun"
Hara berlari ke arah tangga lalu ia naik ke atas dengan tergesa-gesa. "Oh iya, IBU CELANA PENDEK HARA YANG HITAM DIMANA?" ia sampai lupa menanyakan nya.
"DI LOKER TENGTOP " jawab Hara. Ibu nya itu tidak tau malu, sudah tau disini ada Leo tetapi ia malah berteriak.
"Iiisshh ibu kenapa sih malah teriak malu banget guee!" Hara menutup pintu kencang lalu mengacak-acak rambut nya frustasi.
Setelah memakai baju, Hara kembali turun kebawah karna sedari tadi ibu nya terus saja memanggil nya, menyuruh mekan.
"Nih Leo makan yang banyak ya.." Hana memberikan bayam ke piring Leo. Leo mengangguk menerima nya.
"Bu Hara ngak enak bada bu" Hara merengek sesampai nya di meja makan.
"Makan dulu ya Hara, nanti udah nya kamu minum obat terus istirahat" ucap Hana, perempuan paruh baya itu masih sangat cantik walau pun sudah memiliki satu anak yang usianya sudah menginjak 17 tahun.
"Nanti ibu nitip obat ke ayah kamu ya?" Hara mengangguk mengiakan. Ia memasuki sendok yang sudah berisi nasi dan bayam ke mulut nya.
~~~~
"Yura ini ayah bawain martabak kesukaan kamu" Riko membuka pintu kamar Yura, ia melihat Yura yang sedang tertidur nyenyak.
Riko kemudian duduk di samping ranjang. Ia memgelus-elus kepala putri nya yang panas.
"Ra..puskesmas ya? Takut nya tambah panas" Riko membangun kan Yura.
"Danial... Danial..." Yura mengingau dalam tidur nya.
"Yura.... Yura kamu kenapa, nak?" Tanya Riko ia merasakan kepala Yura yang mengeluarkan keringat dingin. Yura bangun ia langsung terduduk dengan nafas ter sengenggal-enggal.
"Ra, kamu kenapa? Minum dulu, minum dulu" Riko memberikan gelas yang terisi oleh air.
"Ayah, Danial ayah" Yura menjeda ucapan nya "Danial bunuh diri" Yura terlihat sangat ketakutan
"Kamu mimpi kali, kamu kan baru bangun tidur. Udah ya yang tadi itu cuman mimpi. Sekarang kita ke puskesmas yuk? Badan kamu tambah panas"
"Ngak! Yura ngak mau ke puskesmas" Yura menggeleng kuat.
"Yaudah itu di makan dulu ya, martabak nya?" Yura langung melihat ke arah nakas. Disitu sudah ada plastik putih yang berisi martabak. Dangan cepat Yura mengambil martabak itu.
"Enak banget... Ayah setiap hari harus beli ini ya?" Riko hanya menggeleng-geleng kan kepala nya.
"Kalo ayah tiap hari beli martabak, kamu bakalan bosen sama makanan ini"
******
Dua bestie ini sama-sama sakit...
Semoga kalian suka yaa...
Tinggalkan jejak dengan vote dan komen...
Papay lop u♡
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU and ME
Teen FictionMemiliki sahabat yang kurang waras memang menjengkelkan tetapi setiap kejengkelan itu muncul membuat persahabatan semakin erat contohnya gue, sahabat gue udah gak ketolong padalah gue udah usir semua setan yang ada di dalem tubuh nya :) "lihat deh r...