Sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden kamar. Kicauan burung pun terdengar sangat merdu, membangunkan penghuni rumah sakit.
Kelopak mata Shakira terbuka, yang pertama ia lihat adalah bangsal Gavriel. Lelaki itu masih tidur. Shakira bangkit lalu meregangkan otot-ototnya dan berdiri. Ia berjalan membuka gorden lebih luas agar cahaya matahari mengenai Gavriel.
Matanya tak sengaja menatap gelas yang sudah kosong di nakas. Seingatnya, gelas itu terisi penuh. Artinya Gavriel sudah sadar saat ia tertidur.
"Mas, bangun dulu yuk. Bentar lagi dokter datang periksa kamu lagi," ucap Shakira seraya mengguncang pundak Gavriel pelan.
Tidak ada respon yang berarti dari Gavriel, namun Shakira tak menyerah. Ia terus mengguncang pundak Gavriel hingga akhirnya pria itu membuka mata.
"Masih ngantuk," protes lelaki itu.
"Bentar lagi Dokternya datang, dan habis itu sarapan. Tidurnya nanti lagi," ucap Shakira tegas.
Gavriel hanya mendengus pelan kemudian mengubah posisinya menjadi duduk.
"Aku mau cuci muka," ungkapnya.
"Perlu aku tuntun ke kamar mandi?" tanya Shakira.
Gavriel memutar bola matanya malas, merasa kesal dengan pertanyaan istrinya. Harusnya Shakira peka dong, masa orang sakit dan lemah ini pergi ke kamar mandi sendiri? Kalau jatuh bagaimana?
"Ayuk!" Shakira menggandeng tangan Gavriel dan menuntunnya pelan menuju kamar mandi.
Gavriel hanya berdiri di depan kaca, tidak membasuh mukanya, menunggu Shakira melakukan itu untuknya. Namun kepekaan Shakira tampaknya sangat minim hari ini, membuatnya harus memberi kode.
"Tanganku diinfus, nanti kalau kena air susah."
"Tinggal bilang minta dilap wajahnya aja gengsinya selangit!" rutuk Shakira kesal. Wanita itu mengambil handuk kecil dan membasahinya dengan air. Handuk itu dibawa ke wajah Gavriel, membersihkan wajah tampan suaminya.
Setelah beres, Shakira kembali menuntun Gavriel ke ranjang.
Gavriel menatap meja yang ternyata sudah tersedia sarapan untuknya. Kapan perawat masuk ke dalam kamarnya?
"Aku nggak mau makan makanan di sini, kamu pesenin di luar ya, Sha," pinta Gavriel.
Mata Shakira mengikuti arah pandang suaminya. "Loh, kapan perawatnya masuk?"
Gavriel mengangkat bahunya. "Pas kita di kamar mandi tadi mungkin," tebaknya.
Shakira mengambil nampan itu dan membawanya ke meja yang terhubung dengan bangsal suaminya. "Menunya enak loh, Mas."
"Kamu tahu sendiri, aku nggak suka ikan itu."
"Gak papa, Mas. Sehat ini, apalagi ada cah jamurnya. Sayurannya juga komplit. Aku suapin ya?"
Mendengar tawaran itu, Gavriel tak menyia-nyiakannya dan langsung berubah pikiran. Kepala yang tadi bergerak menggeleng kini berubah mengangguk dengan semangat. Dengan patuh, Gavriel membuka mulutnya, menerima suapan dari sang istri.
"Kamu makan juga, Sha."
"Nanti, aku beli di kantin bawah."
"Gak makan ini aja? Lagian porsinya banyak kok, bisa berdua."
Shakira menggeleng tegas. "Ini khusus untuk kamu aja, Mas. Jadi harus habis." Kedua maniknya menatap Gavriel serius. "Udah, jangan kebanyakan ngomong, Mas. Makan!"
Lagi-lagi, Gavriel patuh.
Entah karena ia lapar atau karena disuapkan oleh Shakira, seluruh makanan yang tersedia di atas piring-piring tadi sudah habis tak bersisa. Semua makanan itu cepat habis dimakan dalam waktu sepuluh menit. Terakhir, Gavriel menerima sodoran gelas dari istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Wife
RomanceShakira sudah lelah dengan pernikahannya yang tidak dihargai oleh Gavriel. Kesabaran yang mulanya segunung kini sudah setipis tisu. Ia ingin segera berpisah dari suaminya. Tanpa tahu proses hukum yang berlaku, Shakira menyerahkan semua proses perce...