04. Alergi

865 71 8
                                    

Sesuai dengan rencana sebelumnya, di sore hari pengacara Shakira datang dengan membawa surat perceraian yang baru. Shakira mengambil pena dan menemui Gavriel di ruang kerja lelaki itu.

"Tanda tangan, Mas." Shakira meletakkan surat dan pena di atas meja.

Gavriel melirik Shakira sekilas kemudian membubuhkan tanda tangannya dengan cepat.

Senyum lebar mengembang di wajah cantik Shakira. Akhirnya yang ia inginkan dapat terwujud. "Terima kasih atas kerja samanya!"

Tanpa membuang banyak waktu, ia keluar dan kembali menemui pengacaranya.

"Alex, ini suratnya. Bisa kamu urus semuanya?"

Alex sang pengacara mengangguk patuh dan menerima surat dari kliennya. "Untuk informasi selanjutnya atau surat pertama panggilan dari pengadilan akan saya hubungi nanti, Nyonya."

"Baiklah, terima kasih."

Tak berlama-lama, Alex langsung pamit undur diri.

Shakira memutuskan kembali ke kamarnya. Ia mulai mengemas barang-barangnya. Sudah diputuskan, menjelang perceraian ia akan kembali tinggal di rumah orangtuanya yang sudah laman ditinggal.

"Apa yang kamu lakukan?" Gavriel tiba-tiba muncul di pintu. Lelaki itu bersandar pada dinding dan menatap tajam koper yang ada di lantai.

"Kita akan bercerai, aku sudah memutuskan untuk kembali ke rumah orangtuaku sampai pengadilan mengesahkan perceraian kita."

"Tidak."

"Aku tidak butuh pendapat kamu, Mas."

"Kamu harus tetap tinggal di sini, Sha. Mungkinkah kamu ingin aku membatalkan perceraian ini? Sebelum benar-benar bercerai, jika kamu pergi dari rumah ini, anggap saja perceraian itu tidak ada."

Shakira berdecak mendengar nada penuh ancaman dari calon mantan suaminya. Tanpa mengatakan sepatah katapun lagi, ia kembali menyusun baju dan barang lainnya di lemari.

Shakira berdiri di depan Gavriel, dan menagap tajam. "Puas, kamu?" desisnya.

"Bagus. Ayo ke bawah, aku sudah memesan makan malam. Kita makan dulu."

Dahi Shakira mnegernyur heran. Tetapi melihat wajah Gavriel yang tegas tak ingin dibantah membuatnya memilih menurut lagi.

Keduanya turun menuju ruang makan. Seperti yang telah dikatakan pria itu, ada empat plastik makanan dari berbagai tempat makan.

"Kenapa banyak banget, Mas?" protes Shakira terkejut usai mengeluarkan seluruh makanan dari plastik.

"Banyak apanya? ini porsi normal."

Gavriel berjalan ke dapur mengambil peralatan makan. Shakira melirik suaminya, dan ikut ke dapur untuk mengisi teko air dan mengambil gelas.

Keduanya mulai menikmati makan malam dengan hening.

"Aku sudah mengirimkan surat kepada Alex tentang harta yang akan kamu dapatkan," ujar Gavriel tiba-tiba.

"Aku bahkan belum membaca isinya ataupun setuju," protes Shakira.

"Ini tidak butuh persetujuanmu. Meskipun kita akan berpisah, aku tetap akan memberimu uang." Gavriel kemudian mengunyah daging di piringnya.

"Hm, anggap saja sebagai warisan," lanjut lelaki itu.

Shakira tak ingin berdebat, memilih untuk mengangguk mengiyakan. Lagi pula, sedari awal ia tidak terlalu berharap mendapatkan harta Gavriel. Tapi saat ini lelaki itu yang berinisiatif memberinya harta. Jadi, rejeki tidak boleh ditolak.

My (Ex) WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang