Sebelumnya...
“Tidak hana namamu, aku tahu segala tentangmu.”
~~~
YANG MULIA ARTHUR TELAH TIBA...
Mendengar pemberitahuan tersebut, Rasa berbalik menghadap pintu kamarnya.
Sosok gagah dengan perawakan tampan dihiasi luka goresan. Dia, pangeran Arthur. Putra mahkota kerajaan Geloso.
“Cheonyeon, kau baik-baik saja?” tanya pangeran Arthur.
Yana terperangah. “Kok mukanya mirip Dokyeom Seventeen?” batin Rasa.
Sementar itu, pangeran Arthur menunggu jawaban dari Rasa. Merasa bahwa putrinya tidak menjawab, pangeran Arthur perlahan mendekati Rasa. “Hyeon, kenapa tidak menjawab? Apa kau merasa pusing?” tanyanya dengan lembut.
Rasa perlahan menggelengkan kepala. “Ti-tidak aku hanya...”
“Kemarilah...” sanggah pangeran Arthur menarik tangan Rasa menuju tempat tidur. “Duduklah dahulu, aku sudah meminta tabib kerajaan membuatkanmu obat.” lanjut pangeran Arthur.
Di sisi lain, Rasa hanya terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana. Otaknya masih blank saat ini.
Pangeran Arthur mengambil secangkir obat yang berada dinampan pelayannya. “Hyeon, minum ini.” ucap pangeran Arthur, menyodorkan secangkir teh kebibir Rasa, berniat membantunya untuk meminum obat tersebut.
PRANG....
Rasa melempar cangkir yang diberi pangeran Arthur. “Apa pangeran berniat meracuniku?” tanya Rasa penuh kecurigaan.
“PUTRI, LANCANG SEKALI!” sergah pengawal pribadi pangeran Arthur.
Pangeran Arthur menatap pengawalnya. “Song, berani sekali kau membentaknya. Kau dihukum 20 kalo cambuk!” titah pangeran Arthur.
“Tapi pangeran-”
“Pergilah, 30 kali cambukan.”
Setelah mendengar ucapan pangeran, Song keluar dari kamar putri dan menuju aula hukuman.
Pangeran menatap Rasa. “Kenapa membuang obatnya?” tanya pangeran yang tidak digubris oleh Rasa.
“Kalian semua pergilah. Aku akan menjaga putri, dan sampaikan perintahku pada tabib kerajaan agar membuatkan obat yang sama untuk putri.” titah pangeran Arthur pada seluruh pelayan yang mengikutinya.
“Baik pangeran.” ucap mereka serentak dan berlalu pergi dari kediaman putri.
Tak berselang lama, pangeran Arthur kembali menatap Rasa. “Cheonyeon... Kenapa membuang obatnya? Kau belum menjawabku.”
Rasa menarik ujung bibirnya. “Aku tidak ingin mati diracuni.” jawab Rasa dengan berani.
Dahi pangeran Arthur mengerut. “Apa kau mencurigai ku?”
“Iya. Aku mencurigaimu, pangeran.”
“Kenapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
302 Hari || ON GOING
Fantasyby: @rnndt_sfyn •(ON GOING) •(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Apa jadinya ketika laksamana hati telah pergi? 302 hari berlalu, apa yang dimohon Rasa selama itu? ~~~ Kisah ini bermula ketika Rasa, seorang penulis ternama yang selalu memimpikan sosok pangeran...