LogiLika

31 19 15
                                    

Sebelumya ...

“Emang ada kejadian apa sampai-sampai kalian dikurung di kalung ini?” tanya Rasa memegang kalung yang ia pakai.

Lika tersenyum kecut. “Ceritanya panjang, Sa.”

◜❛.❛◝
Quest

Apa penyebab si kembar terkurung dalam kalung?

✧◜✧◝✧
✧◝◜✧

✧◝◜✧

Hujan deras mengguyur Logi dan Lika di pemakaman hari ini. Hujan-pun turut ikut serta mengantar kepergian sang ayah dan bunda.

Satu persatu kerabat pergi meninggalkan pemakaman. Kini tersisa Logi dan Lika, si kembar yang sangat terpukul akibat kecelakaan beruntun yang dialami orang tuanya.

Gadis dengan rambut sebahu duduk di samping pemakaman ayah dan bundanya. Bagi Lika, kepergian yang mendadak sangat memberi sayatan yang dalam dihatinya.

Dada Lika rasanya sesak. Dalam sekali kedipan ia ditinggalkan oleh dua orang yang sangat berjasa untuknya.

Ia kenang lagi saat-saat di mana ia dan Logi belajar bermain gitar dan tangan mereka berdua sakit, mengingat ketika sang ayah memberi salep dan bunda membawakan dua gelas susu.

Sama halnya dengan kakak kembarannya, Logi.

Logi tengah berdiri memegang payung. Berusaha memayungi adiknya yang rentan sakit agar tidak terkena flu. Melihat sang adik yang jarang menangis, kini menumpahkan segala kesedihannya.

Logi tahu, kepergian ayah dan bunda mereka akan membuat banyak perubahan dikemudian hari nanti.

Masih dengan payung di tangan, Logi berjongkok di samping adiknya. “Lika, ayok pulang, dek.” ajak Logi.

Lika berbalik menatap sang kakak. “Lo kehujanan.” katanya dengan suara serak.

Logi tersenyum dan mengangguk dengan mata memerah. Ia tidak bisa jujur pada Lika. Logi sengaja membiarkan tubuhnya diterpa air hujan, agar Lika tidak melihat tangisnya.

Setidaknya, hujan kesedihan ini bisa sedikit membantunya. Jika bukan dia yang memberi kekuatan pada Lika, siapa lagi?

Tidak ada yang bisa.

Adik gadisnya yang terlihat batu, sebenarnya rapuh. Logi-pun selalu takut ketika melihat adiknya menangis.

“Ayok, pulang. Nanti sakit.” ajak Logi sekali lagi.

Lika menatap wajah sang kakak, dan kembali menatap gundukan tanah yang masih baru. Dengan tersenyum ia menyentuh nisan kedua orang tuanya. “Aku udah sakit kak.”

◜❛.❛◝

Dua bulan berlalu, kini Logi menggantikan sang ayah mengurus perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan karya-karya buku dan novel terkenal. Termasuk buku milik Rasa. Berbeda dengan Lika, ia mengurus toko butik sang bunda. Sebagaimana cocok dengan jurusan yang ia tekuni.

Tepat pukul 9 kurang lima menit, Logi sampai ke rumah. Tidak bisa dipungkiri sebenarnya ia lelah. Setelah pulang kuliah langsung bekerja, untungnya ada sang adik---Lika yang bisa diajak kerja sama, walau agak sedikit keras kepala.

302 Hari || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang