Kisah yang Rasa anggap akan sempurna ternyata tidak seperti yang dikira. Hari-hari yang ia lewati bersama Hari hanya bertahan 9 bulan saja. Tanpa sebab, Hari tiba-tiba menghilang. Rasa sudah menelpon Hari, mengecek akun Instagramnya setiap hari, bahkan memberanikan diri untuk bertanya pada teman-teman Hari lewat DM Instagram.
Yang ia pertanyakan adalah kemana perginya Hari?
Terserah. Siapapun bisa datang dan pergi, Rasa sudah terbiasa. Namun, beda dengan Hari. Pemuda itu adalah sosok pemuda impian Rasa. Manusia yang benar-benar mirip dengan pangeran dalam impian Rasa. Bagaimana bisa Rasa langsung melupakan Hari begitu saja?
Kini Rasa terduduk di bawah pohon pisang menikmati danau di hadapannya sambil mengenang hari-harinya bersama Hari. Saat butuh ketenangan ataupun ide baru, Rasa akan mampir ke tempat ini untuk menenangkan diri.
Memang sedikit aneh. Kenapa harus di bawah pohon pisang?
“Sa, udah. Pulang yok.” ajak Danny yang duduk di samping Rasa.
“Orang-orang udah pada pulang. Udah sore banget ini. Mau hujan juga.” lanjut Danny membujuk Rasa.
“Hiks, gue gak tahu Hari kemana ... hiks... Kenapa percintaan gue gini amat? Hiks... Hiks....” lanjut Rasa sesegukan.
Danny mengpuk-puk punggung sahabatnya. “Udah, Sa.”
“Ngenes bang... hettt...” lanjut Rasa mengelap wajahnya.
“Sa, pulang yok. Bentar lagi jam 5. Gue mau berangkat ke Yogya.” pinta Danny sekali lagi pada sahabatnya.
“Lo pulang aja. Lo emang gak ngertiin perasaan wanita.” ketus Rasa pada Danny.
“Emang,” jawab Danny.
“Emang-emang mulu lo! Sana Lo pergi!” usir Rasa.
“Tiati lho, nanti ada yang nyamperin.” ucap Danny menakuti Rasa dan bangkit untuk pergi duluan.
“Lo beneran mau ninggalin gue?” tanya Rasa mendongak menatap Danny.
Danny mengangguk. “Gue duluan, kalo mau pulang telpon pak Beni aja.” pamit Danny.
Rasa melihat kepergian Danny. “Selalu aja pak Beni jadi seconde choice.” gumam Rasa kembali menangis untuk menggalau.
Memang sore ini cuaca agak mendung, seakan menemani Rasa untuk menjalani hari-hari galaunya yang hampir 100 hari. Dengan pemuda berbeda dan masalah berbeda. Terhitung ada tiga pemuda yang mempermainkan Rasa. Tahun 2020 ada Yandi yang menyelingkuhi Rasa, tahun 2021 ada Cio yang mengkhianati Rasa, tahun 2022 kemarin ada Wawan yang selalu meminta uang pada Rasa, katanya untuk beli donat. Tahun ini apa Hari mendapat peran untuk mengghosting Rasa?
Rasa menatap ke arah langit, ia melihat burung terbang berkelompok menuju arah Utara. “Mereka aja barengan. Kok orang-orang ninggalin gue?”
Tidak sampai beberapa menit, punggung Rasa terasa ditepuk. Seutas senyuman menghiasi wajahnya yang memerah. “Kan, gak mungkin Lo ninggalin gue.” kata Rasa berbalik, mengira sosok yang menepuknya adalah Danny.
Namun saat berbalik, betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang nenek-nenek berkebaya merah dengan rambut putih disanggul, tersenyum tepat di hadapan wajah Rasa.
Sedikit Rasa merasa takut, ia mengedarkan pandangannya ke arah lapangan hijau yang tadinya ramai kini sepi. Udara juga semakin dingin sebab hujan akan turun a.k.a mendung. Di sisi lain, Rasa kembali menatap nenek tersebut.
“Nek, kenapa?” tanya Rasa hati-hati ketika melihat wajah nenek tersebut hanya tersenyum melihat wajahnya.
Rasa heran. Dari mana nenek ini datang? Pengunjung danau inipun sudah sepi, terasa hanya Rasa dan nenek itu berdua saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
302 Hari || ON GOING
Fantasyby: @rnndt_sfyn •(ON GOING) •(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Apa jadinya ketika laksamana hati telah pergi? 302 hari berlalu, apa yang dimohon Rasa selama itu? ~~~ Kisah ini bermula ketika Rasa, seorang penulis ternama yang selalu memimpikan sosok pangeran...