Sebelumnya ...
“WHATT?!” pekik Lika. “LO JUNKYU???”
ෆ~♪~♪ෆ“Jun, Lo tau gak? Kenapa jeruk nipis itu asem?”
Junkyu menatap bingung. “Emang dari sananya, kan? Emang kenapa?”
“Jeruk nipis rasanya asem, karena manisnya diambil semua sama kamu...” seloroh Lika gemas, mencubit pipi kanan Junkyu.
“Gue manis? Lo yakin?”
•°•°•°
“
Jun, bisa minta tolong anterin gue pulang?”
“Nih...” ujar Junkyu menyodorkan uang kertas dengan nominal lima ribu. “Lo naik ojek, ya. Gue gak bisa nganter.” tolak Junkyu.
Lika menatap orang lima ribu di tangannya. “Lima ribu doang masa cukup naik ojek, sih?” tanya Lika kesal. “Uang gue aja lebih dari uang yang Lo kasih.”
Mendengar itu Junkyu menghela napas dan tersenyum. “Bukannya gue gak mau nganter. Cuma Lo bisa liat sendiri kan?” tanya Junkyu, menatap sepeda dihadapannya. “Emang lo yakin bisa kepanasan? Kena debu?” lanjut Junkyu bertanya.
Lika menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedikit ia berpikir. “Iya juga ya...”
“Soal uang lima ribu, gue cuma punya uang itu. Masih untung gue kasih.” ujar Junkyu.
Lika menghela napas. “Gapapa deh gue kena debu, kenapasan hari ini. Yang penting Lo anterin gue aja. Gimana?” ucap Lika membujuk.
Junkyu hanya menggeleng. “Kita beda arah... Mending Lo pulang naik jemputan Lo aja. Jangan bareng gue...” ucap Junkyu berlalu, menggoes sepedanya.
'='='
Jun, Lo gak pernah ke bioskop, kan? Mau ke bioskop bareng gue gak? Nanti gue traktir.” tutur Lika duduk di bangku sebelah Junkyu.
“Gak deh, nyusahin...” jawab Junkyu.
Lika mengerutkan dahi. “Enggak kok. Nyusahin dari mana? Kita cuma perlu duduk di bioskop terus nonton aja.”
Junkyu menutup buku tulisnya. Kemudian menatap netra Lika. “Masud gue, jalan bareng Lo itu nyusahin.”
';';“Jun, tau gak? Lo ganteng tau pas jualan cilok...” gombal Lika tersipu menatap Junkyu yang sedang menyiapkan cilok yang ia pesan. “Jun, tapi gerobak Lo dekil. Gak mau ganti?” tanya Lika.
Mendengar itu Junkyu spontan terdiam, menghentikan pergerakan tangannya.
“Gu-gue salah bicara ya?” tanya Lika khawatir.
Junkyu menatap Lika dalam. “Enggak.” katanya, “Nih, lima belas ribu.” lanjut Junkyu menyodorkan keresek pada Lika.
“Jun, maaf ya,”
“Ciloknya lima belas ribu. Penerimaan maafnya lima ratus ribu. Cash ya.” lontar Junkyu menatap Lika.
KAMU SEDANG MEMBACA
302 Hari || ON GOING
Fantasyby: @rnndt_sfyn •(ON GOING) •(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Apa jadinya ketika laksamana hati telah pergi? 302 hari berlalu, apa yang dimohon Rasa selama itu? ~~~ Kisah ini bermula ketika Rasa, seorang penulis ternama yang selalu memimpikan sosok pangeran...