BAB 1 - Oh, Hai!

115 8 3
                                    

Halo prennn! Akhirnya aku berani juga nge publish bab pertam aku😁😁😁
Sumpah perasaan dah Dig dug serr gitu...
Apalagi pas nungguin kalian vote dan komen malah lebih panik lagi!
Eak!
Selamat membaca readers!
-Vonny Magdalane -

________________________________________
    

     “Apa? Maksudku, aku gak pernah bilang gitu ke kamu Tar!”

     “Halah alesan aja Lo. Lo naksir sama kak Benta kan….’’ Ujar seorang cewek yang kerap kali disapa dengan Tara itu.

Nampaknya wajah Versen berubah masam karena dituduh yang tidak tidak, padahal didalam hatinya ia mengiyakan semua tuduhan itu.

     “Yaudah sih, pokoknya aku udah bilang enggak” tegas Versen, Tara melengos karena malas meladeni temannya itu.

     “Ver! Kak Benta tuh!”

     “Mana? Mana?” Tanya Versen dengan antusias.

     “Tapi boong!”

     “Dasar Tara anak kencur!”

  Versen sebal lalu melampiaskan kekesalnnya itu pada buku yang ada didepannya itu dengan membalik balikkan halaman buku dengan sedikit kasar. Versen tidak terlalu pandai melakukan pencitraan, apalagi dengan orang orang terdekatnya. Ia lebih memilih berterus terang walau kata katanya bisa setajam sebilah pisau.

  Mata Tara melirik kearah sohibnya itu. Versen adalah sahabatnya yang sangat mendambakan seorang cowok yang bernama Benta itu. Satu tingkat diatas mereka. Menurut Tara, ini semua bermula disaat Tara dan Versen mulai mengikuti kelas bahasa Jerman dari disaat masih menduduki bangku kelas satu SMA. Entah bagaimana ceritanya, namun Benta selalu menaruh perhatian lebih kepada Versen. Tara tidak heran, memangnya apa ada seorang cowok yang tidak terpana melihat sohibnya itu?

     “Akhirnya dapet sinyal lo Ver! Kan nanti kita bisa double date!”

     “Hush! Ngarang aja kamu Tar!” Ujar Versen malu malu. Seketika tawa Tara menggelegar disana.

     “Halo”

Dua gadis yang sedang duduk bersamaan dengan mulut mereka yang penuh dengan bubur ayam itu masih mencoba untuk memahami situasi yang sedang melanda mereka sampai akhirnya, “Kak Benta!” seru Versen yang tampak kaget.

     “Panjang umur…” cicit Tara dengan sangat pelan, tapi tetap saja Versen dapat mendengarnya sebab ia berada disebelah gadis itu persis.

   Benta masih menatap wajah junior favoritnya yang masih nyaman dengan wajah yang menurut Benta sangat imut itu. Yah, Versen memang favorit baginya.

   “Kagetnya udah dong, aku kayak ngerasa jadi hantu aja…” canda Benta.

   Versen tersadar, pasalnya baru saja ia dan Tara membicarakan tentang Benta lalu tiba tiba muncul begitu saja. Hampir mirip dengan cerita cerita mengerikan yang sering Versen dengar, datang tidak diundang.

     “Ih! Siapa juga yang kaget kak, aku tuh cuma tertegun aja…” elak Versen dengan cepat.

     “Iyain aja deh, kasian…” ucap Benta yang langsung dibalas tatapan tajam Versen.

     “Eh, nanti aku gak bisa dampingin kamu sama Tara dulu ya di kelas bahasa Jerman. Gak apa apa kan?”

     Terpancar sorot kekecewaan dari mata Versen, “Oh iya kak, gak apa apa kok. Lagipun aku sama Tara udah agak agak bisa gitu bahasanya. Jadi tenang aja…” ujar Versen yang sangat bertolak belakang dengan batinnya.

Please, Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang