BAB 13 - Buta

7 4 0
                                    

Happy reading readers!

   Versen. Cewek itu sudah sadar sepenuhnya. Pagi ini ia meringis kesakitan disaat kembali merasakan bagian bawahnya yang terasa sangat perih. Pikirannya kembali ke memori yang memedihkan sekaligus memalukan baginya itu. Tanpa ia sadari ia menjerit sangat kencang sampai membuat beberapa perawat datang untuk menenangkannya dengan obat bius karena Versen yang gencar untuk memberontak.

   Rasanya sangat memalukan. Memuakkan. Menjijikkan. Sayangnya ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa pelaku yang dengan bejatnya menyetubuhinya. Rasanya ia ingin sekali mencabik cabik tubuhnya yang sudah kotor itu.

     "Bunda...mau mati aja...gak kuat"

   Kaisar yang mendengar gumaman dari Verseb yang tengah dalam keadaan sadar akibat bius yang diberikan oleh salah satu perawat pun hanya bisa diam saja. Cowok itu tengah berandai andai.

   Andai ia datang lebih cepat...andai ia memukul wajah penjahat kelamin itu lebih keras...andai ia bisa menyadarkan permatanya jika semuanya tidak apa apa....

   Andai

   Hanya itu yang terulang di otak cowok itu. Kata yang sama serta kalimat yang sama.

   Berjam jam Kaisar menghabiskan waktunya untuk menunggu Versen siuman. Matanya tidak pernah lepas dari cewek yang berwajah pucat dengan beberapa luka di wajahnya. Sampai tiba giliran waktu berjaga untuk Tara.

   Mereka saling bertemu saat keduanya bertukar untuk memasuki dan keluar kamar rawat Versen. Tara berusaha mencuri pandang untuk memperhatikan cowok yang berhasil membuatnya takut setengah mati hanya karena auranya saja. Sedangkan Kaisar melirik saja pun tidak, ia langsung keluar begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

   Klek

   Pintu telah tertutup.

   Huftt. Tara menghempaskan dirinya ke tembok beton kamar rawat Versen, menetralkan rasa gugup serta takutnya. Setelah dirasa sudah tenang, pelan pelan ia menghampiri si 'Kencur' favoritnya itu.

   Walau bagaimanapun wajah Versen tetap cantik, sampai terkadang ia dinobatkan sebagai cewek tercantik dikelas. Tidak, mungkin satu sekolah pikir Tara. Kadang sedikit iri, tapi Tara si 'Kencur' favorit Versen itu optimis luar biasa kalau dia adalah cewek tercantik kedua setelah Versen.

   Yah, walaupun Tara beneran cantik sih...

     "Ngggh..."

     "Ver! Lo udah sadar?!"

     "Sakit Tar..." Rintih Versen kesakitan dikala Tara mencengkram tangannya dengan kuat.

     "E-eh, iya maaf maaf. Mau minum?" Tany Tara, sedangkan Versen menggelengkan kepalanya.

     "Gak sekolah Tar?"

     "Lah si udang bakwan, terus sekarang Gue pake seragam sekolah maksudnya apa, hah?"

     "Oh, gak notice"

     "Ih Ver, sumpah Lo ngeselin banget sih" keluh Tara.

   Sekarang pukul 05.30 pagi. Sepagi itu Tara dengan niatnya pergi kerumah sakit dulu menjenguk Versen sebelum dirinya pergi berangkat ke sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang