BAB 10 - Bunda

26 6 0
                                    

Happy reading readers!







   Hujan. Kali ini hujan lagi. Wanita itu menatap penuh risau keluar jendela. Yah, kebiasaan jakarta saat musim penghujan ini.

     "Anak anak sudah tidur San?"

     "Sudah, sekitar sepuluh menit yang lalu udah pada ngorok..." jawabnya sambil terkikik.

   Sania kembali menengok tetesan hujan yang turun dari langit semakin deras malam ini. Suhunya juga menjadi sedikit dingin, tapi ia suka. Suara titik hujan yang mengetuk asbes wuwungan rumah itu, dia juga suka.

     "Ar, besok pagi ikut cari cari jajan buat anak anak ya! Aku mau beliin mereka yang enak enak"

     "Iya...sekarang tidur yuk, aku udah ngantuk juga nih"

     "Hahahah! Baru jam sebelas malam udah ngantuk aja, dulu diterabas aja meskipun udah jam 4 subuh..."

     Arta mendengus kesal, "itu kan dulu San, sekarang aku udah ada istri, udah ada anak, masa mau berlagak seperti ABG gitu?"

     Sania kembali tertawa, "emangnya bisa gitu?"

     "Bisa lah! Lihat buktinya sekarang, aku jadi ayah paling baik se-dunia"

     "Gak se-semesta?"

     "Se-jagad raya"

   Awalnya Sania tertawa jenaka, namun kini ia telah berhenti tertawa dan mulai menajamkan pendengarannya.

     "Ar, denger gak?" Arta jadi ikut diam sejenak, menajamkan pendengarannya.

     "Denger apaan?"

     "Kayak orang nangis..."gumam Sania namun masih terdengar oleh suaminya itu.

     "Mungkin itu kucing, kan sekarang musimnya kucing kawin. Biasa kucing banyak 'ngaong ngaong'..." ujar pria itu.

     "Hmm, iya juga ya. Yaudah aku mau tidur juga, ngantuk"

   Sania pun berjalan gontai bersama Arta menuju kamarnya. Dirinya sangat mengantuk, tidak bisa ditoleransi lagi. Namun ia seperti ingin keluar saja ke teras rumah. Seperti ada sesuatu yang menarik hati dan pikirannya.

   Sania melirik Arta yang sudah terlelap duluan sambil memeluk dirinya, ia segera menyusul, terlelap menuju alam bawah sadar.

     "Sania!"

   Mendengar namanya dipanggil, Sania segera membuka matanya.

     "Loh...Ar? Kamu ngapain? Katanya mau tidur..." tanya wanita itu ketika melihat suaminya berada diambang pintu kamar sambil memegang cangkir bermotif polkadot itu yang berisi kopi expresso kesukaan Arta.

     "Tidur? Ini udah pagi San..."

     Sania geleng geleng, "sangking nyenyaknya, aku sampe gak tau waktu..." ujarnya lalu turun dari ranjangnya.

     "Kenapa?"

     "Gak mau sarapan? Anak anak udah nungguin loh"

Please, Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang