BAB 8 - Dark Side

82 6 2
                                    

Happy reading readers!


   Versen mengerjapkan matanya, kepalanya terasa pening. Namun seperkian detik setelahnya ia sedang dalam situasi yang bahaya. Ia langsung bangun serta terkaget, ia tengah berada didalam sebuah bilik dan sebelumnya ia tengah tertidur disebuah kasur yang tidak terlalu mewah. Lampu tidurnya menyala walaupun lampu utamanya masih belum dimatikan.

   Bau ruangan ini bau rokok dan bau bau lain yang tidak Versen kenali. Ia kembali mengingat kejadian sebelum ia benar benar kehilangan kesadarannya. Pelupuk matanya tergenang air mata. Benar benar kurang ajar.

   Namun hal penting yang harus ia lakukan saat ini adalah, melarikan diri. Benar, ia diculik oleh orang asing, berada ditempat asing, maka sangat kuat dugaan cewek itu.

   Sebuah pintu yang terbuat dari kayu mengalihkan semua perhatiannya. Secercah harapan, ia bisa selamat keluar dari sini. Entah mengapa pikirannya melambung kepada sang kekasih, Benta. Andai saja cowok itu ada disini, maka Versen sudah akan berlari dan memeluknya dengan erat, menyalurkan semua rasa ketakutan yang tengah ia rasakan saat ini.

   Versen segera berlari menuju pintu tersebut dan membuka kenop pintunya.

   Ceklek!

   Tubuh Versen seketika meluruh, air matanya terus berjatuhan, kakinya sudah lemas tidak kuat menahan bobot tubuhnya. Sepertinya Tuhan mengabulkan apa yang ia inginkan barusan.

     "K..kak Ben..ta?"

     "Ver!" Seru Benta lalu memeluk tubuh Versen yang sudah tidak berdaya itu.

   Versen menumpahkan semua air mata yang ia tahan sedari tadi. Ia memeluk Benta dengan erat seakan akan tidak mau kehilangan cowok itu barang sedetik pun. Tangan Benta mengelus kepala belakang Versen untuk lebih menenangkannya.

     "Kak tadi aku diculik kak!"

     "Terus...terus aku dipegang pegang!"

     "Aku takut kak" ucap Versen terdengar sangat pilu.

     "Kakak pasti datang buat nyelamatin aku kan?"

   Benta terus memeluk Versen tanpa memiliki niatan untuk menjawab pertanyaan cewek itu. Benta tetap memeluknya, mencoba untuk terus menenangkan cewek itu.

     "Kak kita harus kabur sekarang! Disini gak aman!" Ujar Versen sambil mendorong tubuh Benta untuk membawa mereka keluar dari kamar.

   Saat melihat pemandangan diluar kamar, Versen semakin dibuat bingung dengan suasananya. Lampu lampu neon berputar putar, suara musik DJ yang membuat telinga nya berdengung, serta banyaknya orang yang tengah menari dengan pose yang menjijikkan.

   Menyadari akan kebingungan Versen, cepat cepat Benta menggiring Versen untuk kembali masuk kedalam kamar.

     "Kak itu tadi apa?"

     "Kita ada dimana?"

     "Kak aku takut..."

   Benta hanya menghela napas panjang saat diserang Versen dengan pertanyaan pertanyaannya. Dengan langkah tanpa keraguan Benta mendekati Versen dengan sorot mata yang tajam. Bak seekor singa yang ingin memangsa rusa.

Please, Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang