5

15.9K 1.4K 20
                                    

Sesuai janji nya, Daddy Alter, mommy Helen dan uri Baby El pergi ke mall.
El dari tadi sudah mengoceh di gendongan daddy nya, ingin boneka kelinci, bear dan kawanan nya.

"Didii, nanti yang besaaaar ya?." Ini pertanyaan sekaligus permintaan El yang ke seribu kali nya, jujur saja Alter dan Helen sudah gemas dengan bocah 13 tahun yang menjabat sebagai putra bungsu mereka.

"Iya baby iya, nih udah mau sampai di toko nya.

El melihat ke segala penjuru arah, banyak orang yang melihat mereka dengan tatapan kagum, tapi apa peduli El? Ia hanya ingin boneka yang banyak untuk menjadi pasukan khusus dan menyerang dydy nya nanti.

" Didii, El mau turunn." Setelah sang daddy menurunkan badan mungil nya ke bawah dengan perlahan, El segera mengelilingi toko dan melihat ke segala jenis boneka yang memanjakan mata bocah berusia 13 tahun dengan tinggi di bawah rata rata keluarga Adiputra dan Alister, tinggi El hanya ± 142 cm. Sedangkan rata rata tinggi kedua keluarga tersebut adalah 180-190 cm, maklum saja mereka blasteran.

"Dydy El mau ini lihat! Dydy sinii! Mau tuan bear ituu." Tangan El menunjuk dan memegang kaki sebuah boneka besar berbentuk beruang dengan topi di kepala nya, sedangkan sang daddy tidak sampai sampai ke arah nya dan malah menjawab telepon, sedangkan sang mymy pergi ke toilet, itu membuat El mencebik kesal.

Dan benar saja, belum saja El mendapatkan boneka nya, boneka tersebut sudah di ambil orang lain, El bingung ia kira boneka itu akan di ambilkan untuk nya, tapi taunya bukan!.

"Boneka nya El bawa kesini! Itu punya El! El pegang duluan! Itu punya El! Balikin!." El menarik narik pelan baju pegawai yang mengambil boneka yang sudah di akui sebagai milik nya.

"Eh? Maaf tapi bonekanya sudah mau di beli oleh nyonya dan adik kecil yang ini, adek pilih yang lain ya, minta uang sama orang tua nya dulu Oke?."

Mata El berkaca kaca, jika ia tidak bisa mendapatkan boneka yang sama maka ini salah mymy dan dydy nya.

"Hks! Tapi El pegang duluan, El sudah bilang dydy katanya boleh ambil yang mana aja, t-tapi kenapa ini tidak boleh?."El masih memegangi baju pegawai toko tersebut, sedangkan ibu ibu yang ingin membelikan boneka untuk putri nya itu melihat dengan tidak suka.

"Hei, boneka ini sudah jadi milik putri saya, kamu ini di ajarin sopan santun sama orang tua mu gak sih? Sudh punya orang kok mau di ambil!." El menegang, ia sudah hampir mau menangis, ia menatap boneka yang ia mau dan menatap putri dari nyonya tersebut yang mengejek El.

"Kamu kan laki laki, kenapa main boneka? Boneka kan mainan nya anak perempuan." Ujar anak perempuan itu dengan wajah polos polos menyebalkan.

"Sudah sayang, mungkin anak ini bencong." El yang dulunya tidak tahu apa itu bencong diam saja, tapi El menangis karena merasa jika boneka tersebut tidak bisa lagi ia dapatkan.

"Hks, huweee mymy, dydy." Pecah sudah tangisan bocah menggemaskan ini.

Para pegawai toko boneka ini pun menjadi kalang kabut, anak siapa ini yang menangis? astaga menambah pekerjaan mereka saja.

"Bajingan, kalian apakan putra ku?!." Teriakan dingin nan menusuk itu membuat seisi toko menoleh, mereka semua kaget mendapati tuan Alterio Adiputra bersama istri nya yang berlari memeluk bocah yang sedari tadi menangis.

Semoga kalian selamat hihi~

Semoga kalian selamat hihi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Antagonis or Protagonis? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang