🐍3

9.5K 541 32
                                    

Happy Reading!

Saat ini semua penghuni istana sedang sibuk membicarakan tentang menghilangnya putri Swara dihari pernikahannya. Bahkan mereka yang harusnya mempersiapkan acara pernikahan justru santai tak melakukan apapun. Para pelayan lebih tertarik untuk berkumpul di satu titik dan bergosip.

"Aku dengar Putri Swara menghilang."ucap salah satu pelayan.

"Bukan kau saja yang mendengarnya, tapi kita semua."sahut pelayan lain.

"Menurut kalian, apa pernikahannya dibatalkan?"tanya pelayan yang satunya lagi.

"Tentu saja. Pernikahan tidak mungkin terjadi jika Putri Swara menghilang."

"Tapikan ada gadis yang dibawa Pangeran kemarin, mungkin saja Pangeran akan menikah dengan gadis itu."

"Ah tidak mungkin, manusia desa itu mana pantas bersanding dengan pangeran kita."

"Lalu siapa yang pantas? Kamu?"

"Bukan begitu, maksudku mana mungkin manusia desa itu sebanding dengan Putri Swara."

Di tengah perbincangan seru itu, tanpa para pelayan sadari ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka.

Dia adalah pria yang tak kalau tampan dari pangeran Alvard. Tentu saja, karena dia adalah pangeran kedua kerajaan ular.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

Para pelayan langsung menegang kemudian berbalik.

"Maaf, pangeran Nai. Kami sedang berbicara tentang pernikahan pangeran Alvard."jawab salah satu pelayan dengan nada takut.

"Lalu kenapa kalian masih tidak melakukan apapun? Hari ini adalah pernikahan pangeran kalian."ucap Nai datar.

"Ampun pangeran Nai, tapi bukankah putri Swara menghilang? bagaimana pernikahan bisa tetap dilakukan."

"Persiapkan saja semuanya seperti rencana awal. Pastikan segalanya berjalan baik di hari pernikahan pangeran Alvard."ucap Nai datar.

"Baik, pangeran."sahut para pelayan lalu dengan cepat membubarkan diri dan mempersiapkan pernikahan yang beberapa saat lalu sempat mereka yakini tidak akan terjadi.

Sedangkan di tempat lain, pangeran Alvard nampak bosan mendengar segala jenis saran yang disampaikan oleh penasehatnya.

"Pangeran, kita harus segera mencari Putri Swara,"ucap sang penasehat membuat Alvard hampir memutar bola matanya malas."atau kita bisa mengirimkan pasukan kerajaan untuk membantu pencarian Putri Swara. Bagaimana menurut Pangeran?"tanya Sang Penasehat lagi dan Alvard masih diam.

"Pangeran, ini adalah masalah yang serius. Calon istrimu menghilang dan kamu tidak nampak khawatir sama sekali. Apa yang akan dikatakan oleh kerajaan Swarajagat jika mereka mengetahuinya."geram sang penasehat saat melihat bagaimana acuhnya pangeran Alvard saat calon istrinya menghilang.

"Lakukan apa saja yang kau mau penasehat, cari saja mantan calon istriku itu."ucap Alvard dingin lalu beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan dengan santai menuju pintu.

Namun disaat dia membuka pintu sang penasehat kembali bersuara."Pernikahan akan berjalan sesuai kesepakatan kita. Saat Putri Swara ditemukan maka pernikahan akan langsung dilaksanakan." ucap penasehat tegas.

"Ditemukan?"tanya Alvard dengan senyum miring.

"Putri Swara mungkin diculik oleh seseorang yang tidak menyukai pernikahan kalian. Karena itu mungkin akan sedikit sulit untuk menemukannya. Tetapi saat Putri Swara ditemukan maka Pangeran harus tetap menikahinya. Karena ini merupakan kewajiban pangeran sebagai putra tertua dan calon Raja berikutnya. Dan satu lagi, batalkan niat pangeran untuk menikahi manusia desa itu." ucap sang Penasehat membuat mata hitam Alvard seketika berubah menjadi semerah darah lalu dengan langkah cepat berlalu meninggalkan ruangan itu.

Alvard melangkah kesal menuju kamar adik perempuannya, putri Naysila. Begitu tiba di depan pintu, dia langsung saja mendorongnya dengan kasar hingga membuat dua orang yang tengah mengobrol di dalam kaget.

"Kakak, apa yang kakak lakukan?"tanya Nay kesal.

"Apa penasehat tua itu mengatakan sesuatu?"tanya Nai yang bisa menebak apa yang terjadi.

"Ya."jawab Alvard singkat.

"Lalu bagaimana dengan pernikahannya?"tanya Nay penasaran.

"Bukankah sudah kubilang kita bunuh saja Penasehat tua itu. Dia sama sekali tidak berguna."usul Nai marah. Matanya bahkan berubah warna menjadi merah.

"Jika kita benar tidak membutuhkannya, pasti sudah kubunuh"ucap Alvard dingin.

"Memangnya apa gunanya penasehat tua itu, kak? Dari dulu sampai sekarang yang dia lakukan hanyalah mengatur pernikahan kakak dengan Putri Swara dan untungnya kita masih bisa mencegah hal itu agar tidak terjadi."Nay mengatakan itu dengan nada kelewat kesal.

"Karena itu aku ingin kalian melakukan satu hal lagi."ucap Alvard datar dan tak menjawab apapun.

"Menaruh racun di dalam makanan seorang Putri?"tanya Nay acuh.

"Atau menculik seorang putri lagi?"tanya Nai datar.

Mendengar dua pertanyaan yang keluar dari mulut kedua adiknya membuat Alvard paham jika dia sudah terlalu banyak melibatkan mereka dalam urusannya. Tapi mau bagaimana lagi, hanya merekalah yang saat ini dapat Alvard percaya untuk melakukan sesuatu.

Alvard menghela napas kasar."Nay, pergilah temui Nandini dan pastikan ia akan siap untuk pernikahan dua jam lagi. Dan Nai pergilah ke kamar Penasehat, berikan dia sedikit hadiah yang membuatnya tidak dapat membuka mata untuk beberapa minggu ke depan."titah Alvard dengan seringai licik .

"Baik."sahut keduanya cepat lalu beranjak untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing.

Bersambung

SNAKE PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang