🐍5

9.5K 556 28
                                    

Happy Reading!

Nandini melotot panik saat menyadari pakaian yang ia kenakan. Apalagi posisinya kini sudah berada di atas pelaminan dan ada seorang pria yang memakai pakaian dengan warna senada dengannya.

"Apa mau mu?"tanya Nandini pelan.

"Tidak perlu takut. Upacara pernikahan tidak akan berlangsung lama."ucap Alvard membuat Nandini menggeleng tak terima.

"Tidak mau. Aku tidak mau menikah." tolak Nandini keras membuat Alvard menyeringai.

"Lihat ke sana dan katakan keputusanmu!"titah Alvard dingin membuat Nandini dengan cepat menoleh dan langsung menjerit.

"Ayaah!"

Nandini langsung menggeleng. Kenapa ayahnya ada di sini dalam keadaan leher yang terikat di atas tiang gantung. Dan di bawah hanya ada kayu rapuh untuk berpijak.

"Lepaskan ayah ku!"teriak Nandini marah.

Alvard hanya diam begitupun semua orang yang ada di sana.

"Kenapa kamu melakukan ini pada ku dan ayah. Kenapa?"teriak Nandini lalu mulai menangis keras. Ia begitu kesal namun tak tahu harus melakukan apa.

"Menikah atau tidak?"tanya Alvard datar.

"Tidak. Aku tidak mau."tolak Nandini meski ia sudah mendapat ancaman.

"Baiklah."ucap Alvard lalu menunjukkan panah yang entah bagaimana bisa muncul di tangannya.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Nandini pelan dengan nada bergetar.

Alvard menyeringai lalu membidik menggunakan busur panah di tangannya."Aku hanya perlu melepaskan anak panah ku ke kayu itu dan semuanya selesai."ucap Alvard membuat Nandini menggeleng keras.

"Tidak, jangan lakukan itu pada ayahku. Tolong bebaskan ayahku, dia tidak bersalah."ucap Nandini memohon sembari menyatukan kedua telapak tangannya.

"Pilihannya hanya ada dua, kita menikah atau ayahmu akan mati." ucap Alvard membuat Nandini mengangguk dengan air mata yang bercucuran. Sepertinya tidak ada pilihan lain sekarang. Ia hanya bisa mengikuti takdir yang digariskan tuhan padanya.

"Tapi berjanjilah kau akan membebaskan ayahku dan menjamin keselamatan semua penduduk desa." pinta Nandini sembari memandang wajah ayahnya.

Alvard mengangguk."Aku berjanji."

"Bebaskan ayahku dulu baru kita menikah."ucap Nandini pelan. Ia takut namun tidak ada pilihan lain. Bagaimana jika ia sudah menikah tapi ayahnya tetap dibunuh.

"Hancurkan saja balok kayunya, kak." seru Nay dengan senyum licik membuat Nandini ingin mencakar wajah gadis yang tadi menipunya mentah-mentah itu.

"Semakin lama menunda pernikahan, semakin dekat juga ayahmu dengan kematian."ucap Alvard dingin.

"Baik. Kita akan menikah tapi berjanjilah kau akan membebaskan ayahku." ucap Nandini memelas. Ia harus memastikan keselamatan ayahnya sekali lagi.

"Aku tidak pernah mengingkari janji." ucap Alvard penuh keyakinan.

"Apakah sudah bisa kita mulai, pangeran?"tanya seorang pria berjanggut putih dengan kepala yang dipenuhi uban.

"Tentu saja kakek Rodu, mulai upacara pernikahannya."ucap Alvard tenang.

"Di mana penasehat? Dia harus menjadi saksi untuk pernikahan kalian."tanya kakek Rodu membuat Alvard tersenyum misterius.

"Penasehat sedang melakukan perjalanan penting, hingga tidak bisa hadir di acara pernikahan ini. Tapi tenang saja, ada aku dan kak Nai yang akan menjadi saksi."ucap putri Nay dengan penuh kelembutan membuat Nandini mencibir tak suka.

"Gadis itu benar-benar licik."gumam Nandini pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Alvard.

"Baiklah kita mulai upacara pernikahannya. Pangeran Alvard Naviy Punggus dan Nandini Abyan di persilakan untuk saling menghadap."ucap kakek Rodu membuat Alvard segera menarik Nandini agar berdiru berhadapan dengannya.

"Sekarang Pangeran Alvard harus menggigit leher calon pengantin wanita lalu menyalurkan separuh racun yang dimiliki."

Mendengar hal itu Alvard dengan cepat menggigit leher Nandini lalu menyalurkan sebagian racun yang dimilikinya. Nandini yang seorang manusia tentu saja langsung jatuh tak sadarkan diri dengan tubuh yang membiru.

"Apa yang terjadi?"kaget Alvard lalu dengan panik memanggil tabib.

"Tidak perlu, Pangeran. Lanjutkan saja upacaranya, istri pangeran akan baik-baik saja."ucap kakek Rodu menenangkan.

"Tapi__"

"Lanjutkan saja, kak. Nay yakin kak Nandini baik-baik saja."bisik Nay membuat Alvard akhirnya diam.

"Selanjutnya gendong istri pangeran lalu kitari api itu sebanyak 3 kali sambil mengucapkan sumpah pernikahan."ucap kakek Rodu yang dengan cepat dilaksanakan oleh Alvard.

Setelah mengelilingi api, Kakek Rodu langsung meminta Alvard untuk menghabiskan malam bersama pengantinnya selama tiga hari tiga malam agar racun di dalam tubuh Nandini menghilang.

Alvard yang masih menggendong Nandini dengan cepat melangkah menuju kamarnya. Begitu tiba di kamar, dia langsung membaringkan tubuh Nandini di atas kasur kemudian melepas seluruh pakaian Nandini.

"Penyatuan ini akan berlangsung sangat panjang."gumam Alvard lalu berubah menjadi ular.

Bersambung

SNAKE PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang