Satu minggu setelah pertempuran Eliza melawan makhluk surga berakhir, Planet Helheim, atau dunia iblis, tengah diselimuti suasana yang penuh dengan suka cita yang mendalam. Tawa riang dan rasa bangga dari seluruh iblis memenuhi udara, menghiasi keindahan malam purnama dalam suatu pesta yang meriah.
Kemenangan Eliza kemarin menjadi sejarah baru yang terukir di dunia iblis, di mana dia berhasil mengakhiri konflik panjang yang selama ini mengintimidasi dunia iblis, dengan sebuah kemenangan telak.
Walaupun belum ada pengakuan langsung dari pihak malaikat atas berakhirnya konflik ini, seluruh iblis percaya, bahwa konflik panjang ini telah berakhir sepenuhnya. Mereka merasa sangat yakin tidak akan ada lagi kehancuran yang menyelimuti dunia iblis seperti sebelumnya.
Setelah mengakhiri pertempuran panjangnya itu, Eliza justru tak kunjung kembali ke dunia iblis. Dia tiba-tiba menghilang setelah melancarkan serangan dahsyatnya tanpa meninggalkan jejak atau pesan sedikit pun pada para pengikutnya.
Bahkan, kabar kemenangan ini disampaikan oleh Zexia selaku tangan kanannya, yang saat itu menyaksikan pertempuran Eliza melawan ribuan malaikat dengan bersembunyi di kegelapan langit angkasa.
Ketidakhadiran Eliza di saat-saat perayaan seperti ini seolah sudah menjadi hal lumrah. Di hari biasa pun, dia jarang sekali terlihat berada di kastilnya. Ambisi kuat yang terus memandunya ke arah tidak dapat diukur, dia selalu berpergian ke berbagai dunia dalam waktu yang sangat lama.
Saat ini, di sekitar kastil Gehenna milik Eliza, yang berada di tengah ibukota dan pusat dari dunia itu sendiri, para iblis berbondong-bondong berkumpul di sana untuk merayakan pesta kemenangan ini. Mereka berkumpul di satu tempat dengan penuh antusias untuk merayakan kelahiran sejarah baru yang terukir indah.
Jalan-jalan utama dihiasi dengan lentera-lentera berwarna merah darah yang memancarkan cahaya hangat. Musik tradisional dunia iblis menggema di seluruh penjuru kota. Anggur tradisional di dalam gelas-gelas kristal diangkat tinggi, diiringi sorakan dan teriakan penuh semangat menyebut nama Eliza dengan rasa bangga.
Dalam suasana penuh kebahagiaan, para iblis saling bersulang, merayakan kemenangan ini dengan semangat tak terbendung. Mereka mengungkapkan rasa syukur pada sang penguasa dunia iblis, Ratu Eliza. Mungkin jika tanpa dirinya, mereka tidak akan bisa lepas dari takdir kejam yang selama ini mengikat nasib mereka sebagai iblis.
Sementara itu, di sisi lain tempat, dalam salah satu ruangan kastil yang megah, suasana begitu tenang tidak seperti di alun-alun kastil. Di sana, terdapat empat iblis sedang duduk berkumpul. Setiap gerakan mereka penuh dengan keanggunan, dan aura kegelapan yang kental terlihat jelas dalam ekspresi mereka yang khas.
Di tengah mereka, terdapat sebuah meja berbentuk persegi panjang, dihiasi dengan jamuan yang tersusun rapi. Hidangan-hidangan lezat dan anggur tradisional disiapkan dengan sempurna, mencerminkan kehormatan dan kemegahan yang sesuai dengan para tamu istimewa ini.
Keempat iblis tersebut bukanlah sekadar iblis biasa, juga bukan bagian dari Imperal Dominium. Mereka adalah hirearki tertinggi dalam dunia iblis, yang melayani Eliza secara langsung dengan penuh pengabdian. Mereka disebut sebagai IV Annienta, Empat Pilar Iblis Kehancuran.
"Uwah~ mereka sangat menikmati pesta. Aku jadi pengen ke sana...." celetuk iblis kecil berambut violet sambil menatap jendela dengan bola mata berbinar.
Gadis kecil itu memiliki wajah polos yang keimutannya sangat mencolok. Rambut twintail violetnya tampak begitu indah dengan hiasan kecil yang ada di kepala. Gadis iblis bertubuh mungil ini bernama Violatte Ludencia, atau dikenal sebagai Catena Dominus.
"Dengan kemenangan yang diraih Nyonya Eliza, apakah semua ini telah berakhir?" tanya sosok wanita iblis yang selalu memejamkan kedua matanya dengan wajah gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Destruction I : Initium Viae
FantasyAlam semesta adalah panggung sandiwara dari segala penciptaan. Segala sesuatunya saling terhubung membentuk sebuah harmoni yang seimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, realitas terus terjatuh ke dalam simfoni yang salah. Para Dimensional Being...