Chapter 3

572 34 2
                                    


╔╔╔╔╔╔╔╔╔ HAPPY READING MINNAA ╗╗╗╗╗╗╗╗╗



Sekitar jam 7 malam, Minato kembali dari kantor, tentu saja bersama Sakumo. Naruto yang melihat ayahnya pulang langsung menyambut dan berlari ke arah Minato. Minato melebarkan tangannya bersiap menangkap Naruto. Benar-benar harmonis hubungan antara ayah dan anak itu.

Minato masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Setelahnya, ia menuju ruang makan, di mana Naruto sudah berada di sana. Makan malam sudah tersaji memenuhi meja makan yang terbilang cukup besar untuk dua orang. Mereka sedikit berbincang di sela kegiatan makan mereka.

"Naru sayang, besok ayah akan berangkat ke Korea Selatan, mungkin sekitar satu minggu. Akan ada pertemuan bisnis dengan kolega-kolega ayah di sana. Naru baik-baik ya di rumah." jelas Minato pada anaknya bahwa ia harus pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis.

"Hum, Naru pasti kangen ayah. Ayah jangan lupa bawa oleh-oleh buat Naru yaa~ hehe."

"Tentu saja. Apapun akan ayah berikan untuk anak ayah yang manis ini."

"Ish ayaahh, Naru kan laki-laki. Harusnya tampan, bukan manis. Teman-teman Naru juga bilang Naru manis. Menyebalkan!" Naruto tak terima. Ayahnya selalu mengatakan bahwa ia 'manis' atau 'cantik'. Jelas-jelas dia ini laki-laki. 'Semua mata mereka rusak sepertinya' batin Naruto kesal.

"Tapi kau memang sangat manis Naru."

Naruto memanyunkan bibirnya, tidak terima di bilang manis. 'Nahkan, tingkahnya saja seperti ini. Tampan apanya? Sedikit lagi saja rambutnya panjang, pasti orang-orang mengira Naru anak perempuan.' batin Minato yang melihat tingkah anaknya yang kelewat lucu ketika merajuk.

Perdebatan kecil membahas 'manis' ayah dan anak itu berlangsung hingga keduanya selesai makan. Setelah itu, Minato mencium pipi anaknya sambil mengucapkan selamat malam lalu pergi ke ruang kerjanya. Naruto mencari Iruka dan menemukannya di kamarnya.

"Paman Iruka, apa paman sedang sibuk?"

"Tidak, Naru-chan. Apa kau membutuhkan sesuatu?"

"Hehehe, paman~, tolong bantu Naru mengerjakan tugas prakarya Naru yaa."

"Okee."


Iruka dan Naruto berjalan ke arah kamar Naruto. Kakashi yang ada di dalam kamar mendengar percakapan mereka berdua pun keluar kamar. Ia berdiri di depan kamar Naruto yang pintunya terbuka. Naruto yang melihat Kakashi berdiri di depan kamarnya mengajak Kakashi untuk membantunya juga. Kakashi pun masuk ke dalam kamar Naruto. 'Wanginya, sama seperti Naru. Harum vanilla yang manis.' Batin Kakashi ketika memasuki kamar Naruto.

Keesokan paginya, semua orang sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing, tak terkecuali Minato dan Naruto. Minato berpamitan pada Naruto. Naruto terlihat sedikit sedih karena akan ditinggal Minato selama seminggu penuh. Sakumo tentunya juga ikut bersama Minato. Ia menitipkan tanggung jawabnya sementara pada Kakashi. Akhirnya Minato, Sakumo, dan Yamato pergi menuju bandara. Naruto kembali ke dalam untuk bersiap berangkat sekolah. Iruka dengan cekatan sudah menyiapkan keperluan Naruto. Kakashi pun sudah rapih dan bergegas menyiapkan mobil untuk mengantarkan Naruto ke sekolah.


(Skip sekolah)


Seharusnya Naruto pulang sekolah 4 sore. Tapi karena sebentar lagi akan ada ujian, diadakan jam tambahan selama dua jam. Karena jalanan yang ramai, Naruto sampai di mansion jam 7 malam. Ia langsung masuk ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Setelah itu, Naruto turun langsung menuju dapur karena ia merasa lapar. Koki yang ada di sana langsung memasakkan makanan untuk makan malam Naruto. Biasanya ia akan makan berdua bersama sang ayah, namun mulai malam ini sampai seminggu kedepan ia akan makan sendirian. Naruto sangat tidak suka itu. Saat makanan sudah tersaji di depannya, bukannya langsung makan tapi Naruto malah pergi meninggalkan ruang makan. Ia menuju lantai dua, tepatnya kamar Iruka dan Kakashi.

Tak disangka, ia langsung menemukan Iruka dan Kakashi sedang mengobrol di depan kamar mereka. Naruto menghampiri dua orang dewasa itu.

"Paman, kakak, sedang apa kalian di sini?"

Iruka mengarahkan pandangannya ke arah suara, "Ah, Naru-chan, tidak ada. Kakashi menanyakan beberapa hal, karena itulah kami berdua di sini. Apa kau sudah makan, Naru-chan?"

"Belum paman. Rasanya sepi sekali makan sendirian, biasanya ada ayah yang menemani. Paman, kakak, maukah kalian makan bersama Naru? Naru tidak suka makan sendirian." kata Naruto sambil memasang wajah sedihnya.


Oh tidak, Iruka sangat tidak suka ekspresi sedih Naruto. Ia sudah menganggap Naruto bagaikan anak kandungnya sendiri. Tetapi ia ragu, apa tidak masalah baginya untuk makan bersama anak dari tuannya? Ia yang hanya 'pengasuh' Naruto merasa itu tidak pantas. Tetapi ini permintaan langsung dari Naruto, bagaimana ia bisa menolaknya?

"Baiklah, paman akan menemani Naru-chan. Kakashi-san juga akan menemani. Bagaimana kalau Naru-chan ke ruang makan dulu? Paman mau mengganti baju paman dulu."

"Asyiikkk. Tidak perlu terlalu rapih, paman. Kita kan Cuma mau makan."

Naruto yang senang mendengar jawaban Iruka langsung bergegas kembali ke ruang makan. Kakashi yang sedari tadi diam bertanya pada Iruka apa tidak masalah dengan permintaan Naruto? Oh ayolah, ia baru saja bekerja masa harus dipecat? Iruka yang mengerti maksud Kakashi menjelaskan sekaligus meyakinkan Kakashi. Setelah mendengar Iruka, Kakashi pun akhirnya setuju. Mereka berdua akhirnya menyusul Naruto yang sudah terlebih dahulu ke ruang makan.









Allooowww kawan-kawann ehehe.

Terima kasih sudah membaca cerita isengku ini kawan-kawan

Mohon maaf kalo ada kata-kata yang kurang pantas dan salah dalam pengetikan.

Kalo ada kritik dan saran boleh banget yaww

Salam cinta dari Namm <3

D,13-09-23

Mission Forever | KakaNaru (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang