Chapter 17

267 16 0
                                    


╔╔╔╔╔╔╔╔╔ HAPPY READING MINNAA ╗╗╗╗╗╗╗╗╗



Minato menghela nafasnya kasar. Ini sudah lewat jam makan siang, tapi Naruto belum juga keluar dari kamarnya. Kabar dari Iruka itu membuatnya tambah frustasi, bagaimana ia bisa fokus bekerja? Naruto belum makan sejak mereka makan siang di taman bermain kemarin. Minato mulai merutuki keputusannya, tapi jika tidak ia lakukan, ia tidak bisa percaya pada Kakashi sepenuhnya.

Di mansion, Iruka masih berusaha untuk membujuk Naruto untuk keluar dan makan. Ia khawatir, Naruto bisa sakit jika seperti ini. Ia sudah meminta Kabuto untuk membuatkan surat izin untuk Naruto. Jangankan sekolah, untuk sekedar membuka pintu saja Naruto tidak mau.

Naruto sebenarnya lapar, tapi ia tidak mau keluar. Ia benar-benar marah kali ini. 'Kakak di mana? Naru rindu kakak.....Naru mau kakak.....' gumam Naruto. Seragam Kakashi yang ia ambil tadi malam sekarang dipakainya. Ia sangat merindukan pemilik aroma di seragam ini.

Minato pulang lebih cepat dari biasanya. Ia tak bisa fokus pada pekerjaannya, belum lagi sekarang perasaannya tidak enak. Sesampainya di mansion, Minato langsung menuju dapur. Kenapa dapur? Biasanya Iruka ada di sana, jadilah ia ke dapur.

"Iruka, apa Naru sudah keluar?" tanya Minato begitu melihat Iruka.

Iruka menggeleng, "Maaf Tuan, aku tidak bisa membujuknya. Naru tidak membuka pintunya sama sekali."


Minato berlari menuju kamar Naruto. Iruka dan Sakumo mengikuti di belakangnya. Minato kembali mengetuk pintu dan memanggil Naruto, namun hening. Minato semakin brutal mengetuk pintu itu, ia sangat khawatir pada Naruto. Sudah tak bisa menunggu, ia menyuruh Sakumo untuk mendobrak pintu itu.

Begitu pintu terbuka, Minato langsung melihat Naruto yang meringkuk di atas kasurnya. Tubuh Naruto sangat panas, tapi anak itu menggigil kedinginan. Minato langsung menghubungi Kabuto. 20 menit kemudian, Kabuto sampai dan langsung memeriksa Naruto.

Saat Kabuto ingin melepas seragam Kakashi yang dikenakan Naruto, tangannya langsung ditepis. "Jangan.....Naru mau pakai terus."

"Baiklah, tak akan kulepas."


Setelah memasang infus dan menyuntikkan penurun demam, lalu Naruto tertidur. Kabuto kembali merapikan peralatannya. Mengeluarkan beberapa obat yang memang sudah ia siapkan sebelum kesini, saat Minato menjelaskan keadaan Naruto lewat panggilan.

"Ini obat yang harus diminum Tuan Muda Naruto. Dosisnya sudah kutulis. Aku titip obat ini padamu, Iruka-san."

Iruka menerima obat yang diberikan Kabuto, "Terima kasih Kabuto-san."

Kabuto mengangguk, "Baiklah, saya permisi, Tuan Minato."



Minato masih setia di samping Naruto yang masih tertidur. Saat ini pukul 7 malam, sudah 2 jam semenjak Kabuto pergi. Minato melihat jari Naruto bergerak, kedua kelopak mata Naruto juga ikut terbuka. Naruto menengok ke sampingnya, ia melihat ada Minato di sana. Dengan sekuat tenaganya ia menahan sakit kepalanya, membuang pandangannya dari Minato. Minato sangat sedih melihat Naruto yang tidak mau menatapnya. Naruto benar-benar marah padanya.

"Naru, apa ada yang terasa sakit?"

"Tidak."

"Apa kepalamu sakit?"

"Tidak."

"Apa kau masih merasa kedinginan?"

"Tidak."

Mission Forever | KakaNaru (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang