Chapter 12

309 20 1
                                    


╔╔╔╔╔╔╔╔╔ HAPPY READING MINNAA ╗╗╗╗╗╗╗╗╗



Minato sangat penasaran, kenapa Naruto lebih memilih Kakashi dibandingkan dengan dirinya? Sebenarnya Naruto ingin meminta apa pada Kakashi? Akhirnya Minato diam-diam mengikuti Naruto dan Kakashi. 

Minato mendengarkan semua percakapan Naruto dan Kakashi dari balik pintu kamar Naruto. Ia benar-benar terkejut mendengar semua itu. Kesabarannya mulai habis.

Tiba-tiba pintu kamar Naruto dibuka dengan kasar. Kakashi dan Naruto yang terkejut langsung melepas ciuman mereka. Kakashi langsung berdiri menghalangi tubuh Naruto. Nafas Kakashi tercekat melihat wajah murka Minato dan hawa menyesakkan siap membunuhnya yang memenuhi kamar.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ANAKKU HA?!". Tanpa sadar Minato berteriak, membuat nyali dua orang di sana seketika menciut.

"T-Tuan Minato, ini tidak seperti yang kau-" 

"AYAH!!"


Sebelum Kakashi melanjutkan kalimatnya, Minato sudah terlebih dahulu menarik kerah baju Kakashi, memberikan bogem mentah ke wajah pengawal anaknya itu. Kakashi merasakan nyeri di pipinya. Terlihat sudut bibir itu terluka, mengeluarkan dari sana, juga dari hidungnya. Minato kembali melayangkan satu bogem ke pipi Kakashi yang satunya.

Kakashi hanya diam menerima itu. Ia sadar ia bersalah. Ia merasa pantas untuk mendapatkan ini. Naruto histeris melihat ayahnya yang seperti itu. Tidak pernah Naruto melihat ayahnya marah seperti ini. Ini adalah pertama kalinya.

Naruto berusaha menghentikan ayahnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Tak tega melihat Kakashi tak berdaya di bawah ayahnya.

"Hiks, ayah sudah, hiks. Jangan pukuli, hiks, kakak lagi. Nanti, hiks, kakak bisa mati ayah, hiks. PAMAN IRUKAA, HIKS, TOLONG NARUU, HIKS." 


Minato sama sekali tak mengindahkan suara Naruto. Naruto berteriak hsiteris memanggil Iruka. Iruka datang dengan tergesa-gesa dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia berusaha untuk melepaskan Minato dari Kakashi yang sudah tidak berdaya di sana. Dengan sekuat tenaga, akhirnya Iruka berhasil menarik Minato menjauhi Kakashi, walaupun Minato masih memberontak minta dilepaskan.

"LEPASKAN AKU IRUKA! AKU HARUS MEMBERI DIA PELAJARAN!" sepertinya Minato belum puas menghajar Kakashi, walaupun orang itu hampir kehilangan kesadarannya.

Iruka berusaha untuk meredamkan amukan Minato. "Tenangkan dirimu, Tuan Minato."

"TENANG?! BAGAIMANA AKU BISA TENANG IRUKA?! AKU MELIHAT DENGAN MATAKU ORANG INI MENCIUM NARUTO!! DIA MENCIUM ANAKKU!!". Minato benar-benar sudah kehilangan kesabarannya.

"Tenang Tuan Minato. Apa kau tidak kasihan melihat Kakashi-san sudah lemas begitu? Apa kau tidak kasihan melihat Naru menangis sesenggukan di sana?". Jika Kakashi tidak membuat Minato bersimpati, maka menggunakan Naruto adalah hal yang dipikirkan oleh Iruka untuk menenangkan Minato.


Dan benar saja, Minato tersadar, mengalihkan pandangannya ke Naruto. Naruto menangis sesenggukan di sana. Naruto duduk di samping Kakashi, memanggil namanya. Kakashi hanya bisa tersenyum. Dengan tenaga yang tersisa, Kakashi mengangkat tangannya, menghapus air Naruto.

"Naru, j-jangan menangis, aku tidak apa-apa."

Naruto menggeleng, menggenggam tangan Kakashi. "Hiks, kakak luka, hiks. Bagaimana, hiks, Naru tidak sedih?"

"Maafkan aku, Naru."


Kakashi sudah tidak kuat, ia kehilangan kesadarannya, menjatuhkan tangannya yang tadi mengelus pipi Naruto. Naruto yang melihat itu langsung berteriak memanggil Kakashi, tapi tak ada balasan. Tangis Naruto semakin pecah. Minato yang melihat Naruto merasa bersalah. Hatinya sangat sakit melihat anak yang dicintainya menangis seperti itu. Ini juga pertama kalinya bagi Minato melihat Naruto menangis pecah.

Naruto menatap tajam ke arah Minato, "HIKS, AYAH JAHAT! KENAPA, HIKS, AYAH MEMUKULI KAKAK?!"

"N-Naru, maaf. A-Ayah tidak bermaksud-". Minato berusaha menjelaskan pada Naruto, namun kalimatnya dipotong.

"Hiks, Naru tidak mau mendengarkan ayah! Paman Iruka, hiks, tolong bantu kakak, hiks." Naruto mengabaikan keberadaan Minato di sana, ia hanya meminta tolong pada Iruka.


Iruka sebenarnya sudah menghubungi tim medis sejak datang tadi. Tak lama, tim medis datang dan memindahkan Kakashi ke kamarnya. Iruka menghampiri Naruto, memeluknya erat. Ia tak tega melihat anak yang selalu tersenyum cerah itu menangis seperti ini. Berusaha menenangkan Naruto, mengusap punggung dan kepala anak itu. Naruto menangis sejadi-jadinya di pelukan Iruka.

'NARU TIDAK MAU MENDENGARKAN AYAH' suara itu terus-menerus terulang di kepala Minato. Sakit, sangat sakit. Ia tau apa yang dilakukannya sudah sangat keterlaluan. Tapi ia tidak bisa menerima anaknya diperlakukan seperti tadi. Ia takut Naruto hanya dimanfaatkan. Minato bangkit, berusaha menghampiri Naruto, namun ia ditolak mentah-mentah.

"N-Naru, ayah-" langkah Minato terhenti saat mendengar kalimat Naruto,

"Jangan mendekat, hiks! Naru, hiks, takut sama ayah." 


Oh tidak, Minato sudah melakukan kesalahan yang fatal. Naruto takut melihat ayahnya. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Iruka. Minato hanya bisa memandangi Naruto, tak berani mendekati anak kesayangannya. Minato menundukkan kepala, mengepalkan tangannya hingga kuku di jarinya memutih. Situasi di kamar Naruto menjadi sunyi, hanya ada suara isak tangis dari Naruto yang mulai memelan. Minato membuka suaranya dengan tetap menundukkan kepalanya.

"Naru, ayah minta maaf. Ayah tidak bermaksud membuatmu takut. Ayah marah melihat dia dengan kurang ajarnya menciummu. Ayah hanya ingin melindungimu, Naru sayang." jelas Minato pada anaknya

"Hiks, ayah salah. Naru, hiks, Naru yang duluan mencium kakak. Kakak tidak salah, hiks."

"N-Naru..." tak tau harus bereaksi seperti apa, ternyata Minato salah paham. Ia tak menyangka anaknya yang selama ini ia anggap masih kecil berani melakukan hal seperti itu.

"Naru suka sama kakak, ayah. Naru sayang kakak....."









Allooowww kawan-kawann ehehe.

Terima kasih sudah membaca cerita isengku ini kawan-kawan

Mohon maaf kalo ada kata-kata yang kurang pantas dan salah dalam pengetikan.

Kalo ada kritik dan saran boleh banget yaww

Salam cinta dari Namm <3

D, 30-09-23

Mission Forever | KakaNaru (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang