Bagian 2

196 26 4
                                    


Krystal berjalan menuruni tangga, hendak menghampiri Eliot yang tengah menunggunya diruang tamu. Mereka akan memenuhi janji makan siang bersama yang telah diatur oleh kedua orangtua mereka.

Krystal memperhatikan Eliot yang tengah duduk manis saat ini. Dalam hati dia memuji betapa tampannya Eliot dengan kaos oblong yang dikenakannya.



Brengsek, lagi-lagi aku terlena dengan wajah tampannya, batin Krystal.


Sadar bahwa saat ini Eliot sedang menatapnya, Krystal tersenyum ke arah laki-laki tersebut. Walaupun sebenarnya dirinya cukup malu sekarang, karena pertemuan terakhir mereka yang membuat Krystal harusnya tak punya muka untuk bertemu dengan Eliot saat ini. Tapi mau bagaimana lagi? Krystal tak mungkin menghindari Eliot. Toh, mereka akan bertunangan minggu depan.


"Maaf sudah menunggu lama."


Eliot menyeringai. "Kenapa kau butuh waktu berdandan untuk laki-laki yang kau anggap gay?"


Sial, Eliot menyindirnya sekarang.



"Aku minta maaf. Harusnya aku tidak mempercayai rumor yang seperti itu. Padahal dengan melihatmu saja aku bisa tahu kalau kau adalah laki-laki sejati. Aku bahkan penasaran dengan bentuk tubuhmu itu, kau pasti memiliki otot diperutmu da-"



Ucapan Krystal terhenti saat dia mendengar suara tawa Eliot. Ini kali pertama Eliot tertawa didepannya dan saat tertawa mata Eliot bahkan tidak terlihat. Eye smile yang dimiliki Eliot membuat Krystal hanya mampu menatap laki-laki itu tanpa berkedip.



"Jadi kau penasaran dengan bentuk tubuhku?" Tanya Eliot yang langsung menyadarkan Krystal.



Krystal berkedip, mencerna semua ucapan yang baru saja dikatakannya tanpa difilter tersebut. Dan saat tersadar, Krystal hanya mampu meringis pelan. Kenapa dia selalu bertindak ceroboh seperti ini didepan Eliot?


"Apa kita akan disini saja? Ayo pergi, aku sudah lapar sekarang."


Dengan segera Krystal langsung pergi berjalan untuk keluar dari rumahnya, menuju ke mobil Eliot yang terparkir. Sementara itu, Eliot hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala dan mengikuti Krystal dari belakang. Sebenarnya wanita seperti apa yang dijodohkan orangtuanya untuknya?





*****





Krystal dan Eliot duduk disebuah restoran dengan raut wajah berbeda. Eliot tersenyum senang sedangkan Krystal cemberut tak bahagia. Bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan tadi Eliot terus menggoda Krystal dengan berkata 'Apa aku harus membuka bajuku supaya kau bisa melihat badanku? Atau kau ingin menyentuhnya sekarang?'


Tentu saja ucapan Eliot itu dibantah habis-habisan oleh Krystal, dan berakhir dengan Krystal yang cemberut sebal pada Eliot. Berani-beraninya Eliot menggodanya seperti itu!


Pelayan datang dan memberikan menu pada Eliot dan Krystal. Karena wajah Krystal yang cemberut itu begitu kentara, sang pelayan menatap dengan sedih ke arah Eliot. Bisa dipastikan kalau pasangan yang sedang memilih pesanan mereka didepannya ini, sedang bertengkar. Itu pasti karena ulah sang pria, melihat bagaimana cemberut dan kesalnya wajah Krystal saat ini. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh pelayan tersebut.


Krystal dan Eliot menyebutkan makanan dan minuman yang ingin mereka pesan dan dicatat oleh pelayan itu. Setelah mengambil buku menu, pelayan pun izin pamit dan tersenyum seakan menyemangati Eliot untuk membujuk Krystal.


"Hey, sampai kapan kau akan berwajah jelek seperti itu?" Eliot berusaha membuka percakapan untuk membujuk Krystal.


"Ya Tuhan, tidak bisakah kau diam saja? Setiap kali kau membuka mulutmu, itu hanya membuatku kesal."


About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang