Bagian 5

118 15 3
                                    

Sekembalinya Eliot dari toilet, aku sama sekali tidak menanyakan soal siapa Giselle. Awalnya aku memang penasaran, tapi setelah dipikirkan lagi itu sama sekali bukan urusanku dan itu adalah privasi Eliot. Aku memilih untuk tidak menanyakannya karena merasa tidak perlu untuk mengetahuinya, ditambah lagi aku menjadi tunangan Eliot karena keputusan keluarga bukan karena kami yang saling memiliki perasaan satu sama lain. Kami berdua memang sudah bersepakat untuk berusaha dengan hubungan ini. Dan Eliot sudah mulai membuktikan semua itu lewat tindakannya, namun saat ini aku sepertinya belum bisa merasakan apapun pada dirinya. Apa mungkin karena masih baru? Aku sama sekali tidak tahu.

"Apa ada yang kau pikirkan? Kau hanya diam saja daritadi," Suara Eliot mengambil perhatianku, aku menatapnya dan tersenyum. "Tidak ada. Bagaimana perjalananmu kemari? Kau pasti lelah."

Eliot menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, tapi... apa boleh aku tidur sebentar disini? Kepalaku sedikit pusing."

Aku menatap Eliot dengan ragu. Apartemenku hanya memiliki satu kamar karena ruangan yang lain telah aku gunakan sebagai ruang kerjaku. Dan saat ini dikamarku tengah berada Mima dan Jane, semalam saja aku hanya tidur di sofa. Ah, bagaimana aku menjelaskannya pada laki-laki dihadapanku ini?

"Kalau kau keberatan aku tidak akan memaksamu," ujar Eliot.

"Tidak. Sebenarnya aku hanya punya satu kamar dan dikamar itu sedang ada teman-temanku. Semalam aku membawa mereka kemari," Aku meringis, menatap Eliot dengan menyesal. "Kalau kau tidak keberatan, kau bisa tidur di sofa."

Kata-kata itu keluar dari mulutku begitu saja. Hal yang bodoh untuk dilakukan, kenapa aku menyarankan Eliot untuk tidur di sofa? Tuan muda sepertinya pasti tidak pernah melakukan hal tersebut ditambah lagi sofaku terlihat kecil untuk dirinya.

Saat ini aku sedang menatap dirinya, tanpa berkedip sama sekali, menunggu penolakan yang akan diujarkannya atau mungkin kemungkinan terburuk dia akan menertawakanku? Tapi beberapa detik kemudian aku dikejutkan dengan perkataannya. "Ya, aku akan tidur disofa. Tidak apa-apa."

"Kau tidak menolak? Maksudku, kau akan tidur di sofa?" Pertanyaan itu begitu cepat keluar dari mulutku, entah bagaimana ekspresi wajahku tapi kali ini Eliot tertawa.

"Kenapa kau terkejut begitu? Aku sama sekali tidak keberatan," Ada jeda sebentar sebelum Eliot melanjutkan perkataannya. "Jadi, bolehkah kau meninggalkanku sendiri agar aku bisa beristirahat?"

Aku berkedip. "Maafkan aku. Silahkan kau beristirahat, aku ke kamar dulu."

Dengan begitu aku pergi dari hadapan Eliot dan menyesali ucapanku yang aku katakan padanya tadi. Huh, kenapa kata-kata itu keluar dari mulutku?





***







Aku terbangun karena mendengar suara ribut dikamarku, pemandangan pertama yang aku lihat pada saat membuka mataku adalah Mima dan Jane yang tengah duduk tepat dihadapanku. Tadi saat aku meninggalkan Eliot sendiri diruang tamu, aku memutuskan untuk  meneruskan tidurku yang terganggu. Karena jujur saja, aku masih sangat mengantuk. Dengan posisi  berdesak-desakan diatas kasur bersama Mima dan Jane, aku pun jatuh tertidur.

"Jam berapa sekarang?" Tanyaku.

"Jam dua belas siang," jawab Jane.

Aku mengerjapkan mataku. Sudah siang, pantas saja aku merasa lapar sekarang. Aku menatap Mima dan Jane secara bergantian.

"Aku mau pergi membeli makanan. Kalian mau?" Tanyaku pada mereka.

"Lupakan soal makanan. Saat ini ada hal yang lebih penting. Eliot sedang tidur disofamu sekarang!" suara Mima terdengar dramatis. Dia kemudian menatapku. "Bagaimana dia bisa berada disana?"

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang