Aku terbangun saat merasakan sebuah sentuhan dipipiku, membuka mata aku mendapati Eliot yang sedang menatapku. Aku mengerjapkan mataku dan sekelebat ingatan tentang apa yang kami lakukan semalam tiba-tiba memasuki otakku. Aku mengangkat selimut untuk mengecek pakaianku, masih utuh. Aku kembali menatap Eliot saat mendengar tawanya.
"Aku tidak menyentuhmu, jika itu yang kau khawatirkan." ujarnya.
"Lalu kenapa kau bertelanjang dada seperti itu?"
"Aku tidak memiliki pakaian ganti, jadi aku memilih untuk tidur seperti ini daripada harus tidur mengenakan kemeja. Kenapa? Kau ingin menyentuhnya?"
Sepertinya Eliot menyadari kalau aku sedang menatap otot-otot diperutnya, hingga dia bisa bertanya seperti itu. Aku berdeham dan mengalihkan tatapan mataku.
"Tidak, aku sama sekali tidak penasaran."
"Ternyata kau sangat penasaran, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya, karena jika kau melakukannya aku tak akan melepaskanmu kali ini." peringatnya.
Aku ingat kalau semalam kami hampir melakukannya tapi aku menghentikannya ditengah jalan, membuat Eliot frustrasi dan menghabiskan waktu yang lama dikamar mandi. Kasihan sekali.
"Lalu kau akan seperti itu terus?" Aku mendengus.
"Tentu saja tidak, aku sudah menelpon Kris untuk datang dan membawakanku baju."
Seiring dengan itu, aku mendengar bel apartemenku yang berbunyi. Sepertinya itu Kris. Eliot beranjak dari posisinya, bersiap untuk menemui Kris.
"Biar aku saja, aku akan pergi menemuinya." ujarku
"Tidak apa-apa." jawab Eliot dan mulai melangkahkan kakinya.
"Tidak!" Nada suaraku yang naik membuat Eliot menatapku terkejut. "Biar aku saja, kau tunggu disini. Aku tidak mau Kris berpikir yang macam-macam saat melihat dirimu." jelasku dan langsung bangun dari tempat tidur kemudian pergi menemui Kris.
Saat pintu terbuka, bukannya mendapati Kris, aku justru disambut dengan senyum ceria dari Mima, Jane, dan Zara serta anaknya Vinza. Aku bertanya-tanya kenapa mereka bisa ada disini tanpa memberitahuku lebih dulu. Tapi syukurlah karena aku yang membukakan mereka pintu dan bukan Eliot.
"Kau hanya akan berdiri diam disana tanpa menyuruh kami masuk?" ujar Mima.
"Tunggu sebentar."
Aku menutup pintu kembali dan berlari menuju ke kamar secepat yang aku bisa.
"Mana pakaianku?" Tanya Eliot saat melihat diriku.
"Itu bukan Kris tapi teman-temanku. Kau!" Aku menunjuknya. "Jangan pernah keluar dari kamar ini dengan penampilanmu yang seperti itu. Aku akan kembali menemui mereka." peringatku.
Tanpa memedulikan Eliot lagi, aku kembali dan membukakan pintu untuk teman-temanku.
"Sekarang kami bisa masuk?" sindir Mima.
"Ya, tentu saja. Ada apa kalian kemari?"
"Kau terdengar seperti tidak menyukai kedatangan kami." Jane meletakkan plastik yang dia bawa diatas meja.
"Bukan itu maksudku, kalian datang tanpa mengabariku lebih dulu. Bagaimana kalau aku tidak ada dirumah?"
"Tentu saja kau akan berada dirumah, karena kami sudah dari butikmu dan kau tidak ada disana." Mima pergi ke dapur dan mengambil sebuah piring, kemudian dia meletakkan beberapa buah dari plastik.
"Nah, Vinza ini satu buah apel untukmu."
Vinza mengambil apel tersebut dan tersenyum dengan gembira. "Terima kasih tante Mima." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
FanfictionEliot Korch dan Krystal Everly berada dalam satu hubungan. Namun seperti yang sudah dikatakan, tidak ada hubungan yang sempurna. Begitu pula hubungan keduanya. Lantas akankah hubungan keduanya bertahan atau justru berakhir begitu saja? Ikuti kisah...