Chapter 3
Ketika mobil sudah melaju, mengamati pria yang sedang duduk disampingnya. Ia tahu menatap itu tidak sopan tetapi ia tidak bisa menahan keingintahuannya.
"Begitu kita menikah, Bangkok akan menjadi rumahmu." Gemini mengucapkan setiap kata dengan tepat seolah memperingatkan Fourth bahwa ia tidak punya hak untuk berkomentar tentang apapun itu.
"Tidak."
Gemini berpaling ke arah Fourth, dan Fourth melihat sekilas tatapan menantang di mata Gemini. Tapi Fourth tidak akan menyerah untuk satu hal ini dalam kesepakatan mereka.
"Aku akan tinggal di Bangkok." Ucap Fourth dengan lirih, "tapi Chiangmai akan selalu menjadi rumahku."
"Kita lihat saja nanti."
Gemini terlihat luar biasa puas pada dirinya sendiri, seharusnya Fourth menganggap itu hal yang tidak menarik. Tapi ia justru menyadari bahwa saat itu adalah pertama kali Gemini terlihat sepenuhnya percaya diri pada hasil diskusi mereka.
"benar, kita lihat saja nanti." Balas Fourth menirukan gaya bicara Gemini yang angkuh.
Gemini tertawa kecil, kegembiran yang terlihat jelas itu membuat Fourth terkejut. Apakah ia pernah mendengar Gemini benar-benar tertawa? Gemini hanya mengernyitkan alisnya dengan kebingungan dan menggeleng pelan, memilih menikmati pemandangan kota Bangkok melalui jendela mobil.
###
"Bagaimana jalan-jalannya?"
Bersantai di atas sebuah kursi di ruang duduk, Fourth meletakkan bukunya ketika ia mendengar kekahawatiran tercermin dalam suara ayahnya. Ia tahu bahwa meskipun ayahnya menginginkannya untuk meraih mimpinya memiliki anak, ayahnya juga khawatir padanya.
Ayahnya sangat menyayanginya, pria yang mendiami kenangan terdalamnya. Ayahnya adalah orang kepercayaan, penasihat dan gurunya.
Ayahnya duduk di kursi di sebelahnya, mencondongkan tubuhnya, cinta Fourth terhadap ayahnya begitu besar sehingga terkadang menimbulkan rasa sakit di dadanya.
"papa aku tahu kau berharap bahwa aku dan dia bisa punya hubungan yang baik, dan sepertinya begitu."
"Jadi kau menyukainya?" ujar ayahnya.
Fourth menoleh, "Dia membuatku tertarik. Aku rasa dia adalah pria yag baik, papa."
"tentu saja nak. Aku tidak akan memberinya izin untuk menemuimu kalau aku berpikir sebaliknya."
Wajah ayahnya memberengut, "Meskipun dia sedikit kaku. Tapi kau bisa mengurangi kekakuannya. Dia akan jatuh cinta padamu, Fourth..."
"papa." Fourth memisahkan mimpi menjadi mimpi yang mungkin dan tidak mungkin diraih. Ia membawa mimpi yang tidak mungkin diraih ke dalam tidurnya. Gemini jatuh cinta kepadanya termasuk ke dalam kategori itu. "Aku yakin dia akan menyukaiku, tapi cinta...."
"Tidak bisa memiliki cinta tanpa menyukai, Nak. Begitulah cinta. Sangat menyukai seseorang sampai kau mau meninggalkan mimpi yang pernah kau dambakan hanya untuk melihat bahwa dia mendapatkan mimpinya."
"apakah itu yang kau lakukan untuk mama?" tanya Fourth lembut.
"Mimpiku berubah ketika aku bertemu dengan ibumu. Itu juga bagian dari cinta. Selalu berubah tapi selalu tetap."
"Itu tidak bisa dua-duanya, papa."
"Bisa dan begitulah. Kau akan mengerti, Nak." Ayahnya menekan dadanya sendiri dan mengeluh.
"Kau baik-baik saja, Papa?"
Ayahnya mengangguk. "Sesuatu yang kumakan tidak cocok untukku." Ayahnya menarik nafas dan menggeleng. Seolah-olah perasaan tidak nyaman apapun yang dirasakannya sudah lewat. "Aku hanya berharap orang itu tidak meminta begitu cepat." Fourth memeluk ayahnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Love Me Tender | Gemini & Fourth
FanfictionTitle: Love Me Tender Cast: Gemini Norawit & Fourth Nattawat Language: Bahasa Indonesia Rate : 15+ Lenght: Chaptered SIPNOSIS Gemini Norawit Titicharoenrak, seorang pengusaha tampan dari Bangkok yang jatuh miskin, berniat menikahi seorang pemuda ka...