Chapter 10
Fourth berbaring di bawah selimut tebal di atas tempat tidurnya yang menjadi tempat tidurnya setelah malam pertamanya itu. Mereka berdua tidur di kamar terpisah. Fourth menghela nafas pelan.
Ingatannya setelah menemui Gemini di kamar tidurnya, Fourth tidak bisa melupakan bayangan dimana Gemini duduk di tempat ia bisa menatap dengan mudah potret besar istrinya yang di gantung di dinding kamar tidurnya. Fourth kemudian kembali ke dalam kamar yang masih membawa aroma dari wanita yang dicintai Gemini.
Ia ingin berbaik hati, merasa senang dengan tulus, tapi rasanya menyakitkan melihat Gemini mencintai orang lain, melihat bahwa kemanapun ia memalingkan muka, ia akan selalu diingatkan bahwa kehadirannya disini hanya karena kebutuhan Gemini akan uang.
Dan Fourth yakin bahwa Gemini masih mencintai wanita itu. Nada suaranya semakin dalam setiap kalia ia berbicara tentang wanita itu. Tidak peduli bahwa Nui tidak bisa menghargai usahanya. Ternyata Gemini masih sangat mencintai wanita itu. Kalau tidak, untuk apa lagi ia masih memandangi potret wanita itu?
Sepertinya Gemini pasrah saja menerima bahwa wanita itu tidak meringankan bebannya, tapi justru memilih untuk menambah beban itu. Fourth menduga Gemini seperti itu karena ia dan Nui adalah orang yang sama. Mereka memahami perbedaan-perbedaan yang sangat samar dan tidak kentara di kalangan orang dari kalangan atas yang tidak akan pernah bisa dipahami Fourth.
Ia tidak bisa memahami hal-hal yang mereka hargai. Timbangan itu sangat tidak seimbang. Ia dan Gemini bergitu jauh berbeda. Bagaimana ia akan pernah menemukan kebahagiaan jika ia tetap tinggal disini?
Ia mendengar pintu kamarnya terbuka. Ia menahan nafas ketika langkah kaki yang pelan bergema di sekelilingnya.
Fourth mengintip dari sela-sela bulu matanya, ia melihat Gemini berjongkok dihadapannya. Fourth buru-buru menutup kedua pelupuk matanya bersikap seolah-olah dia sudah tidur pulas. Fourth bisa mendengar suara lirih dari Gemini.
"Aku rasa kau lebih senang ada jarak di antara kita."
Gemini tadi berada di kamarnya, menatap potret istrinya, cinta sejatinya dalam hidupnya. Bagaimana Fourth bisa bersaing dengan kenangan itu. Gemini terus menatapnya, membelai wajah Fourth dengan lembut kemudian menghela nafas pelan dan berlalu pergi meninggalkanya sendirian di dalam kamar itu. Gemini berharap ia tetap tinggal.
###
Gemini merasa bahwa mengamati buku besar itu tidak semenyenangkan melihat suaminya, yang sedang duduk disebuah kursi didepan jendela besar. Kepala Fourth menunduk ketika ia membaca buku motivasi.
Fourth tadinya enggan untuk bergabung dengan Gemini diruangannya. Gemini meyakinkannya bahwa lampu diruang itu lebih terang. Kemudian awan gelap datang, dan Fourth lebih sering menatap hari yang muram itu daripada bukunya.
Gemini penasaran apa yang sedang dipikirkan Fourth. Gemini sudah pergi ke kamar tidur yang menyambung dengan kamar tidurnya hanya untuk menatap Fourth. Pria luar biasa yang sepertinya tidak bisa memahami dunia Gemini, sedangkan dunianya sendiri sepertinya begitu masuk akal.
"Ai'Gem?"
"ya... Fourth?"
Fourth menyapukan jarinya di sepanjang tepi buku itu. Betapa Gemini berharap Fourth menyapukan jari itu diwajahnya. Ia sangat ingin bercinta dengan Fourth dengan keputus asaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Namun ucapan yang hendak diucapkan Fourth terhenti tepat ponselnya berbunyi menandakan chat masuk ke dalam ponselnya. Fourth membuka pesan line dan membacanya.
Gemini mengamati Fourth yang sedang menelusuri kata demi kata, kegembiraan menyelimuti sosoknya dengan setiap waktu yang berlalu. Fourth memekik dan menempelkan ponsel itu ke dadanya. Kegembiraannya tentu saja menarik rasa ingin tahu Tae. "Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Love Me Tender | Gemini & Fourth
FanfictionTitle: Love Me Tender Cast: Gemini Norawit & Fourth Nattawat Language: Bahasa Indonesia Rate : 15+ Lenght: Chaptered SIPNOSIS Gemini Norawit Titicharoenrak, seorang pengusaha tampan dari Bangkok yang jatuh miskin, berniat menikahi seorang pemuda ka...