14. Loser

594 47 12
                                    

GAVIN POV

"Kamu siapa? Mama mana?"

Aku yang awalnya mau lebih mendekat jadi berhenti.
Okay, aku udah tau kemungkinan buruk ini bisa aja terjadi.
Nggak apa-apa.. yang penting Galis udah sadar.

Aku mencoba untuk senyum. "Umm.. aku--"

Eh Galis senyum juga ke aku. "Becanda. Kalaupun aku harus amnesia, bukan kamu yang bakal aku lupain Gavin."

Bentar, bentar.

"Kamu beneran inget aku siapa?" Tanyaku biar yakin.

Galis berusaha ambil bunga kering itu yang mungkin tadi aku taruh asal di atas nakas saking paniknya. Dia berusaha ambil dengan salah satu tangannya yang masih baik-baik aja.

"Pacar aku?"

Aku senyum lagi, kali ini lebih merekah saking bahagianya.

Aku juga langsung mendekat ke Galis dan memohon maaf lagi untuk yang kesekian kalinya.

Kita juga lanjut ngobrol disini karna masih belum ada yang dateng untuk jenguk Galis. 😔

Selama kita ngobrol, aku bilang ke Galis kalau aku udah tau soal keluarganya dan dia sempet kaya' panik gitu.
Aku janji nggak akan cerita ke siapapun dan dia bisa sedikit tenang. Aku juga cerita kalau Naya yang kasih info soal keluarganya itu ke aku.

"Jadi Naya udah tau?" Tanya Galis. Bahkan ke Naya pun dia nggak cerita soal keluarganya.
Aku nggak pernah tau kalau punya keluarga BIN harus se rahasia ini.

Kita juga lanjut ngomongin soal kejadian jatuhnya Galis waktu itu dan Galis bilang dia sempet pegangan ke dahan pohon, dia juga nggak bisa ceritain detail karna pasti kejadiannya terasa cepet banget.
Waktu itu aku nggak bisa liatin gimana dia jatuh karna aku langsung cari jalan lain untuk bisa ke bawah nemuin dia secepat mungkin.

Intinya Tuhan baik, Galis masih dilindungi padahal masuk akal nya dia pasti udah meninggal dunia karna kejadian itu.

Dan setelah selesai ngobrolin soal kecelakaan, aku sempet pandang dia tanpa ngomong apa-apa.

Haruskah aku jujur aja soal rencanaku dan Gani?

Biar setidaknya kalaupun aku harus dipenjara karna bukti yang terlalu kuat, Galis udah tau lebih dulu kalau aku nggak punya niatan itu lagi sekarang.

"Galis aku mau jujur sesuatu karna feeling aku nggak enak soal ini."

Iya, nggak tau kenapa aku punya firasat aku lagi diselidikin sekarang.
Cepat atau lambat, mereka pasti tau kalau aku dan Gani pernah punya rencana pembunuhan itu.

Galis naikin alisnya.

"Sebenernya sebelumnya aku memang punya niat buruk sama kamu Galis, tapi aku nggak lanjutin itu karna aku berubah pikiran. Kamu baik banget sama aku, jadi ketimbang lanjutin rencana busuk itu, lebih baik aku hidup bahagia sama kamu."

"Rencana busuk?"

"Aku kenal tunangan Galih, dan dia nggak suka kamu terlalu deket sama Galih."

"Gani?"

Aku mengangguk.

"Dia minta aku buat jauhin kamu sejauh mungkin biar Galih nggak bisa liat kamu lagi. Tapi demi Tuhan aku udah mutusin untuk nggak lakuin itu sebelum kejadian kamu jatuh."

"Aku tau Gavin, karna kalau kamu memang masih punya niat buruk, mungkin kamu akan biarin aku dibawah bukannya repot-repot bawa aku ke rumah sakit."

"One day kalau terjadi sesuatu soal ini, aku cuma mau kamu tau kalau aku udah nggak punya niatan itu, dan aku beneran udah tersentuh sama semua yang udah kamu lakuin ke aku. I feel loved."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSING GAME [ JAEHYUN - JISOO - MINGYU - ROSE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang