chapter 1

715 104 8
                                    

Matteo menggigit bibirnya pelan saat tangannya yang mungil itu hendak mengambil botol minumnya yang berada di atas meja.

Matteo melirik kedatangan sang papa yang baru saja menginjakkan kakinya di dapur.

"Pa..." Matteo memanggil sang papa dengan perlahan.

"Hm?" deheman itu membuat Matteo paham jika sang papa tidak ingin diinterupsi kegiatannya.

"B—bisakah papa mengambilkan botol minum Teo? Tangan Teo tidak sampai. Teo minta tolong papa" Matteo tergugu saat berbicara dengan papanya.

Entah kenapa matteo selalu merasa terintimidasi dengan tatapan dan watak papanya yang dingin itu.

"Ck!"

Sang papa; Mark Lee, berdecak kesal sebelum tangannya meraih botol minum berwarna biru milik Matteo yang berada di atas meja makan yang cukup tinggi bagi Matteo yang kesehariannya hanya duduk di atas kursi roda.

Mark menyerahkan botol tersebut sebelum berujar "lain kali minta mamamu mengambilkannya. Jangan merepotiku"

Matteo terdiam dengan perasaan kecewanya ketika sang papa melangkahkan kakinya keluar dari dapur. Tangannya memeluk botol berwarna birunya itu dengan erat seakan-akan tumpuan kekuatannya hanya berasal dari botol minum itu.



***


"Maaa..." Matteo memanggil haechan yang tengah sibuk di dapur guna memasak menu makan malam untuk keluarga mereka setelah berkutat dengan belanjaan yang baru saja dia beli dari swalayan.

"Ya sayang.." haechan menoleh dan mendapati Matteo yang matanya memerah seakan menahan tangisannya.

Haechan segera mematikan kompornya lalu menghampiri Matteo yang duduk di atas kursi rodanya. Haechan berlutut di hadapan Matteo. Memberikan usapan menenangkan di kedua tangannya.

"Papa..."

Hanya satu kata namun Haechan tahu, bukan masalah sepele apa yang dirasakan Matteo. Matteo tertekan dengan sikap sang papa yang tidak pernah mau menyentuhnya sejak dalam kandungan.

Mark yang tidak pernah mencurahkan kasih sayang seorang ayah pada Matteo membuat Matteo tumbuh menjadi anak yang cenderung pendiam. Menyimpan semua yang ia alami sendirian dan tidak ingin membaginya dengan orang lain selain ibunya.

"Papa benci Teo ya ma? Kenapa papa tidak suka kalau melihat Teo?" Ujar Matteo lemah tanpa ada kesan menutup-nutupi.

Haechan menahan rasa panas yang menyengat matanya. Hatinya perih ketika darah dagingnya sendiri begitu menginginkan sentuhan hangat seorang ayah yang bahkan ada didepan matanya namun tak dapat ia rasakan.

Haechan menjerit dalam hati. Matteo terlalu kecil dan rapuh untuk merasakan kejamnya takdir. Jika memang Mark membencinya, harusnya cukup Haechan saja yang menerima semua ini. Matteo tidak bersalah sedikitpun.

"Papa akan berubah suatu saat nanti.. Teo selalu doakan papa ya? Supaya papa bisa sayang dengan Teo tanpa syarat" haechan berbisik pelan pada Matteo yang mengangguk di pelukannya.

***

Mark menghempaskan map yang berisi berkas penting perusahaan keatas meja dengan kasar. Moodnya berubah menjadi lebih buruk ketika bertemu dengan anak yang tidak sengaja hadir karena ulahnya.

Mark dan Haechan memang dijodohkan tujuh tahun lalu. Disaat Mark sedang menjalin hubungan yang serius dengan wanita china yang bernama Huang Renjun. Namun orang tua Mark tidak merestui hubungan mereka dan malah menikahkan Mark dengan Haechan yang notabenenya hanya seorang gadis sederhana yang ibunya Mark pilih untuk dijadikan menantu.

Mama, Does Papa Love Me? ft MarkHyuck GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang