"Pergi Untuk Terakhir Kalinya."

16 1 0
                                    

Flashback Sebelum Bubarnya Gang AB, Pada Tanggal 20 Desember 2023. 10 Tahun Yang Lalu:

Tiba-tiba Junran datang di sana dengan raut khawatir nya melirik pacar terkasih nya itu.

"Kenapa, Ness?" Tanya Junran khawatir sembari mengusap pelan dengan rasa gemas  pundak Danessa yang banyak pikiran akhir-akhir ini karena kematian sahabat mereka itu di sana, Danessa menggeleng pelan dan menghindar untuk menjawab pertanyaan itu dan memberitahu apa yang ada di kepala nya sekarang

Junran mengangguk pelan, ia paham di sana, dengan santai dan tenang nya Rakza. Teman yang muda 5 hari dari nya tapi serasa abang bagi Danessa itu menjawab

''Pasti mikir kan Reno lagi.. Ada apa sih, Ness?" Dia bertanya dan itu langsung membuat Danessa marah secara tiba-tiba di sana emosi nya tak terkendali

"Bacot, ngak usah banyak nanya!" Danessa menjawab dengan kasar di sana hingga yang lainnya langsung diam baru kali ini mereka melihat bahwasanya Danessa kasar pada Rakza, Rakza hanya mengangkat bahunya pasrah.

Terlihat, hubungan mereka mulai melonggar di sana, Danessa lebih kasar dan menjadi tempramental ketika bersama mereka semua.

Orang lain menganggap nya aneh mungkin tapi ia sengaja karna sebenarnya ia takut selama ini gang mereka itu sangat rahasia di sekolah. Setelah kematian, Reno.. Banyak yang berasumsi bahwa Reno membuat gang yang isinya adalah penjudi juga pelanggar aturan sekolah karena diam-diam membawa handphone dan kartu remi ke sekolah. Danessa takut jika mereka ketahuan mereka akan langsung di tegur ataupun di panggil orang tua karena hukuman itu.. Mungkin agak dramatis, tapi ia pernah berjanji pada Reno untuk tetap menjaga AB menjadi gang rahasia bawah tanah sekolah tanpa perlu diketahui siapa-siapa kecuali mereka semua. Bagi Danessa berat untuk nya bisa melakukan hal itu selama nya ia melindungi AB di belakang nya sama seperti yang Reno lakukan di masa lalu. Nyatanya, setelah kematian Reno. Rumor menyebar tentang perkumpulan mereka itu. Bahkan beberapa guru mulai bertanya tentang hal itu.

Hingga di hari itu.. Tepatnya, 20 Desember 2023. Danessa duduk sendiri di dalam asrama tua tempat perkumpulan mereka. Ada bawahan nya yang datang menyampaikan jika teman-teman nya itu yang memberitahukan jika AB tersebar dari mulut ke mulut hanya karena mereka. Dengan marah, Danessa langsung melabrak mereka di sana.

"Brugg!" Pintu itu terbuka secara kasar dengan mereka yang tercengang kaget di sana. Dari balik pintu itu Danessa masuk dengan emosi yang menggebu-gebu langsung menyumpahi mereka karena termakan omongan dari bawahan nya itu.

"Apa maksud mu begitu, Ness?" Dyah, bangkit dari kursi nya dan mendatangi Danessa di sana ia agak kesal dan lelah untuk terus meladeni Danessa yang tempramental akhir-akhir ini.

"Benar, kenapa kamu datang dan langsung marah? Ada apa sih?" Tanya Bianca heran.

"Arkh-ngak usah banyak nanya! Ini juga gara-gara kalian semua, jangan pura-pura bodoh!" Bentak Danessa, Dyah merasa aneh dan heran di sana ia menggeleng pelan tak percaya dengan teman yang ia anggap sahabat itu kini menuduh mereka sebagai pengkhianat. Sungguh aneh dan kejam..

"Hey! Kenapa sih Ness?" Dyah mengulang pertanyaan nya. Bukan nya menjawab Danessa malah tiba-tiba menampar Dyah keras hingga ia berdarah di sana, tak merasa bersalah Danessa terus-menerus menyumpahi Dyah dan yang lainnya. Tak terima dengan apa yang dituduhkan oleh Danessa. Dyah pun menyerang Danessa balik di sana hingga duo D itu saling baku hantam hingga berdarah-darah di sana

"Aku diam! Ngak ada yang buka suara setelah Reno meninggal bukan nya kita udah janji!" Dyah menarik kerah baju Danessa di sana, tak takut dengan apa yang dilakukan Dyah. Danessa malah mendorong Dyah hingga ia terdorong mengenai Ozias di sana tak berhenti sampai di situ Bianca serta semuanya pun turut melerai mereka berdua agar segera berhenti, naas saat Bianca berada di tengah-tengah mereka berdua Danessa dan Dyah malah tak sengaja menghajar pipi nya hingga bengkak dan membiru di sana.

"Aduh!" Bianca meringis kesakitan memegangi pipinya yang membiru akibat hajaran dari kedua teman nya itu, Haza menolong nya di sana.

"Kalian benar-benar beban! Harusnya pas Reno udah ngak ada, Kita bubar saja! Pergi agar ini semua tak terjadi. Berani nya kalian berkhianat.. Dasar pembohong bermuka dua!" Danessa berucap marah di sana

"Nessa, jangan begitu. Kamu ngak boleh nuduh semuanya begitu. Itu ngak benar, sayang.." Junran berkata pelan untuk menenangkan kekasih nya yang menghajar teman sekelasnya itu.

"Diam! Ngak usah ikut campur, Junran! Kamu sama saja dengan mereka kamu membela yang jahat! Harusnya kamu ngertiin aku juga! Aku sendirian yang nyembunyikan kalian di belakang ku. Reno udah ngak ada guys!? Aku mau kita putus sekarang. Aku ngak peduli sama kamu lagi, Jun." Danessa mendorong Junran untuk menjauh darinya saking kesal nya, Junran hanya diam di sana..

"Oh? Jadi kamu mau kita bubar? Oke! Kita bubar sekarang. AB sampai di sini, Ness.. Ngak akan pernah berlanjut. Aku keluar!" Dyah berucap balik dengan lantang di saat yang bersamaan kalung dengan tanda Remi Joker yang tergantung di dada nya yang lecek dan berdarah itu putus darinya, seakan semuanya benar-benar hancur semuanya. Semuanya nya pergi ke kamar meninggal kan Danessa sendiri, Bianca dan yang lainnya memutuskan untuk mengobati luka Dyah akibat perkelahian tadi di sana, Danessa menutup mata nya membiarkan darah dari ujung mulut nya itu jatuh karena luka saking kuat nya Dyah tadi menghajar dirinya.. Ia menghela nafasnya berat dan mengangguk lalu pergi keluar, tak ada yang peduli. Ia yang memulai dan ia yang menanggung semua nya. Danessa duduk sendiri di belakang asrama itu di belakang asrama mereka, di depan kolam ikan koi peliharaan Dyah.. Ditemani dengan cahaya rembulan malam hari.

"Astaga, Tuhan.. Apa yang aku lakukan tadi?" Danessa bertanya pada dirinya dirinya melirik tangannya yang berdarah itu di sana ia merasa bersalah dan berat di saat yang bersamaan, ia sesak karena menyalahkan mereka yang ia miliki.

Junran mengintip dari belakang pintu, ia menganggukkan kepalanya pelan dan duduk di samping kekasihnya itu dan meletakan tangan nya du pundak nya sembari menarik Danessa lebih dekat dengan nya hingga Danessa bersandar di pundak Junran

"Harus nya kamu paham, Ness.. Oh iya, kalau tawaran yang tadi masih berlaku maka... Aku mau, kalau emang itu keputusan mu. Ayo kita.."

Junran terdiam di sana, ia menurunkan tangan nya dari pundan Danessa dan perlahan menjauhkan diri dari Danessa

"Putus." Ucap Junran dengan helaan nafas berat nya

Danessa diam, ia hanya mengangguk setuju di sana. Ia semakin sesak rasanya berat untuk bisa bernafas dengan normal ia merasa jika ia ditikam sekarang.

Junran tersenyum ikhlas, ia mencium pipi mantan kekasihnya itu dan memutuskan untuk pergi dari sana, masuk kembali ke asrama dan kembali ke pada teman-teman nya..

Satu per satu AB pun mulai meninggal kan asrama, hanya Danessa dan berjuta-juta kenangan yang tersisa di asrama itu di sana tempat mereka dulunya berkumpul bersama-sama.

"Kini yang tersisa dari ku hanyalah kamu, kalian, dan kenangannya di sini, sampai Jumpa lagi.. AB."

14 Rummy CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang