Surat Reno Untuk Danessa.
Lama sekali sudah 10 tahun semua nya berlalu semenjak kelulusan kita semua dari SMP.
Saat itu, senggang.. Biasanya saat senggang aku mengunjungi makam Reno, almarhum sahabat ku..
Hingga saat sampai di sana dan meletakan mawar putih dan hitam ku di depan makam nya.. Ada seorang wanita yang mendatangi aku.
"Ehhh.. Tante Elisa toh." Sapa ku tersenyum sopan sembari membungkuk sejenak, Elisa Astriela ibunya Reno.. Aku tak akrab dengan nya hanya saja pernah bertemu di masa lalu dan itu benar-benar sudah lama, kini ia kembali bersamaan dengan ku yang mengunjungi makam putranya.
Elisa tersenyum bahagia di sana ketika kembali berjumpa dengan ku ia langsung memeluk ku.. Ternyata ia masih kenal padaku padahal sudah 10 tahun terakhir aku tak pernah bertemu dengan nya, ia benar-benar keibuan, membuat ku agak iri dengan Reno yang selama hidupnya pasti disayang oleh ibunya. Elisa berbincang-bincang sedikit tentang Reno dengan ku. Hingga akhir nya ia mengeluarkan sebuah amplop lecek dan surat yang sedikit berdarah itu di dalamnya.
"Surat ini.. Untuk ku? Danessa Alesya." Tanya ku pada Elisa. Elisa mengangguk pelan
"Tentu saja, aku menemukan nya saat membersihkan kamar Reno saat itu." Elisa menjawab yakin, aku mengangguk pelan dan membuka surat itu..
"Ah-Ini masa-masa saat masih kelas dua awal semester satu.." Aku terkekeh pelan sembari melirik Elisa yang tersenyum hangat khas keibuannya itu di sana.
"19 September 2022"
Sungguh.. Awal yang indah untuk beberapa bulan setelah semester awal dimulai saat kami masih kelas 8 SMP.
Tapi..
Flashback:
Satu hari setelah kelulusan seluruh anggota AB dari SMP dan 3 bulan yang lalu setelah kematian Reno dan bubar nya AB.
Hujan, Dibawahnya ada Danessa, aku yang datang lagi dengan payung hitam ku, sembari memegang medali penghargaan dengan nama pengenal sahabat laki-laki ku yang sudah tiada itu di sana di depan makam yang bersih ditaburi dengan bunga segar itu di sana, mungkin ada yang baru berkunjung sebelum kedatangan ku kemari?
"No.. Kita udah lulus, No." Ucapku pelan.
"Tapi AB-ngak akan pernah ada di samping ku lagi seperti yang aku janjikan.. Maaf, aku ngak bisa.. Aku yang merusak segala nya.. Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Ini semua salah ku. Aku tidak bisa.. Aku tidak sanggup."
Meski pemimpin gang sebelumnya. Adrian Reno Nivan, telah meninggal di masa lalu, ia tetap memegang status misterius dan berpengaruh di matanya.
Setelah nya, beberapa bulan kemudian.. Lanjut di sekolah SMA yang berbeda, Aku. Danessa Alesya.. Menjadi orang yang agak dingin di sana, saking dingin nya. Mungkin bahkan aku tak peduli dengan lingkungan sekitar ku lagi pada saat itu, aku bukan Danessa yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Aku selalu sendirian tak memiliki teman sama seperti saat aku masih di SMP dulu. Tetap di bully tak punya rumah untuk berlindung dari rasa sakit nya, merasa hampa dengan semua hal. SMA adalah masa yang paling menyebalkan bagi ku..
Hingga di hari itu, saat aku di kelas dua SMA .. Aku pun kembali di bully tapi kali ini aku melawan dengan keras memukul mundur sang pembullyku bukannya merasa bersalah. Anehnya, aku malah merasakan sedikit kelegaan di sana
"Akhirnya, setelah sekian lamanya. Aku bisa memukul orang lagi.''
Aku berkata sembari terkekeh pelan, tapi.. Berujung dengan namaku yang masuk di dalam blacklist di sana di ruang bimbingan konseling.
Setelah nya ada insiden dingin lagi di sana, aku tak pernah memunculkan senyuman ikhlas dan gila ku lagi. Semuanya terasa palsu dan kebohongan dan itu membuat ku makin merasa bersalah dengan mengingat kembali masa SMP itu..
"Aku dapat telpon dari kepala sekolah. Katanya kau mendapatkan kasus lagi, Dek.. Bisa ngak sih? Jangan berlaku aneh kalau di sekolah jadilah sama seperti kakakmu dulu."
Aku hanya diam dan berlalu pergi dari sana, tak mengherankan ucapan ibu ku itu.
"Sebenarnya kamu itu kenapa sih, dek?! Kamu jadi tambah aneh semenjak kelas 9 SMP. Kamu udah gila ya?!"
Semakin banyak ibuku berbicara aku mengangkat bahu malas dan merasa tak peduli di sana, bersikap keren setelah kebubaran AB berusaha meninggal kan cara hidup lama ku saat masih duduk di bangku SMP dimana masa aku baru mengerti dunia dan kehidupan serta pencarian jati diri.
Tapi kenapa semua ini menghantui ku dan terus-terusan membuat ku merasa bersalah? Padahal kejadian itu just in past tapi ini semua tidak mudah dan terlalu berat untuk ku.
"Danessa Alesya, The Two Face Girl In One Mask.."
Aku mencoba untuk hidup keren dan dingin.. Dan sebelumnya aku tahu, aku berdiri ditempat di mana aku tidak dapat merasakan kenyamanan sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/350430414-288-k875148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
14 Rummy Card
AventuraDia, Danessa Alesya. Si penulis 25 tahun yang tiba-tiba secara misterius terjebak di tubuh remaja nya ketika ia masih berumur 15 tahun saat dimana ia masih duduk di bangku SMP Pada awalnya masih tak mengerti apa pun hingga akhirnya tahu jika ia dibe...