00.00

16 1 0
                                    


Prolog



Dokh Dokh Dokh


"Yuraa Yuraaa" teriak bocah enam tahun itu, tak lupa tangannya terus bergerak mengetuk pintu putih polos didepannya saat ini.
"Ish Yura cepet buka pintunya, atau aku dobrak nih pintu" merasa tidak ada jawaban membuat anak perempuan berambut hitam sebahu itu kembali teriak dengan suara yang lebih tinggi. Dengan gaya marah yang semakin membuatnya terlihat semakin lucu, dia mundur dan berlari maju ala-ala ingin mendobrak pintu alakadarnya. Tapi yang didapat malah, tidak sesuai harapan.

Brukh

Suara jatuh dan nyaring membuat gadis kecil itu meringis akibat tangannya tertimpa badan mungilnya. Kepalanya menoleh ke kanan melihat seseorang memakai sandal berbulu berwarna peach disamping pintu yang terbuka. Tak ingin berlama-lama dalam posisi tengkurap, gadis kecil itu segera berdiri dan berhadapan langsung dengan seorang yang dipanggilnya sedari tadi. Dilihatnya wajah sama persis, hanya saja yang membedakan adalah rambut kecoklatan serta bola mata biru safir sedangkan dirinya mempunyai bola mata berwarna coklat turunan dari sang ayah.

Gadis kecil yang tadi dipanggil dengan sebutan Yura bersedekap dada dengan senyum tipisnya. Sebenarnya, ia tau kalau saudara kembarnya akan membuka pintu kamar dengan cara brutal seperti biasa. Tapi kali ini ia mengikuti arah terbukanya pintu jadi tidak terkena imbas kalau ikut terjatuh akibat tertimpa badan pelaku utama.

"Kebiasaan nggk sabaran banget sih Yumi"  ucap Yura dengan mata yang disipitkan seolah mengintimidasi saudari kembarnya.
"Yaa lagian kamu kelamaan buka pintu" jawabnya membela diri.
"Terus mbak Ayumi tersayang mau ngapain kesini?" Tanya Yura sambil menyalami saudarinya dan mencium tangan seolah itu adalah orang tua yang sangat dihormati. Tapi, belum sempat bibirnya menyentuh tangan itu, sang empu menolaknya dengan mengibaskan tangannya. Bukan tanpa alasan Ayura melakukan itu hanya buat Ayumi kesel karena sebenarnya adalah Yumi kakak kembarnya dan lebih parahnya dia nggk mau jadi kakak soalnya keliatan tua banget. Jadi jangan kaget kalau Ayumi yang memiliki jiwa kekanak-kanakan ternyata kakak dari Ayura yang lebih pendiam dan bisa berpikir dewasa.

"Ayuraaa yang cantiknya kayak bunda tapi lebih cantik Ayumi. Kebiasaan deh, jangan panggil aku mbak, kamu kira aku mbak-mbak penjual gorengan apa? Jangan di panggil kakak juga nanti dikira sama orang aku udah tua lagi. Inget yaa kita itu cuma beda setengah jam jadi nggk ada bedanya" kalau ditanya apakah Ayura capek mendengar suara cerocosan kakak kembarnya jujur iya. Udah babar sikapnya rada-rada pula, the real nikmat mana yang kau dustakan.

"Iya iya cepat mau apa" ucap Ayura tidak mau berbasa-basi.

"Hehehe main ke rumah Gadis yok" tak lupa cengiran yang membuat lesung kanannya tercetak. Ngomong-ngomong Gadis adalah teman mereka dari masih orok juga rumahnya tepat didepan rumah mereka alias tetanggaan. Dan lagi ayahnya Gadis itu sahabat SMA ayah si kembar jadi tambah klop deketnya.

"Udah malem besok aja"

"Tapikan baru jam setengah 8 jadi gpp toh ayah sama bunda nggk dirumah jadi kita bebas" bujuk Ayumi

"Yumi aku mau belajar"

"Besok kan libur ngapain belajar" bingung yumi

"Biar nilainya nggk turun lagi"

"Ya ampun Ayura tapikan ini hari libur masuknya juga masih satu Minggu jadi tenang aja"

"Itu kamu, bukan aku"

"Nggk inget pengambilan raport Minggu lalu? Ayah marah karena aku dapet ranking tiga di kelas"

Ayumi yang mendengar itu menunduk menutup rapat-rapat mulutnya bahkan senyum sedari tadi mengembang hilang begitu saja. Ingat sangat ingat saat ayah mereka marah hanya karena Ayura mendapatkan ranking tiga? Bahkan itu sudah sangat bagus untuk bocah yang baru memasuki kelas 1 SD. Saat sudah sampai dirumah bahkan ayahnya masih marah dan membandingkan Ayura dengan Ayumi dan setelah itu Ayura tak tau lagi karena sang ayah membawa Ayura ke kamar. Bahkan dari situ Ayura yang sedari bayi memang sudah pendiam lebih irit bicara lagi. Ia juga tak lagi bercerita tentang hari-harinya ngapain saja dengan Ayumi. Jadi Ayumi saja yang menceritakan kesehariannya. Memang kebiasaan si kembar selalu berbagi cerita entah itu sedih atau senang. Itu salah satu cara mereka untuk tetap dekat sebagai saudara juga bisa menjadi sahabat.

"Yaudah deh aku ke kamar aja" sambil melengkungkan bibir kebawah Ayumi berjalan menuju kamarnya tepat berada di sebelah kamar Ayura.

Sedangkan Ayura tersenyum tipis entah mengartikan apa. Lalu segera menutup pintu kamarnya.









•••

Nata Twins -Aku RetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang