Chapter VII : Perjanjian

52 30 21
                                    


᧔᧓ ̼ ˙ 𝆹𝅥𝅯 ﹢ Barbie 12 Dancing Princesses
(backsound chapter 7)

noxie: bisa didengarkan melalui Spotify "Samantha" atau YouTube "June Westfield Music".

————ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ———————ㅤㅤ—

Setelah hari kemarin yang begitu teramat melelahkan. Pesta dansa kemarin tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan hari ini.

Hari permulaan dari segala hari kedepan sebagai seorang bangsawan yang telah melakukan debut. Mendaratlah banyak surat, sejak dini hari setelah pesta dansa Debutante di adakan. Dari para tuan hingga nona muda terlampir namanya di atas kertas surat itu.

"Banyak sekali," Aelia tak percaya.

"Sepertinya nona sangat terkenal sekarang"

"Bukankah itu adalah hal buruk?"

Aelia melihat satu persatu surat yang di kirim. Dari yang terlihat biasa saja, hingga surat yang terlihat sangat mewah dengan lambang keluarga yang menggunakan emas di segel nya.

"Kenapa nona berpikir demikian?"

"Ntahlah. Hanya saja aku tidak terlalu ingin terlihat mencolok," Aelia tetap sibuk melihat surat yang menggunung.

"Ada surat dari kediaman Fenton," suara yang dapat dengan mudah memecahkan kekesalan Aelia, akan banyaknya surat yang sampai.

"Apakah itu Grace?"

"Tidak tertulis nama pengirim di depan," Lisha terlihat sedang membolak-balikkan surat dengan seksama.

"Grace tidak pernah melakukan hal seperti ini," Aelia membuka dan membaca kertas surat itu.

"Apa yang dikatakan oleh surat itu nona?"

"Aku di undang untuk berkunjung"

"Pesta minum teh?"

"Tidak dijelaskan," Aelia terlihat kebingungan.

"Lebih baik, aku mengirimkan balasan terlebih dahulu"

"Nona terima?"

"Kediaman Fenton semestinya aku terima," Aelia menjeda kalimatnya.

"Tidak ada yang tau bahwa ternyata, Grace lah yang mengirimkan surat ini," Aelia tertawa kecil.

Menuliskan dengan perasaan gembira. Aelia membubuhkan lambang keluarga di atas kertas surat cantik berwarna merah muda, dengan motif ukiran coklat di pinggirnya. Tak lupa dengan bunga kering, yang menjadi ciri khas dari sang gadis.

"Ini Lisha," Aelia menyerahkan surat yang ia buat.

"Akan saya kirimkan"



✶٫ 𓉸 ⁺ ᪶


Bersiap-siap dengan mengenakan pakaian mewah yang terlihat nyaman digunakan, Aelia dan Lisha berangkat menuju kediaman Fenton.

Tuk Tuk Tuk

Bunyi ketokan yang berasal dari boots yang dikenakan oleh kuda yang mengantarkan mereka berdua. Melewati taman kota, hingga pertokoan utama membuat mata termanjakan. Hiasan di lampu jalan, terlihat masih cantik bergelantungan. Tak ketinggalan juga dengan terlihat banyak sekali orang yang berlalu-lalang. Dari seorang anak lelaki kecil yang tengah berjualan koran, sampai seorang pekerja toko bunga yang sibuk menyirami tanaman depan toko nya.

"Ramai sekali"

Semua orang kini sedang berada pada musim pesta, menyebabkan jalanan ibukota terlihat sangatlah ramai dilalui oleh manusia dan kereta kuda.

A Hint from Archy (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang