Meow - 06

2.1K 283 40
                                    

~~●○●○●~~

Seketika ruangan sunyi setelah kepergian Renjun sama dua sohibnya itu. Chenle, Jeno, Haechan sama Jisung saling pandang, mereka bingung sama kucing yang di maksud Felix. Soalnya kucing Renjun semuanya ada di sana, lalu itu kucing yang mana lagi?

Renjun belum paham sama situasi, otaknya masih mencerna. Badan mungilnya beberapa kali hampir tersungkur karena Felix menarik dia kuat.

"Tuh! Tuh! Tuh! kucing lo mau ngebunuh kucing Olivia tuh!" Seru Felix pas sampai di depan rumah mereka sambil menunjuk ke jalan di mana ada dua kucing beda bulu lagi gelud. Lalu ada cewek yang lagi bawa sapu sambil jerit-jerit, Olivia adeknya Felix.

"WOY LAH KAK JUN! KUCING LO AMANIN TOLONG! BLUBI GUE DI ANIAYA!" Teriak Olivia.

Renjun memiringkan kepalanya menatap Felix terus matanya liat ke kucing hitam belang putih yang lagi bergulat sama kucing oren punya Olivia.

"Diem bae lu! Itu kucing Olivia dah babak belur itu!" Seru Felix menepuk punggung Renjun.

"Ekornya hampir putus aje masih kuat gelud dia." Celetuk Eric.

"Lix, itu bukan kucing gue." Renjun buka suara.

Heran sama Felix, persahabatan mereka selama belasan tahun itu perlu dipertanyakan, sampai-sampai Felix tidak tahu kucing Renjun cuma Lele seekor(sama beberapa kucing baru)

"Bodo amat Njun, lo kan pawang kucing tolong napa!"

"AAAAAAAAA BLUBIIIIIIII!" Teriakan Olivia terdengar lagi pas dua kucing itu masuk ke dalam selokan.

Ketiga cowok itu mendekati Olivia yang rempong banget mengalahkan emak-emak. Jatuhnya di selokan bikin kucing Olivia bisa melepaskan diri. Kucing itu berhasil lompat ke atas langsung di peluk sama Olivia tanpa jijik sama badan kotor kucingnya. Cewek itu masuk ke pekarangan rumahnya bikin tiga cowok di sana saling pandang.

"Lah gini doang?" Tanya Eric garuk alisnya, sia-sia dong dia udah effort bantu pegang sapu sama manggil Renjun tapi tidak ada momen heboh. Renjun di cakar kucing contohnya.

"Emang nggak guna banget lu pada jadi manusia, kucing gelud aja kudu manggil gue." Cibir Renjun.

"Kita nggak tau cara ngatasinnya Njun, jadi manggil elu."

"Hilih, siram air aja udah bubar tu kucing."

"Bacot bener lu berdua, tolongin dulu kucingnya." Kata Eric.

Kucing hitam tadi masih di dalam selokan memandang mereka tajam, geraman si kucing juga masih terdengar.

"Ini kucing jago gelud naik ke atas kagak bisa anjir!"

"Tolongin Njun."

"Kok gue?!"

"Kan lu pawang kucing."

"Lo pikir gue mbak Rara?"

"Dia pawang ujan Njun." Kata Eric jengah. "Pinter banget anak Mama BoA."

Mulut Renjun mengomel tapi tetap aja bergerak buat menolong si kucing. Renjun jongkok di pinggir selokan sambil ulurin tangannya buat meraih si kucing.

"Sini mpuss A'a Renjun yang ganteng manis rupawan ini tolongin kamu." Kata Renjun bikin dua sohibnya masang ekspresi julid.

"Hilih pret!"

"Pengen gue tendang pantat nya biar nyungsep."

"Awas aje lu kalo beran-AAAAAAAAAAA"

Jangan salahkan Felix kalau omongannya dikabulkan Tuhan. Naas, kaki Renjun terpeleset bikin anak itu nyusruk ke dalam selokan. Felix sama Eric sempat kaget sebelum akhirnya ketawa liat Renjun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang