6. lekaki Tampan

530 16 1
                                    

"Untung gue ga telat, ayoo kita masuk kelas.." ujar Berlin yang baru sampai di hadapan Mia

"EH BENTAR, BENTAR, YANG TADI ANTERIN LO ITU SIAPA???!! buset dah tu orang gantenggg banget woi!" tanya Mia ingin tau.

"Apansi lebay lo." meninggalkan Mia dan langsung berjalan menuju kelas mereka

"ih lo mah gitu, orang gue lagi nanya juga! Pokonya nanti cerita."

"Iyaa bawel." Keluh Berlin

UAS mereka berjalan dengan lancar hari ini. meskipun pagi tadi Berlin mendapatkan masalah tetapi ia cukup merasa lega saat ini.

"Berlin...lo mau kemana? tungguin gue dong." sebelum mereka berdua pulang kampus pasti selalu absen untuk jajan dikantin terlebih dahulu.

"Oh iyaa, tadi kan lo belum sempat cerita tuh cogan siapa...?"

"Dih, Cogan? MATA LO BUREMM?! cowo jelek gitu di bilang ganteng." Seru berlin yang tak terima ketika Bima di puji ganteng.

"Alah! pasti dia pacar lo kan?" Ejek Mia terhadap Berlin.

"Idih najisss. amit-amit gue pacaran sama tu orang"

"Gaboleh gitu! Kalo ternyata dia jodoh Lo gimana? Ga mungkin lo tolak kan?"

"Jelas gue tolak lah!" Cetus Berlin

"Btw lin, kalo emang tuh cowo bukan pacar lo terus siapa dong?! Perasaan lo anak tunggal deh masa iya tiba-tiba punya Abang?"

"Itu loh...polisi gila yang udah tilang gue seminggu yang lalu. dan sekarang sial nya gue ketemu dia lagi plus tadi gue kena tilang lagi. makanya tadi gue dianter sama tu polisi gila"

"HAHH? DIA POLISI? OMGGG LINN... TU ORANG SEMPURNA BANGET!!!"
Teriak Mia kagum

"Lebay lo! udahlah gue males ngomongin tuh orang."

"Linn...pokonya kalo lo ketemu dia lagi ajak gue ya, gue mau liat ke tampanan nya secara langsung."

Wah ni orang udah kena lcd nya. Batin Berlin sambil menggelengkan kepalanya.

"Tapi lin, lo ga akan lupa kan kalo keluarga lo itu..."

"SHUTTTTT....diam!" Berlin langsung menyuruh Mia untuk tidak melanjutkan bicaranya.

Berlin tidak mau siapapun tau kalo ia masih berasal dari keturunan darah biru. Sebab Berlin paham sikap dia sama sekali tidak mencerminkan keturunan bangsawan. Jadi lebih baik Berlin menjaga privasi keluarganya.

"Terus kalo eyang lo juga tau kelakuan lo kaya gini gimana? belum 1 bulan eh udah 2 kali kena tilang." lanjut Mia yang memastikan agar Berlin sadar dan tak mengulangi kesalahannya.

"LO BISA DIEM GA?!" bentak Berlin yang langsung memberikan roti ke dalam mulut nya Mia supaya berhenti membicarakan keluarganya.

"Lagian tenang ajasih. siapa juga yang berani aduin kelakuan gue ke eyang?"
Timpal Berlin sambil tersenyum sinis.

"Iyaa deh iyaa..." Sahut Mia yang langsung memberikan isyarat mengunci mulut nya.

BIMANTARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang