CH 23

3.4K 156 19
                                    

Happy reading

.

.

"BUNDAAAAAAA" dara yang sedang memasak terkejut mendengar teriakan anak bungsunya, karena panik dara pun langsung berlari ke kamar zio.

"KENAPA?! ADA APA?!" tanya dara panik.

Dara melihat zio yang sedang duduk diatas kasur sambil menangis dengan keadaan tidak memakai atasan.

"Bunda hik! Asi aku keluar bunda, nyeri.."

Dara duduk di hadapan zio, memandangi dada zio yang tampak lebih berisi dan sedang mengeluarkan asi.

"Udah nggak apa-apa, sini sayang.." dara menarik zio ke dalam dekapannya.

"Asi aku kok hiks udah keluar bunda, kan aku belum pernah hamil.." tanya zio yang masih sesenggukan.

"Hormon setiap orang beda-beda sayang, jadi wajar, udah jangan sedih ya. Ini asi kamu netes terus, ditahan dulu pake kain, bunda suruh abang beli pompa asi dulu," ujar dara mencoba menenangkan zio.

Zio mengangguk patuh, ia meraih baju nya yang tergeletak di lantai untuk menahan asi yang terus-menerus keluar dari buah dadanya.

"ABANGGGG" teriak dara memanggil bara.

Tak lama setelah itu, bara datang dengan wajah bantal, pasti manusia tampan satu ini baru bangun tidur.

"Hm, kenapa bun?" tanya bara dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Beliin pompa asi,"

"Buat apa? Emang ada yang menyusui disini?"

"Ini zizi asi nya udah keluar, cepetan malah banyak tanya!" balas dara ngegas.

"Hah? Oh iya— EH ZIZI ASI NYA UDAH KELUAR?!" tanya bara shock setelah mencerna kembali perkataan dara.

"Iya, udah cepet jangan banyak tanya, kasian adek kamu,"

"Iya-iya," balas bara.

Bara pun pergi menuruti perintah bundanya, sebenarnya ia masih mengantuk karena terjaga semalaman hanya untuk mengerjakan tugas kuliah nya yang sudah menggunung karena sering sekali bara menunda-nunda untuk mengerjakan.

Tapi, demi bunda dan adik tercintanya, bara rela keluar dengan keadaan rambut acak-acakan, hanya mengenakan kaos hitam, dan celana rumahan selitut.

~

Malam ini, zio sedang bercengkrama ria melalui sambungan telepon dengan ke-tiga temannya, yaitu milo, atha, dan juga hira.

Zio menceritakan tentang kejadian yang dialami olehnya hari ini, dari asi nya yang tiba-tiba keluar saat ia baru bangun tidur, dan sampai dimana bara membelikannya pompa asi.

Teman-teman per-ukean nya tentu saja terkejut, karena zio bisa mengeluarkan asi secepat itu.

"Sakit nggak zi?" tanya milo kepo.

"Hm, nyeri sama denyut-denyut gitu, tapi pas udah pake pompa asi udah nggak lagi," jawab zio.

"Atha kan kandungannya udah 6 bulan, asi nya udah keluar belum?" kini hira yang bertanya pada atha.

"Udah, itu juga dibantu Kenzo," jawab atha jujur.

"Udah meriksa gender janinnya, tha?" tanya zio.

"Hum, belum, emang sengaja nggak di periksa gender nya, biar surprise aja gitu.."balas atha.

"HOO IYA JUGA YA!" pekik milo dari sebrang sana.

Mereka asik mengobrol sambil tertawa-tawa, membicarakan apapun yang terlintas di pikiran mereka, tapi ada sesuatu yang membuat mereka terdiam.

"Ahh nghh arel aku angh lagi telponan sama temen!" Coba tebak siapa?

Jawabannya adalah hira. saat sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba saja hira mendesah membuat mereka semua terkejut.

"HEH JUSTIN ANAK GUE LO APAIN?!" teriak milo.

Hening tak ada sahutan apapun dari justin, si pelaku yang membuat hira mendesah. Yang mereka dengan hanya suara desahan hira.

"Hira nya gue pinjem dulu ya, mau bikin bayi, bye kucing-kucing manis.." setelah itu, hira pun keluar dari sambungan telepon mereka.

"Astaga ya Tuhan.." lirih zio yang masih AGAK shock.

"Yaudah, lanjut besok lagi ya, kenzo udah ngajak tidur, aku duluan ya, good night.." ucap atha sebelum kemudian keluar dari sambungan telepon mereka.

"Aku juga deh, udah ngantuk, good night zi," akhirnya sambungan telepon itu terputus.

Zio hanya tersenyum tipis, ia merasa bahagia saat semua teman-teman nya mendapatkan pasangan yang benar-benar cinta pada mereka. Walaupun milo dan arjuna, sering sekali yang namanya bertengkar, tapi pertengkaran mereka hanya bertahan selama 2 jam, setelah itu keduanya akan kembali menempel layaknya lem.

~

Pagi-pagi sekali panji datang ke rumah zio, panji baru membaca pesan yang dikirim zio tadi pagi, karena kemarin dirinya benar-benar sibuk sampai tak sempat untuk sekedar membaca pesan dari kekasih manisnya.

"Sayang, seriusan asi kamu udah keluar?" tanya panji tak percaya.

"Serius, mau liat?"

"Mau-mau!"

Zio mengangkat baju nya sampai atas dada, kemudian meremas dadanya sedikit kuat membuat asinya langsung keluar begitu saja.

Panji menelan ludah nya, sial, terlihat sangat menggoda, panji jadi ingin menghisap puting itu dan meminum seluruh asi yang keluar dari buah dada zio.

Zio terkekeh geli ketika melihat panji yang menatap dadanya lekat, ia tahu apa yang ingin dilakukan oleh panji.

"Mau? Sini,"

"Serius?!" tanya panji antusias.

"Iya, sini,"

Tanpa ba-bi-bu lagi, panji langsung naik sepenuhnya ke atas ranjang, dan berbaring di samping zio, zio pun sudah mengubah posisinya menjadi sedikit miring.

"Jangan digigit ya? Janji dulu," ucap zio.

"Iya-iya, janji!"

Setelah itu panji langsung menghisap puting zio, merasakan cairan yang terasa sedikit hangat masuk ke dalam rongga mulutnya, dan dengan senang hati panji menelan semua cairan itu.

'Pagi-pagi minum susu emang the best' batin panji.







Tbc

Ini perasaan udah aku up deh kemarin? Atau belum?😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anugerah atau Kutukan? | Hoonsuk [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang