10

262 28 0
                                    


🌵🌵🌵

Daresh mengompres pergelangan kaki renza dengan hati-hati.

"Masih sakit?" tanya nya, renza mengangguk pelan.

Daresh mengusap pelan kaki renza, lalu meniupnya. "Huhh, cepet sembuh ya kaki, jangan bikin dek ren kesakitan," ucapnya, tangannya masih mengusap-usap kaki renza.

"Mas adek laper," rengeknya. Daresh mengangguk, ia menyimpan kompresan pada nakas disebelah kasur renza.

"Ututu sebentar ya sayang, bang jeje lagi beli bubur dulu." tangan nya mengusap rambut hitam sang adik.

Renza mengangguk, "tapi adek mau makan seblak bukan bubur!," protesnya. Daresh terkekeh pelan.

"Dek inget kamu lagi sakit lho, masa mau makan seblak, makan bubur aja ya?" pintanya.

Renza mencebikkan bibirnya, "kalo adek gamau gimana?" tanyanya sedikit merajuk.

"Harus mau! nanti mas beliin moomin." Biasanya jika disogok oleh boneka sapi, si bungsu akan luluh.

Renza masih menimang tawaran daresh, dan dengan cepat kepalanya mengangguk.

"Oke deh adek mau makan bubur" daresh bernafas lega,  "tapi~" lanjutnya.

"Tapi apa dek?" tanya dareh penasaran.

"Tapi bubur nya campur nasi kuning hehe" cengirnya.

"Dek serius?" wajah kaget daresh berhasil membuat renza tertawa.

"Haha Berchandyaaa, berchandyaaa~" ucapnya sambil terus tertawa. Daresh menghela napas pasrah,

'inget daresh dia adek kesayangan lo'

Jika bukan adek kesayangan, percayalah daresh akan mencekik orang itu, karena daresh maupun renza mereka sama-sama memiliki kesabaran setipis tisu.

Tak lama jefri datang dam membawa semangkuk bubur, ia mendudukkan dirinya di kasur milik sang adik. Renza yang sudah lapar meminta jefri untuk menyuapi nya tentu saja jefri tidak akan menolak.

"aaaa" jefri menyuapi renza dengan penuh kelembutan.

"Bubur nya enak ga?"

Renza mengangguk antusias,

"Enak apalagi pake kerupuk udang" ucapnya. "Abang sama mas udah makan?."

"Udah." Ucap keduanya.

"Bagus deh, jaga lupain makan ya, makan tuh nomor satu tau kalo ga makan nanti lemes terus ma~"

"Ehh mulutnya," tegur jefri.

"Apasih adek kan cuma mau bilang mati! Bukan bilang anj-" kali ini daresh menyentil bibir renza. 

"Adekk, jangan ngomong kasar apalagi itu bahasa binatang, allah ga suka."

Renza menunduk, kedua tangannya sibuk memilin baju "Maafin renza yaallah" cicitnya.

Hal itu membuat daresh maupun jefri menggigit jarinya, karena gemas dengan tingkah si mungil.

'akqksjhejk'

"Ayo suapin lagi, adek masih lapar" tangan nya mengelus peut bayi miliknya.

Jefri mengangguk.

Dengan semangat renza menerima suapan jefri.

"Adek istirahat gih, besok gausah sekolah dulu." ucap jefri setelah renza menghabiskan semangkuk bubur. Renza mengangguk patuh.

"Emm mas aresh." Panggilnya. Saat keduanya hendak beranjak dari kamar renza.

My Home • Wenyeol ft Nct Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang