9. Pandangan pertama🦋

73 5 0
                                    

⚠Warning: Harsh word, typo, bhs non baku, dsb.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.






Salah satu kejadian yang paling langkah saat dimana Zei mengizinkan Devan untuk membawa sang pujaan hati untuk pergi berdua, tanpa seseorang pun yang mengganggu atau menjadi nyamuk.

Sungguh mengejutkan. Tapi kapan lagi coba, sebelum Zei berubah pikiran, mending Devan mengambil kesempatan.

Kan lumayan, pdkt sekalian bantu teman kelarin masalah.

Ah iya, Devan juga akhirnya mendapatkan kontak Kei. Rasanya seperti sudah bisa mendapatkan hati si cantik.

Walau mendapatkan kontak Kei sangat susah, tapi berbuah manis karena Zei beneran memberinya. Ia bahkan sempat guling-guling dikasur ketika sudah pulang.

Dan juga, sebenarnya Devan sudah mengabari Kei, kalau ia ingin mengajaknya jalan-jalan. Mumpung sudah memasuki weekend.

Makanya saat ini Devan sudah berada di depan pintu rumah si kembar. Mengabaikan tatapan sinis dari Zei yang berada di ambang pintu.

"Mau bawa kemana si Kei? Sampai jam berapa lu berdua pergi? Gua gak mau lu pulangin kakak gua kemaleman ya anjing! Kemana aja lu berdua bentar? Cuma lu berdua doang-maksud gua lu sama Kei doang gitu? Lu harus jaga Kei selalu jangan lu tinggalin sendiri, jangan jajanin Kei sembarangan, lu boleh ikuti kemauan dia mau beli jajanan apa aja asalkan jangan yang ada di list yang gua kasih di chat, awas aja Kei pulang-pulang badmood atau kenapa-napa gara-gara elu ya brengsek!!" celoteh Zei panjang kali lebar, dengan cepat.

"Iya Jee, lu kayak gak kenal gua aja" balas Devan dengan santai, sedikit terkekeh dengan celotehan Zei yang panjang itu, padahal ia sudah menjawabnya berkali-kali di room chat mereka tadi. Tapi karena moodnya sedang bagus maka Devan sama sekali tidak akan protes. "Lu gak usah khawatir, Kei bakal aman sama gua"

"Ya karna sama lu gua malah makin khawatir bangsat!"

Wajar jika Zei semakin Proktetif kepada kakak kembarannya. Mengingat Kei masih tahap penyembuhan Anxiety disorder atau kecemasan berlebihan, dan sempat mendapatkan pembullyan belum lama ini, membuat Zei semakin was-was.

"Tenang aja Je, nanti gua kirim foto atau video sebagai laporan kalau gua orangnya amanah" balas Devan dengan senyum. Ia tau, sangat tau kalau saat ini Zei sedang mengkhawatirkan kembarannya itu, walaupun hubungan mereka sedikit renggang.

Kali ini Zei hanya bisa menghela nafas. Ia menatap Devan penuh arti, dan menoleh ke dalam rumah, dimana Kei baru saja turun dan akan segera menuju ke arah keduanya.

"Tolong ya Dep, jagain kakak gua" lirih Zei yang langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, setelah Kei baru saja tiba di ambang pintu.

Sebenarnya ia tidak tega mengabaikan kakak kembarannya itu. Tapi ia juga sebenarnya masih kesal sama Kei. Tapi di sisi lainnya, ia sangat ingin mengantar Kei ke Devan.

We Switch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang