3. Ketemu 🐾

97 13 4
                                    

⚠Warning: Harsh word, typo, bhs non baku, dsb.

.

.

.

.

.

.

.

.


Sudah terhitung seminggu lebih Zei menggantikan Kei sebagai murid SMA NEF Dan juga sudah lebih dari seminggu sejak hari dimana Zei melihat orang bernama Danielle itu, tapi sampai sekarang ia tidak bisa menemuinya secara langsung.

Entah mengapa, sengaja atau tidak sengaja, Danielle seperti menghindarinya. Entah itu benar atau tidak, Zei hanya mengira-ngiranya, tapi setelah beberapa hari berusaha untuk bertemu langsung, ia langsung berspekulasi bahwa tebakannya benar.

Tapi kenapa?

Untuk mengetahui hal tersebut, Zei harus menurunkan gengsinya untuk bertanya soal siswa bernama Danielle.

"Masa gua bertanya?" Gumam Zei, karna demi apapun ia tiba-tiba ngerasa gugup untuk bertanya.

Padahal dirinya ini sebenarnya humble sama semua orang, tapi karna sekarang ia adalah 'Kei', ia jadi bimbang untuk bertindak menjadi dirinya sendiri. Terlebih sejauh ini, tidak ada yang mengajaknya kenalan maupun diajak kenalan, alhasil seminggu lebih ini Zei hanya menyendiri.

Kalau saja Zei gak ingat kalau dirinya adalah Kei untuk sekarang, bisa saja sekarang ia sudah kenal semua anak jurusan IPS di angkatannya. Mungkin adik kelasnya juga?

Zei menghela nafas. "Kayaknya harus deh, kan nanti mau ketemuan" Gumam Zei sekali lagi, tangannya yang tadi sedang sibuk mencoret-coret kertas itu berhenti, berganti dengan matanya menatap kearah jendela luar.

Pikirannya sekarang penuh, tapi yang paling mendominasi adalah 'bertanya sama siapa?'.

Karena demi sepatu jordan Chiko yang tersangkut di atap rumah tetangga tetangga Theodor, Zei sangat gengsi untuk bertanya. Tapi ia harus, karena mereka nanti akan bertemu setelah pulang sekolah di tempat biasa mereka nongkrong. Dan kata Jihan, Zei wajib datang bersama Danielle.

"Woi Keina! Lu panggil sama anak IPA" Zei langsung menoleh kearah gadis yang memanggilnya, kayaknya anak kelas sebelah karena wajahnya gak terlihat familiar di ingatannya.

Zei beranjak, entah mengapa firasatnya tidak enak soal ini. "Dimana?"

"Pake nanya lagi lu. Ditempat biasalah, mau dimana lagi?" Zei sedikit menganga sekaligus dibuat kebingungan mendengar jawaban gadis tersebut.

Tempat biasa katanya?

"Tolol pake bengong lagi, buru lu kesana" Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan Zei yang masih kebingungan.

Apa ia membuat masalah?

Sepertinya tidak, bahkan kerjaannya disekolah hanya bejalan, makan di kantin, belajar, dan pulang. Cukup membosankan.

Zei mencoba mengingat sesuatu, seingatnya Kei mengatakan ia tidak memiliki teman, lalu kenapa ada yang mengajaknya dan mengatakan 'tempat biasa'? Atau di salah mengingat.

"Banyak yang gak suka sama aku, kamu hati-hati ya Zei"

Ucapan Kei seminggu lalu tiba-tiba terlintas, membuat Zei melangkah keluar dengan sedikit ragu, pikirannya sekarang penuh dengan spekulasi yang akan terjadi kedepannya.

We Switch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang