"Dasar anak tidak berguna".
Kata-kata yang sangat tidak cocok untuk menyambut kedatangannya di rumah. Baru juga ia melangkah masuk melewati ruang tengah, ia tiba-tiba di sambar dengan kata-kata yang tidak , mengenakkan.
Ia sebenarnya ingin mengabaikan wanita yang menatapnya tajam, namun sepertinya kata yang keluar dari mulut wanita tua itu memang tidak bisa di kontrol saat ini, sehingga Zei rasanya ingin rasanya menghajar orang tua tersebut.
"Ngapain pulang malam? mau jadi jalang? kau seenaknya keluar sampe tengah malam gini sedangkan kakak mu terbaring lemas karena demam!" Ujar wanita paruh baya itu dengan emosi.
"Tidak ada yang memberitahuku kalau Kei sedang sakit, lagian aku juga sudah membelikannya obat saat perjalanan pulang" Balas Zei berusaha untuk mengontrol emosinya.
Sungguh, ia sedang dalam mood yang untuk melihat siluet dari wanita tua yang menjadi mami-nya itu. Entah mengapa saat ini ia rasanya ingin menjabak rambut wanita yang ada di hadapannya.
Suasana hatinya semakin memburuk ketika ia menyadari keberadaan laki-laki yang tidak jauh dari mami-nya itu. Zei bisa menebak kalau laki-laki itu adalah kekasih mami-nya saat ini.
Zei cukup terkesan dengan wanita yang melahirkannya itu karena berhasil mengambail hati para pria diluar sana dengan usia yang sudah tua, dan kali ini ia melihat laki-laki yang berbeda dari sebelumnya.
"Banyak alasan, kau itu sebagai sodarahnya harusnya tau keadaan kembaranmu sendiri, bukannya malah jadi jalang seperti sekarang"
Perkataan yang seharusnya tidak dikatakan oleh wanita yang sudah melahirkannya itu, perkataan yang menusuk namun tidak menyindir.
"Jalang? Mami lagi ngatain diri sendiri?"
--Plak!
Sebuah tamparan berhasil mengenail pipi kiri Zei, gadis itu cukup terkejut dengan kejadian yang terlalu tiba-tiba ini, walaupun ia sudah menduga hal ini tentu akan terjadi.
Wanita itu menatap tajam putri keduanya itu, ia sudah tersulut emosi dan juga rasa ketidak sukaan dalam hatinya. Dan sepertinya yang merasa hal tersebut bukan hanya ia, melainkan putri keduanya juga merasakan hal yang sama.
"Jaga ucapan mu!" tegas wanita itu memburu.
Zei tersenyum tipis dan membalas tatapan tajam dari wanita yang ada di hadapannya ini.
"Tapi bukannya faktakan, mami? Zei udah besar kali Mii udah tau mana baik mana buruk, mami udah gak bisa bodohin aku lagi tau, jangan samain sama kak Kei yang mudah percaya sama dengan seribu satu alasan yang keluar dari mulut mami" Sarkas nya. Seringai yang dapat membuat wanita dihadapannya semakin jengkel melihatnya.
"KAU-"
Suara langkah kaki seseorang yang menuruni anak tangga berhasil menarik intensi seluruh mata disana. Suasana yang tadinya suram kini mulai netral ketika siluet dari seseorang yang sedari tadi di sebut muncul, dengan jaket tebal dan wajah pucat, ia menatap semua orang yang berada di lantai satu itu dengan tatapan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Switch
Teen Fiction"Zei dulu anaknya cengeng banget" Kei dan Zei itu saudara kembar, mereka selalu bersama sedari kecil. Tapi walaupun kembar pergaulan mereka selalu bertolak belakang. Kei yang selalu berada disisi nyaman, sedangkan Zei selalu mencari sisi yang baru...