10. Iya juga sih

32 3 0
                                    

⚠Warning: Harsh word, typo, bhs non baku, dsb.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Langit berwarna jingga yang terlihat sangat cantik, menandakan waktu sudah Sore, menjelang malam. Waktu dimana kebanyakan orang sudah bersiap-siap untuk pulang. Dan waktu yang paling sering terjadi macet.

Seharusnya sih, sore begini anak sekolah akan segera kembali ke rumah masing-masing, atau tetap tinggal di sekolah karena ada keperluan seperti eskul dan bimbel. Ada juga yang belum pulang dan langsung berkumpul bareng teman-teman sebayanya.

Contohnya seperti Zei dan teman-temannya. Mereka sekarang kumpul di warung mbak Siti, untuk membicarakan suatu hal.

"Gua masih gak percaya Jeje biarin Devan bawa Kei jalan-jalan selama dua hari belakangan ini" Tutur Jihan mengawali topik mereka setelah selesai menyantap nasi goreng special buatan teteh Wiwi.

"Kek terdengar mustahil, tapi sudah terbukti dari foto story Devan njir" Celetuk Danielle yang langsung memperlihatkan kembali foto yang ia maksud tersebut. "Noh lihat cok, Devan ngajak Kei ke toko pernak-pernik".

Semua memperhatikan foto yang Devan jepret dari Handphonenya itu. Terlihat Kei yang sedang asik mencoba bando kucing dan tersenyum ke arah kamera, akan-akan ia sengaja menunjukkannya kepada Devan.

Baru juga pdkt, tapi mereka terlihat seperti seorang sepasang kekasih, dan sangat serasi. Orang-orang yang tidak tau tentang hubungan mereka juga akan mengira mereka sepasang kekasih.

"Jangankan elu pada, gue aja masih gak percaya"

"Wah parah sih"

Sungguh aneh. Mengapa Zei malah ikut bingung dengan situasi yang dimana ialah yang memberi izin kepada Devan yang akan membawa kakak kembarannya itu jalan-jalan bersama. Zei sedari Kei pergi dengan Devan tadi sore ketika waktu pulang sekolah, membuat gadis tersebut bengong, karena ikutan bingung kenapa ia bisa memberi izin Devan, padahal kesepakatan mereka cuma kemarin dan belum merencanakan untuk membuat Kei nyaman di sekitaran Devan.

Apa Zei salah memilih keputusan?


"Lu kenapa Je? Lemes amat sejak Devan jalan bareng Kei" Ujar Jihan, yang sedaritadi memperhatikan gerak-gerik Zei. Karena tidak biasanya gadis yang biasanya ada saja tingkah absurd nya itu, tiba-tiba loyo kayak yupi gini.

Entah mengapa, tapi Jihan merasa kalau Zei dan Devan sempat berbincang dengan topik yang cukup serius. Terbukti dari kelakuan Zei sejak turun dari mobil Devan. Ia ingin sekali bertanya, namun ada perasaan tak enak rasa, dan mungkin jika di tanya akan membuat gadis tersebut tambah kepikiran, alias overthinking.

We Switch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang