SENJA DI ATAS BENDERA KITA✅

141 6 2
                                    

NOTE : YEONGYU/BEOMJUN UNIT

Alur cerita dan tokoh dalam karya ini murni fiksi karangan author tidak bermaksud menyinggung siapapun.

Waktu yang menukik di antara kita tak sanggup meraih meski sekedar untuk bertukar sapa

Bersama senja di atas bendera kita yang mengharap kedamain abadi.




Suara dentingan batu dan palu beradu di antara teriknya matahari siang, udara panas beradu dengan besi-besi yang mulai di pasang melintang di atas tanah. Bagas masih duduk di posko sembari menatapi beberapa pekerja yang mulai sekarat karena kelelahan.

"Saya butuh air..."

Seorang pekerja dengan wajah pucat pasi mendatangi poskonya tertatih-tatih, Bagas dengan sigap mengambil botol air miliknya dan menghampiri pekerja itu, namun sebelum sempat air itu menetes di tenggorokan si pekerja seorang tentara Jepang menendang botol itu dengan kasar hingga melukai tangan Bagas.

Dengan wajah bengisnya tentara itu memberikan tanda agar Bagas menjauh dan membiarkan pribumi yang tengah sekarat itu mati.

"Dia butuh pertolongan, kasihanlilah mereka sedikit!" Bagas mengambil botol lain dari kotak penyimpanan, ia kemudian kembali untuk memberikan pekerja itu sedikit air namun kali ini seorang tentara lain menarik dan menahannya dengan kasar

"Lepaskan saya! Dia butuh pertolongan!"

Tentara itu mengunci tanganny kemudian yang lain mulai menyiapkan senjata api mereka.

"Tunggu!"

"Yashuo jangan!"

DOR!

Pekerja itu tergeletak dengan darah yang bersimbah di depan posko, Bagas memberontak dengan keras namun usahanya sia-sia, Tentara itu memojokan Bagas ke dinding membiarkan si pekerja kehilangan nyawanya.

"Kalau kamu masih banyak ulah nasibmu akan sama seperti dia."

"Yashuo! Bawa dia kembali ke rumah sakit, dan minta petugas lain menggantikan Bagas."

Yashuo, orang yang membunuh pekerja itu kemudian mengangguk dan keluar dari tenda, Bagas dengan berat hati melangkah keluar dari posko lalu pergi dengan mobil bersama Yashuo menuju ke sebuah rumah sakit di Banten. Yashuo kemudian menurunkan Bagas di depan gerbang masuk rumah sakit, ia berniat langsung pergi namun pertanyaan Bagas menahannya

"Yashuo, kenapa kamu membunuhnya?"

Yashuo terdiam sejenak menatap manik cokelat gelap milik Bagas, ia turun dari mobil dan berdiri di hadapan Bagas.

"Kalau saya tidak menembaknya ketua akan meminta saya membunuh kalian berdua."

"Kenapa tidak kamu lakukan saja, apa bedanya aku dengan pria itu."

Yashuo menghela nafasnya, "Tenaga medismu dibutuhkan, itu saja yang akan saya jawab."

Bagas menundukan kepalanya mengingat orang-orang sekarat di luar sana yang bahkan tidak bisa ia tolong, Apakah pantas dirinya di sebut sebagai perawat, terlalu banyak darah yang tumpah di tanah airnya setelah kedatangan mereka.

Yashuo menepuk bahu Bagas kemudian pergi dengan mobilnya kembali ke pangkalan untuk mengawasi jalur kereta api yang tengah di bangun. Bagas menatap nanar mobil tersebut, Yashuo bukanlah orang biasa dia adalah sala satu tentara yang terkenal paling setia dan akan melakukan apapun yang diperintahkan. Tak heran jika kerap kali Yashuo mengambil langkah sesuai pemikirian Kapten mereka.

Bagas menatap ke arah jendela luar rumah sakit, semburat jingga terpantul indah di mata Bagas. Ia kembali bertanya kapan semua ini akan berakhir melihat rakyat lain menderita. Andai saja ia punya cukup kekuatan setidaknya untuk memberi mereka pertolongan pertama, beberapa detik setelahnya Bagas menyudahi ratapannya kemudian bersiap pulang.

The Chapter Upon Me [TXT ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang