Bagian 2

547 11 0
                                    

Semua mata mengikuti kemanapun Kenzie melangkah. Kenzie merasa dirinya menjadi makhluk asing di sekolahnya sendiri. Siswa-siswi di sekolah itu sudah mendengar gosip seputar Kenzie yang menunggui Farrel di rumah sakit. Kenzie yang rela membolos dan ketinggalan pelajaran demi menjaga kekasih tercinta yang sedang sekarat.

Mata Andi terbelalak begitu menyadari keberadaan Kenzie. Andi langsung menghambur dan memeluk Kenzie.

"Ken, gue kangen banget sama elo. Kenapa sih elo ga mau angkat telpon gue?" berondong Andi bak petasan cabe rawit.
"Untung aja elo akhirnya mau masuk sekolah lagi. Soalnya sebentar lagi kan kita musim ulangan. Tapi elo gak usah khawatir, gue akan minjemin catatan gue"

Dengan sigap, Andi langsung membuka tas dan mengeluarkan tumpukan buku tulisnya. Andi lalu membuka halaman buku catatannya.

"Nih, lo lihat, kan? Gue sengaja nulis dengan sangat rapih biar elo bisa ngejar ketinggalan."

Kenzie menatap sekilas catatan pelajaran bertuliskan tangan Andi yang seperti cakar ayam itu. Kenzie hanya tersenyum menatap sahabatnya yang sedang berusaha menyenangkan hatinya. Andi tampak lega melihat Kenzie tersenyum. Senyum yang sudah menghilang berhari-hari dari wajah Kenzie.

Kali ini Kenzie merasakan waktu berhalan sangat lambat. Jam pelajaran telah berganti-ganti, tapi tak
satupun materi pelajaran yang bisa terserap dalam otak Kenzie. Benak Kenzie dilintasi pikiran akan berbagai hal. Salah satunya adalah mengenai penyakit yang meluluhlantakan kehidupan Farrel. Penyakit yang merenggut cinta sejati Kenzie.

Leukimia Mielositik akut. Leukemia atau kanker darah yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

Semula Tante Rosa dan Om Daniel, kedua orang tua Farrel, tak bisa menerima diagnosis dokter. Itu sebabnya Tante Rosa dan Om Daniel langsung membawa Farrel ke dokter ahli yang lain untuk mendengarkan opini kedua. Ternyata diagnosisnya tetap sama. Farrel menderita penyakit yang namanya diambil dari bahasa latin yang berarti darah putih. Karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi.
Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat, membuatnya bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.

Kedua orang tua Farrel tentu tak tinggal diam. Berbagai test-pun mereka lakukan untuk memastikan. Pemeriksaan morfologi darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang, pewarnaan sitokimia, Immunofenotipe Sitogenetika, maupun Diagnosis molekuler. Tetap saja hasilnya sama. Farrel memang mengidap Kanker darah Leukimia. Semua itu seperti petir di siang bolong bagi Tante Rosa dan Om Daniel. Anak tertua mereka, kebanggaan mereka, menderita penyakit mematikan yang prosentase
kesembuhannya nyaris tak ada.

"Mama udah dapat informasi soal transplantasi sel darah induk. Dengan operasi itu, kamu pasti akan sembuh sayang," suara Tante Rosa terdengar penuh harap.

Farrel hanya tersenyum sambil mengangguk. Sikap yang membuat Tante Rosa lega. Sepeninggal Tante
Rosa dan Om Daniel, Kenzie memberanikan diri bertanya pada Farrel perihal keinginannya menjalankan operasi transplantasi sel darah induk.
"Siapa bilang aku mau melakukan operasi itu?"
Kenzie melongo, bingung
"Bukannya tadi kamu ngomong begitu sama Mama kamu?"
Farrel mengangguk
"Aku bilang begitu cuma agar Mama lega dan nggak khawatir sama keadaanku, Tapi aku sendiri sih nggak mau menjalani operasi itu. Buat apa? Operasi itu mahal luar biasa. Aku sudah mengeceknya di internet. Lagipula kesempatannya cuma lima puluh persen."
"Setidaknya kamu masih punya harapan untuk sembuh. Orang hidup kan harus selalu menanamkan harapan. Bukannya itu yang pernah kamu bilang ke aku?" sanggah Kenzie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenzie, Jangan MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang