All About Halilintar

445 76 3
                                    

♪Is this the real life? Is this just fantasy?
Caught in a landslide, no escape from reality\♬

.
.
.
.
.

Lantunan melodi milik band favoritnya, Queen, senantiasa bersenandung dengan acap kali menggema di dalam kamarnya yang hampa malam ini. Hari demi hari berlalu begitu cepat bersama jati diri baru, dimana saat ia membuka mata, disaat itulah ia menutup mata pula. Pada awalnya, semua berjalan dengan begitu baik, ia berhasil mencegah tindak bully yang dialaminya sejak beberapa hari lalu untuk terulang kembali, mereka, satupun dari mereka tak ada yang berani mendurhaka lagi, benar-benar sebuah kemerdekaan bagi pemuda bernama Boboiboy itu. Namun, ada setitik kegagalan yang berakibat fatal disana, noda itu kemudian membentang menjadi kehancuran. Ucapan yang dijanjikan pada Pria Penyelamat tak sesuai dengan perbuatan, ia tak bisa mengendalikan sosok Halilintar untuk tetap berada di jangkau batasan, nyatanya.


❈❈❈


Pagi itu...

Pagi itu dimulai dengan begitu baik, dimana cuaca cerah ceria yang membuat siapapun merasa lebih bersemangat untuk menjalani aktivitas masing-masing. Tetapi, tidak dengan Boboiboy. Disaat semua orang tampak menyenangkan dan selalu bersikap baik padanya, disitulah Boboiboy mulai meninggi hatinya. Yang seharusnya ia bersyukur tentang berakhirnya penghinaan, ini malah berbanding terbalik, ia merasa semua orang hanya sedang tunduk padanya.

Boboiboy berjalan anteng di sepanjang koridor menuju kelasnya, raut wajah serius selalu bersemayam sejak ia mulai ketergantungan dengan Halilintar, membiarkan sosok dengan arogansi itu menguasai dirinya. "Hai Boboiboy, selamat pagi! Tumben banget gak telat hari ini ada apa eh... style baru? Topimu biasanya ngadep belakang, ini ke depan, keren!" Sapa Shielda, seorang gadis kenalan Boboiboy di kampusnya yang cukup populer. Yang disapa hanya mendengus tak tertarik lalu membuang pandangannya dari Shielda.

"Berisik banget cewek, gitu doang rempong bener." Boboiboy yang selalunya ramah berujar dingin dan kasar membuat Shielda face dropped, bagaimana tidak, ia yang selalu mendapat kekariban Boboiboy harus mendapat balasan setidak menyenangkan ini akhir-akhir ini. "Kamu lagi kenapa sih? Dari kemaren aku liat selalu ngehindar dari aku sama temen-temen yang lain, di kasih penugasan berkelompok sama Profesor Papa kamu milih sendirian. Pas di kantin juga, Iwan gak sengaja tumpahin minumannya ke kamu, kamu malah marahin dia abis-abisan sampai anaknya nangis."

"Ya siapa yang gak kesel coba orang gak salah apa-apa malah disiram jus sama dia, dia pantes dimarahin, itu pun masih kurang padahal."

Shielda terdiam sejenak, ia speechless mendapati balasan kasar Boboiboy yang tak pernah ia temui sebelumnya dari mulut pemuda itu. "... Boboiboy, aku gak suka kamu yang kayak gin-"

"Gak peduli."


❈❈❈


Siang itu...

Boboiboy melangkahkan kaki keluar dari ruang kelas, ia baru saja menyelesaikan pembelajaran satu mata kuliah wajib hari itu. "Sisa 1 kelas lagi dan akhirnya bisa pulang." Boboiboy mendesau penat, ia sama sekali tak memiliki semangat belajar lagi, mutunya menurun drastis. Namun, dengan penampilannya yang sekarang, banyak mahasiswi dari fakultas yang sama dengannya terpana hebat, bahkan dari fakultas lain sekalipun. Mereka sesekali menguntit Boboiboy yang kini dikenal sebagai Halilintar dan mengambil foto dirinya secara diam-diam untuk konsumsi pribadi mereka sendiri. Dasar.

Baru saja Boboiboy berjalan menuju ke ruang kelas selanjutnya yang akan dimulai 15 menit lagi, ia dikejutkan oleh keramaian khalayak berdiri di depan mading pemberitaan. Mereka yang berdempet-dempetan terpaksa memblokir jalan karena koridor itu cukup sempit sehingga Boboiboy yang tadinya sama sekali tak berniat menaruh perhatian pada sesuatu yang ada di papan literasi tersebut malah menjadi penasaran, ia menerobos masuk kedalam kerumunan dan menemukan dirinya sudah berada tepat di depan lembaran berita utama, kedua matanya langsung membelalak terkejut.

7 TEEN'S PLAY! [ALTER EGO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang