🌼 assalamualaikum 🌼
Bijak dalam membaca yaww 🖤
Ambil baiknya buang buruknya, maafkan Mina jika ada typo atau penyampaian kata yang salah 🙏🏻Selamat membaca readers🦋
Akan tiba saatnya nanti air matamu akan jatuh bukan Karena masalah, tetapi karena doamu telah Allah kabulkan.
~KH. Maimoen Zubair
Hari sudah berganti, malam sudah menjadi pagi, namun Alexa masih belum sadar, padahal perkiraan dokter Alexa akan siuman kemarin malam, namun mungkin karena efek samping obat tidur.Mereka semua tetap sabar menunggu Alexa hingga siuman.
Afdhal mengajak Mozza untuk keluar alasannya ingin membeli sarapan, karena memang mereka semua belum makan, jadilah kedua pasutri itu pergi keluar arena rumah sakit, untuk mencari kantin atau pedagang kaki lima yang biasa berjualan di daerah rumah sakit.111
"Kamu mau makan apa?" Tanya Afdhal, saat ini mereka sedang mengitari makanan yang ada di sana.
"Terserah aja" jawab Mozza
Afdhal menarik pelan tangan Mozza pergi mencari tukang bubur, setelah sampai di sana, Mozza di buat berpikir.
Mozza menarik tangan Afdhal agar sedikit menjauh dari tempat jualan tersebut.
"Loh mas, kalo mau beli bubur juga kenapa harus disini? Padahal kita tadi ngelewatin banyak tempat, aku tau alasan mas milih bubur yang di sini karna sepi kan? Tapi sepanjang kita lewatin tadi banyak juga tukang bubur yang sepi, belum ada pembelinya" jelas Mozza, dengan lembut.
"Memang banyak tempat yang sepi, tapi dari kemarin mas lihat di sini yang paling jarang pembeli hanya satu atau dua, sedangkan tempat yang lainnya akan rame di siang nanti." Ucap Afdhal.
Dari kemarin Afdhal memperhatikan bapak penjual bubur itu, jarang sekali ada yang membeli buburnya, mungkin karena terlalu arah ke ujung sehingga orang orang malas untuk berjalan terlalu jauh.
"Bapaknya udah tua, dan pasti dia sedikit susah untuk mendorong gerobaknya kesana kemari, sedangkan sepanjang jalan tadi, banyak tukang bubur yang masih sehat dan belum terlalu tua, mereka masih tegap dan mampu untuk mendorong gerobak mereka kesana kemari"
"Sedangkan bapak ini, lihat dia udah bongkok, untuk jalan saja dia sedikit kesulitan, maka dari itu kita buktiin kebapaknya kalau rezeki itu udah di atur dan gak akan ke tukar" jelas Afdhal lembut kepada Mozza
Mendengar penjelasan sang suami, hati Mozza seketika terenyuh, suaminya sungguh masyaallah, subhanallah, ia merasa beruntung bisa memiliki lelaki seperti Afdhal.
"Masyaallah, makasih mas penjelasannya sekarang Mozza
ngerti" ujar Mozza sambil manggut-manggut.Setelah makanan tersebut selesai, mereka berdua kembali ke ruangan Alexa.
Dokter telah memeriksa kondisi alexa, kemungkinan Alexa bisa siuman beberapa jam lagi, karena memang masih berada di bawah pengaruh obat.
Para anak anak muda tersebut memilih untuk makan di dekat kantin, yang memang ada kursi panjang dan juga beberapa meja mungkin memang sengaja disediakan untuk keluarga atau teman teman pasien agar tidak terlalu memenuhi rungan, karena takut mengganggu jika mereka semua makan di dalam ruangan tersebut.
Dan disinilah mereka semua berada, meja kantin yang panjang, mereka semua mulai menyantap sarapan mereka masing masing.
Mereka semua menghabiskan makanan masing-masing, namun tidak dengan Mozza yang merasa mual ketika memakan buburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Afdhal (END)
Teen FictionDi jodohkan oleh kedua orang tuanya dan hanya menerima dengan ikhlas Bagaimana kelanjutan ceritanya? Muhammad Afdhal Dzikri Seorang Gus sekaligus ustad muda di ponpes ayahnya, dokter bedah di salah satu rumah sakit terkenal di Bandung Mozza Gizelle...