🌼 assalamualaikum 🌼
Ambil baiknya buang buruknya 😉
Bijak dalam membaca yaw💗Gimana kabarnya? Masih nunggu HALZA kan?💐
Okeh Mari masuk ke cerita fiksi🙃
Laksana mutiara
Yang tersimpan baik~
(QS.al-waqiah)Matahari sudah terbit dari arah timur, tak lupa dengan para orang dewasa yang sedang berlibur ke Bali itu.
Kini mereka semua sedang berada di sebuah resto, untuk sarapan.
Namun ada yang ganjal di penglihatan mereka semua, tunggu? Mengapa jalan Aulia sedikit berlain???
(Ini siapa yang bulan madu sih?? Bingung Mina)
"Weh kemarin yang niat bulan madu siapa?" Bisik Desta kepada Alif
"Afdhal sama Mozza, kita kan niatnya healing doang" bisik Alif juga
"Lah yang bulan madu siapa yang jebol duluan siapa" bisik Desta lagi
"Siapa tau udah jebol dua-duanya, cuman bedanya Arkan dengan tenaga, kalau Afdhal dengan perasaan makanya Mozza jalannya santai aja, sedangkan Aulia jalannya begitu" bisik kenzi kepada mereka berdua, ya kenzi mendengar pembicaraan dua sahabatnya itu karena memang suara mereka sedikit besar saat berbisik.
"Pengen nikah deh jadinya" ucap Desta
"Noh Alexa nganggur, cocok kalian mah" ujar Alif
"Habis riwayat gw hidup sama nenek lampir begitu" Desta Desta bagaimana kalau terdengar oleh Alexa habis lah riwayat nya.
"Jodoh gk ada yang tau bre" ujar kenzi memperingati
"Mending gw sama vazra dari pada sama dia" ucap Desta.
"Terserah Lo"
Oke mari kita pindah ke para gadis gadis cantik itu eh salah ada yang sudah menjadi wanita
"Jalannya santai ya Kaka" ejek Alexa dengan berbisik di telinga Aulia, membuat Aulia tersipu
Aih jelas sekali kah?? Ia ingin menghilang rasanya, berbeda dengan Mozza yang hanya diam namun tersenyum di balik cadarnya, huff sepertinya ia diduluankan oleh adik iparnya.
"Kok jalan Oza gak kayak Aulia?" Hei pertanyaan macam apa yang ditanyakan oleh Viana???
"Hah? Emang harus aku jalan kayak Aulia??" Tanya Mozza
"Ya...enggak sih" jawab Viana
"Oh" singkat jawaban Mozza, lalu setelahnya mereka memakan sarapan mereka masing masing.
Siangnya mereka melanjutkan dengan bersantai di pantai menikmati pemandangan laut Bali.
Sedangkan para ladies ladies berniat untuk mencoba spa dan pemandian air hangat di resort dekat penginapan.
Seharian ini masih mereka lalui dengan bersenang senang, dan menikmati keindahan Bali.
Hingga tiba lah waktu untuk makan malam, dan mereka masih menikmati semuanya, namun berbeda dengan Alexa yang harus berangkat esok pagi karena memang jadwal penerbangan nya, padahal seharusnya ia balik hari ini namun di tunda jadi lah esok pagi ia harus balik.
Mereka menikmati hidangan tersebut, hingga habis dan beralih untuk ke pergi ke penginapan dan balik ke kamar masing-masing.
"Mas..." Panggil Mozza, Afdhal hanya merespon dengan mengangkat satu alisnya.
"Emmm mas mau keluar lagi?" Tanya Mozza, dan dibalas anggukan oleh Afdhal
"Sebentar aja, setengah sepuluh mas balik lagi, yang lain mau ngumpul sebentar katanya" ucap Afdhal lalu berpamitan dengan Mozza.
"Huff... bismillah bisa, semangat Mozza" ucap Mozza menyemangati diri sendiri, setelah kepergian sang suami, Mozza bergegas menuju kamar mandi ia berniat membersihkan diri
Sekarang jam menunjukkan pukul 09.25 itu artinya sebentar lagi Afdhal akan kembali ke penginapan.
Semakin berjalan waktu Mozza semakin gugup di buatnya, ia sudah siap untuk malam ini.
Suara ketukan pintu kamar terdengar jantung Mozza berpacu cepat, aih harus kah jantung nya berdisko saat ini?
"Assalamualaikum sayang?" Ucap Afdhal masih mengetuk pintu, sedangkan Mozza ia harus menetralkan jantungnya terlebih dahulu.
"W-wa'alaikumussalam bentar mas" sahut Mozza, dan akhirnya membuka pintu untuk Afdhal.
Setelah memasuki kamar Afdhal sedikit heran dengan istrinya, Mozza mengenakan selimut??
Namun Afdhal mengabaikannya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Keluarnya Afdhal dari kamar mandi ia terkejut melihat istrinya, yang memakai baju....tidur? Tapi mirip juga seperti baju....kurang bahan?
"K-kenapa pake b-baju itu? Ganti ya" ucap Afdhal dengan nada memohon
Mozza berusaha membuang rasa malunya, dan juga kegugupannya ia sudah berada di pertengahan jalan tidak mungkin ia harus mundur.
"Emang kamu gak tergoda?" Tanya Mozza dengan jantung yang berpacu cepat, pasalnya Afdhal perlahan berjalan ke arah ranjang.
"Aku capek, kamu juga kalau belum siap gak usah di paksain" ucap Afdhal ia naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya.
"Ihh Mozza udah siap, masa iya respon nya cuma gini? Padahal Mozza udah capek-capek buat nahan rada malu, tapi kamunya malah tidur, padah..." Belum sempat ucapan Mozza selesai namun ia sudah di buat terdiam oleh perlakuan Afdhal.
Cup
Afdhal mencium singkat bibir ranum Mozza, lalu berbisik di telingan Mozza dengan nafas yang menerpa leher mulus Mozza membuat Mozza merasa geli, Mozza hendak mendorong tubuh Afdhal namun, tenaga Afdhal lebih besar ketimbang tenaganya.
"Yakin siap hmm" tanya Afdhal dengan suara seraknya
"Baru di cium gitu aja udah jadi patung hmm" suara Afdhal membuat Mozza merinding, namun ia tidak akan mundur
"Yakin!" Jawab Mozza
"Come on baby ready, right?" Aaaa Mozza rasanya ingin mundur saja suaminya ini sudah menjadi sugar Daddy.
"Baca doa dulu" ucap Afdhal membaringkan tubuh Mozza perlahan.
"Bismillahi, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa." Malam ini adalah malam dimana Mozza menjadi milik Afdhal seutuhnya.
Berharap apa sama chapter ini?😭
Gak ada adegan begituan😡
Bayangin sendiri aja, Mina gak ikutan😭🙏🏻
Chapter kali ini pendek yah, hehe Mina lagi mager😘
Hayo yang nunggu HALZA versi mini🤣
Papay sampai bertemu di chapter selanjutnya 😍
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Afdhal (END)
Teen FictionDi jodohkan oleh kedua orang tuanya dan hanya menerima dengan ikhlas Bagaimana kelanjutan ceritanya? Muhammad Afdhal Dzikri Seorang Gus sekaligus ustad muda di ponpes ayahnya, dokter bedah di salah satu rumah sakit terkenal di Bandung Mozza Gizelle...