♡28♡

5K 225 13
                                    

🌼assalamu'alaikum🌼

Halow
Jadilah readers yang bijak dalam membaca yaww 💗
Ambil baiknya kita buang buruknya😉

Tandai typo!!😉

Jagalah shalatmu selagi
Bernafas, maka shalatmu
Akan menjagamu di saat
Kamu berhenti bernafas

Setelah sedikit berbincang bincang dengan Umi dan Abi, yang sedikit di hiasi oleh perdebatan antara Afdhal dan Fathan.

Sebenarnya kedua pasutri itu ingin menginap di ndalem, namun karena Mozza mendapatkan pesanan dari butik, jadilah ia harus segera pulang, begitupun Afdhal yang akan melaksanakan operasi pada sore hari nanti.

"Kami pulang ya Umi, Abi" pamit Mozza dan Afdhal bebarengan

"Iya, hati-hati di jalan ya anak-anak Umi" kata umi sambil mencium wajah menantunya, dan berakhir memeluknya.

"Ini perasaan Umi aja atau memang kamu kurusan?" Ujar Umi sambil memegang lengan Mozza

"Gak tau umi, Mozza cuma ngerasa udah 2 Minggu ini badan Mozza gak enak, terus juga tadi pagi muntah muntah, gak nafsu makan juga" jelas Mozza

Umi sedikit berfikir mengapa menantunya ini? "Mozza hamil nak?" Seketika saja Umi menanyakan hal itu yang membuat Mozza terdiam.

Apa benar dirinya sedang hamil?? Selama perjalanan pulang, Mozza hanya diam tak berbicara, bahkan bisa di bilang Mozza melamun sepanjang jalan

"Gak usah dipikirin ya ucapan umi" Afdhal akhirnya berkata begitu, ia takut istri ya tersinggung atau apapun itu yang membuat istrinya tidak nyaman dengan perkataan uminya tadi

Sambil mengelus lembut tangan Mozza, dan lama lama, Afdhal menggenggam tangan Mozza dengan sangat erat, berharap akan menenangkan Mozza.

Mozza melirik ke arah suaminya itu, yang ia lihat adalah senyum manis suaminya, senyuman yang membuatnya tenang selama beberapa bulan terakhir ini

"Eh mas, Mozza gak kepikiran tentang omongan umi kok" elaknya, ia hanya takut malah Afdhal merasa bersalah

Afdhal menepikan mobilnya, ia menghadapkan tubuhnya ke arah istrinya, menatap mata bulat dengan pupil mata yang indah

"Gak usah bohong, kamu gak pandai bohong" ucap Afdhal, menggenggam erat tangan Mozza lalu menciumnya

"Anak itu rezeki dari Allah, dan rezeki itu sudah Allah tetapkan, mungkin saja, Allah masih mau kita menikmati masa berdua dulu, sebelum nantinya masa berdua kita bakalan diganggu sama malaikat kecil, yang manggil aku Abah dan kamu umma" jelas Afdhal

Mozza terharu dengan perkataan Afdhal, ia tersenyum teduh melihat ke arah suaminya.

Ah suami yang sangat pengertian.

Beberapa hari telah berlalu, kedua pasutri itu melakukan kegiatan mereka seperti biasanya, dan pastinya ada bumbu bumbu bucinnya😁

Namun pagi ini sedikit berbeda dari pagi-pagi biasanya, dimana Afdhal yang terkenal sangat dingin, jarang tersenyum, bahkan jarang manja-manja, karena biasanya ialah yang selalu memanjakan Mozza.

Setelah sholat tahajud pagi tadi Afdhal merasa mual dan tidak enak badan, ia terus saja mengeluarkan cairan bening dari mulutnya

Mozza tentu saja khawatir dengan keadaan suaminya, ia dengan telaten mengurus suaminya yang entah mengapa itu.

Afdhal tertidur setelah meminum obat yang diberikan oleh Mozza tadi, mualnya sudah berkurang walau rasa pusing di kepalanya masih terasa.

Mozza yang melihat suaminya tertidur pulas pun berniat untuk membereskan rumah karena ia memiliki waktu senggang lebih baik di manfaatkan.

Ia mulai menyapu, mengepel, menyiram tanaman, mencuci piring bekas ia makan tadi, semua hal yang Mozza lakukan hingga akhirnya pekerjaan Mozza telah selesai.

Baru saja wanita itu ingin duduk di sofa sambil menonton TV, tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat ia kenali, memanggil namanya dengan terisak.

"Mozza!"

"Sayang...hiks"

"Hiks...umi" lirihnya menuruni tangga

Mozza yang melihat suaminya menuruni tangga dengan mata yang memerah akibat menangis pun terkejut, ia segera menghampiri suaminya

"Ya Allah mas, kenapa kamu mimpi buruk?" Tanya Mozza yang langsung membawa Afdhal agar duduk di sofa

Afdhal hanya menjawab dengan gelengan, ia mengusap air matanya seperti anak kecil, sangat lucu dan imut dimata Mozza.

"Terus mas kenapa? Bangun-bangun nangis kayak gini? Kayak anak kecil" ucap Mozza terkekeh kecil melihat suaminya dengan mata yang sedikit bengkak dan memerah

"T-tadi mas kira kamu pergi ninggalin mas" ucap nya setelah tangisnya sedikit mereda, entah mengapa ia menjadi sensitif, seperti pakmil saja!

"Mana mungkin aku tinggalin, tadi cuma beres-beres bentar mumpung libur, mas tadi juga tidurnya lelap banget kok" kata Mozza sambil mengacak rambut Afdhal yang sedikit berantakan

"Mas mau makan lagi?" Tanya nya namun Afdhal hanya menggelengkan kepalanya, ia memeluk pinggang Mozza.

"Terus, mau minum? Pusingnya udah berkurang belum?" Tanya Mozza lagi, dan Afdhal hanya menggelengkan kepalanya untuk merespon Pertanyaan Mozza.

"Mau ke rumah sakit gak?" Tawar Mozza, kali ini Afdhal mengangguk kan kepalanya.

Ia sudah tidak kuat rasa pusing nya belum juga berkurang, jadilah ia menerima tawaran Mozza untuk pergi ke rumah sakit, memeriksa keadaannya.

Afdhal di papah oleh Mozza melewati koridor rumah sakit, di pertengahan koridor Arkan melihat Mozza yang sedikit kesusahan untuk membopong tubuh lemas Afdhal.

Ia berlari menghampiri Mozza
"Za, Afdhal kenapa?" Tanya nya yang langsung membopong tubuh afdhal

"Ini mas Afdhal pusing, terus tadi juga mual mual, ini mau periksa sakit apa" ujarnya menjelaskan

Arkan mengangguk mengerti, ia membawa Arkan keruangannya, ia memeriksa kondisi Afdhal.

"Za, gw saranin bawa ke ruangan kak Vana deh" sarannya

Mozza hanya menurut dengan bantuan Arkan ia membawa Afdhal ke ruangan kakak sepupu dari suaminya itu.

"Eh" kaget Zivana panggil saja Vana

"Ini kenapa afdhalnya? Lemes banget mana pucat begini?" Tanya Vana


Nah loh Afdhal kenapa tuch?

Hallow para readers tercintah 💋

Bagaimana pendapat kalian tentang part ini? Pendek? Emang😁🙏🏻

Bentar lagi pelakor berulah🙆

Selamat menunggu part selanjutnya 😁

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gus Afdhal (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang