♡18♡

5.5K 262 11
                                    

🌼 assalamualaikum 🌼

يا رفاق بخير
هل مازلت تنتظر هلزا؟
هيهي ، أنا لا أفهم ، آسف ، يرجى الترجمة أولاً🙂

"Kodrat seorang wanita
Itu dibimbing, bukan
Membimbing!"

Afdhal dan Mozza sudah sampai dirumah sedari tadi, mereka pun membersihkan diri dan sekalian berwudhu karena sebentar lagi
adzan Maghrib.

Mozza sudah standby di sajadahnya dengan sebuah Al-Qur'an di tangannya, tak lama Afdhal keluar dari kamar mandi.

"Zaujati" panggil Afdhal lembut

"Hmm" jawab Mozza berdehem ia masih fokus kepada Qur'an nya

"Nanti setelah Maghrib mas mau ngomong" ucap Afdhal, tak lama ia berdiri hendak mengambil Al-Qur'an namun tidak jadi karena mendengar adzan Maghrib.

Mereka melaksanakan sholat
magrib seperti biasanya, dimana setelah usai melaksanakan shalat magrib Mozza akan murojaah Alqur'an dengan Afdhal dan mereka akan membaca satu kitab bersama baru setelahnya mereka sedikit bersantai sambil menunggu waktu isya tiba.

"Mas mau ngomong apa?" Tanya Mozza yang masih mengingat ucapan Afdhal tadi, jujur sebenarnya Mozza ingin menanyakan hal di kantin tadi siang, namun karena Afdhal ingin menyampaikan sesuatu Mozza mengurungkan niatnya.

Afdhal menepuk ranjang sebelahnya, Mozza yang mengerti lantas berjalan ke arah ranjang, ia pun duduk di sebelah Afdhal.

"Kamu gak penasaran sama perempuan yang kita temui tadi?" Tanya Afdhal, Mozza sempat berpikir mengapa suaminya bisa tau apa
yang ada di pikiran nya, baiklah ucapan Aila tadi memang benar
bahwa ia tidak boleh suudzon kepada
Suaminya sendiri

"Emm emang kalau Mozza tanya mas bakal jawab?" Tanya balik Mozza, bukan apa-apa ia takut Afdhal belum bisa terlalu terbuka dengan dirinya

"Insyaallah saya akan jawab semampu saya" jawab Afdhal
dengan senyum manisnya,

"Kalau Mozza boleh tau perempuan tadi siapa kok kayak Deket banget sama mas?" Tanya Mozza, jujur ia deg-degan takut jikalau Afdhal tersinggung dengan pertanyaan nya

Afdhal menarik nafasnya dalam, ia membaringkan tubuhnya di kasur karena memang mereka sedang berada di atas kasur, Afdhal membaringkan tubuhnya dengan paha Mozza sebagai bantalnya.

Afdhal memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam lalu ia hembuskan, Afdhal membuka perlahan matanya yang ia lihat adalah tatapan teduh sang istri, Mozza menatap lekat mata hitam Afdhal lalu akhirnya berkata, "kalau belum bisa jawab gapapa kok Mozza cuma pengen tahu aja" ujar Mozza

"Dia dulu satu pesantren sama saya" jawab Afdhal, sepertinya ia harus jujur dengan sang istri karena bagaimana pun Mozza berhak tau,

"Mas mau cerita?" Tanya Mozza dan diangguki oleh Afdhal, "sebelumnya boleh ganti gak bahasanya jangan saya, tapi aku, Mozza berasa ngomong sama klien, padahal kemarin kemarin udah Mozza bilangin bahasanya jangan formal gitu" ujar Mozza terkekeh pelan

"Dia satu pesantren sama s-aku,"

"Namanya......" Afdhal sedikit berpikir nama perempuan itu siapa, hingga akhirnya Mozza mengatakan,
"Belva nangraini?" Tanya Mozza

Gus Afdhal (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang