6. Shiro oni

886 122 1
                                    

Sakura menguap sembari menutupi mulutnya dengan tangan. Matanya sedikit berair akibat mengantuk. Gadis itu menatap jay lalu menghela nafas. Jay menoleh lalu tersenyum. Laki laki pirang itu mengusap rambut sakura lembut. Sakura tersenyum manis sebelum menidurkan kepalanya di atas meja dengan alas tangannya sendiri.

"Oi ishida! Pinjam tas mu lagi dong"

Sakura menulikan pendengarannya. Sejak zin meminjam tas miliknya, laki laki bulol mijin itu selalu meminjam tas setiap hari. Alasannya sederhana. Karena lapisan tas sakura terbuat dari kapas dan menyerupai bulu. Dan lagi, buku yang lumayan banyak membuat tas sakura nyaman untuk di jadikan bantal dadakan.

"Tidak mau! aku juga ingin tidur tau"

Sakura memeletkan lidahnya ke arah zin.

"Aishh cewek ini"

"Apa hah? Mau ku adukan pada mijin?"

Zin gelagapan. Laki laki itu menatap kursi mijin di depan. Zin menghela nafas lega, mijin sedang asik belajar.

"Dasar pelit"

Sakura tidak perduli. Gadis itu kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu dengan usapan jay tentunya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sakura dan yang lain pulang ke rumah masing masing. Jay sempat mengajak sakura untuk pulang bersama, namun di tolak sang gadis dengan alasan bahwa sakura juga membawa kendaran.

Sakura mengendarai motornya menuju apartemennya. Di tengah perjalanan, sakura berhenti di sebuah mini market guna membeli beberapa keperluan.

"Stok abis. Buset boros amat gue"

Kaki jenjangnya memasuki mini market dengan tenang. Di raihnya keranjang biru untuk wadah belanjaannya nanti.

Suara berat seseorang terdengar memasuki mini market. Sakura asik dengan beberapa camilan manisnya tanpa peduli dengan sekitarnya. Gadis itu lupa akan segalanya jika sudah di hadapkan dengan yang manis manis.

"Kau tidak percaya? Aku rasa gadis itu bukan gadis biasa"

Suara berat itu berada di seberang rak tempat sakura berada.

"Gadis yang kau temui di toko buku minggu lalu? Memang apa kelebihannya? Apa dia anak seorang dewan? Atau CEO? kau ini berlebihan sekali"

Sakura beralih ke lemari pendingin. Tangannya terulur mengambil 4 botol minuman isotonik dan mengambil cukup banyak susu kotak.

"Aku belum tahu identitasnya. Tapi tenaganya lumayan, karena penasaran aku menyuruh kouji untuk mencari data gadis itu."

"Memang kau tahu siapa nama gadis itu? Sejenius apapun kouji, sulit untuk mencari data seseorang tanpa clue yang akurat. Setidaknya kau harus tahu siapa nama gadis itu, atau marganya"

Suara deheman terdengar. Hal itu membuat sakura yang asik dengan rotinya terdiam. Dalam diam gadis itu menyimak obrolan dua pria di seberang raknya.

"Aku tidak tahu namanya. Tapi aku tahu marga gadis itu. Ya aku melihat pecahan name tag gadis itu terjatuh tepat saat dia menepis tanganku"

Sakura terkejut. Jantungnya berpacu cepat. Kenapa ciri ciri perempuan yang kedua orang itu katakan mirip dengannya? Dan minggu lalu setelah pulang dari toko buku, sakura juga kehilangan name tag miliknya yang ia letakkan di dalam saku hoodie yang ia pakai waktu itu. Apa itu berarti name tag miliknya pecah? Lalu kemana bagian yang lain?

"apa marganya?"

"Ishida"

Sialan. Dengan gerakan cepat sakura mengambil roti secara acak lalu mengendap endap agar tidak ketahuan oleh keduanya. Dengan tergesa gesa sakura melangkah ke arah kasir.

Fake | Lookism X Original character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang