"mikage!" seru [name] pada reo yang tengah duduk di kursinya dengan tenang sambil membaca sebuah buku tebal, jika dilihat dari sampulnya, buku itu adalah buku panduan sepak bola.
"udah dibilang, panggil aja reo." balas lelaki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tebal itu.
"oh, maaf lupa!" seru [name], ia memang belum terbiasa memanggil nama depannya.
"reo! lihat apa yang baru saja kubawa!" seru [name] bersemangat sambil menunjukan sekotak kartu yang berisi kartu remi.
"kartu remi?" tanya reo dengan sebelah alis yang naik menunjukkan ekspresi tanda tanya.
"aku jago loh! ayo main!" ajak [name] yang nampak percaya diri karena dirinya sudah berpengalaman bermain kartu remi sedari kecil.
ia selalu kalah dalam bidang apapun dari reo, karena ia baru ingat ia jago di permainan kartu remi, akhirnya ia memutuskan untuk mengajak reo bertanding agar bisa merasakan rasanya menang darinya.
reo nampak berpikir sejenak, ia belum pernah bermain permainan kartu remi sebelumnya, namun ia cukup mengerti cara kerjanya hanya dengan mengamati.
"oke, aku juga belum pernah main sebelumnya, paling aku bakal kalah." ucap reo yang menyimpan bukunya agar tak menganggu permainan.
"eee, mau diajarin dulu sebelum main?" tanya [name] sambil menyeret kursi yang ada didekatnya supaya bisa duduk selagi bermain.
"boleh." jawab reo yang pura-pura tidak mengerti, padahal ia serba bisa di semua bidang termasuk permainan kecil seperti ini.
ia hanya ingin iseng kepada [name] saja karena ingin melihat reaksinya.
selagi [name] menjelaskan cara bermain kartu remi, reo bukannya mengamati kartunya, ia mengamati wajah [name] dari dekat.
entah apa yang ada di pikirannya, namun pandangannya tak bisa lepas dari wajahnya.
"kau mengerti kan, reo?" tanya [name] yang baru saja selesai menjelaskan, namun bukannya menjawab, reo malah terus menatap wajah [name].
meskipun ia sudah ketahuan tengah mengamati [name] secara terang-terangan, ia terus melanjutkan aksinya.
"... reo?" panggil [name] menatap aneh reo, jujur saja ia jadi merasakan hawa tidak enak karena tatapannya.
"ada yang aneh dengan wajahku?" tanya [name] yang menunjukkan ekspresi tidak nyaman karena reo hanya diam sambil menatap wajahnya.
reo kemudian hanya tersenyum sampai kedua matanya menyipit, "iya aku paham kok, ayo main." ucap reo sambil menata kartu tadi.
ia lalu menyerahkan kartu yang sudah ditata kepada [name], "kamu kan yang bagi." ucap reo sambil tersenyum sampai kedua matanya tertutup.
"...oke" balas [name] menatap ragu reo, namun ia menyingkirkan segala pikiran negatifnya dan kembali seperti biasa.
"nahh! ayo suit!"
「10:45」
"AGHHH!!! KATANYA BARU MAIN?! KOK AKU KALAH TERUS?!" seru [name] sambil mengacak-acak rambutnya frustasi dengan kartu miliknya yang sudah berhamburan diatas meja.
karena teriakannya yang lantang, kini mereka menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"dia kenapa selalu menantang reo ya?" bisik salah satu teman kelas mereka.
"padahal kan udah jelas reo jago di bidang mana aja ya, kok dia ngotot sih?" bisik mereka lagi.
"haha, padahal kalah terus ya."
"BACOT KALIAN! KATA SIAPA AKU BAKAL KALAH TERUS?!" seru [name] menatap geram sekelompok penggibah tadi.
"eeek!" sekelompok penggibah tadi menatap terkejut [name], padahal jarak mereka dengan [name] lumayan jauh.
mereka tidak tau akan fakta kalau [name] memiliki pendengaran yang tajam.
reo malah dibuat tertawa ketika melihat reaksi konyol yang diberikan oleh [name].
"KENAPA TERTAWA?! AKU BELUM NGAKU KALAH YA!" seru [name] kembali merapikan kartu yang tadi berserakan di mejanya.
reo hanya menggelengkan kepala, "udah ah, aku capek." ucap reo meletakkan sisa kartu yang ada di tangannya
"CK, SEKALI LAGI!" balas [name] sebelum seorang lelaki berperawakan tinggi datang menghampiri mereka.
"reo." panggil seorang lelaki yang berperawakan tinggi itu, [name] dan reo reflek menoleh kearahnya.
"oh, nagi!" seru reo menatap sahabatnya yang memiliki rambut seperti salju.
sementara [name] membelalakkan matanya ketika melihat lelaki itu tengah berdiri disampingnya.
lelaki dengan mata mengantuknya itu menatap [name], "oh, halo [name]." sapanya dengan nada malasnya.
tanpa membalas sapaannya, perlahan wajah [name] nampak memunculkan rona merah tipis.
"ah aku pergi dulu ya, makasih ya reo udah mau main bareng aku, dadah!" seru [name] yang buru-buru merapikan kartunya yang ada diatas meja lalu berlari pergi.
"dani! anterin ke wc!" seru [name] pada temannya yang tengah duduk dengan tenang di kursinya sambil mendengarkan musik.
"eh?!" tanpa menunggu persetujuan dari temannya itu, ia langsung menarik dani agar ikut dengannya.
reo dan nagi hanya menatap heran kepergiannya, nagi nampak tak peduli namun reo tentu menyadari [name] barusan salting hanya karena kehadiran nagi.
"woi nagi." panggil reo yang membuat nagi menoleh.
"kayaknya [name] suka ama kamu deh." ucap reo sambil tersenyum miring.
"gatau, aku kesini cuma mau balikin duit." ucap nagi sambil menyerahkan beberapa lembar uang yang kemarin ia pinjam untuk membeli kaset game.
"lah, aku kan ga minta dibalikin, udah gausah gapapa, cuma duit segitu." ucap reo sambil tersenyum seperti biasanya.
"bilang dong, aku jalan kesini butuh pengorbanan waktu tidur tau." balas nagi memasukkan beberapa lembar uangnya tadi kedalam saku.
"kamu mah taunya cuma tidur."
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.