bagian 19

4.7K 305 36
                                    

𝙀𝙉𝙃𝙔𝙋𝙀𝙉 - 𝙋𝙖𝙧𝙖𝙙𝙤𝙭𝙭 𝙄𝙣𝙫𝙖𝙨𝙞𝙤𝙣
____________

"Anjing! Kok lo harus balik sih?" Rusak sudah mood bagusnya. Begitu melihat tampang manusia paling nyebelin sedunia.

"Reaksinya sesenang itu kah lihat gue balik lagi ke indo," kekehan terdengar dari mulut pria yang kini duduk dengan santainya di kursi kebanggaan milik Zafran. Dengan kaki yang terangkat dan dirinya taruh di meja lalu wajah yang tersenyum lebar dengan seringai tajam.

"Cuih! Yang ada muntah lihat muka lo lagi," Zafran berjalan mendekati pria itu. Dengan menyimpan dahulu tupperware nya di meja sofa. Lalu Satya mengambil duduk di sofa berperan sebagai penonton budiman. Sudah lama dirinya tak menonton telenovela ini.

"Jangan bohong. Bukannya lo rindu banget sama gue? Ya, kan, sepupu," Pria dengan setelan warna hitam itu berdiri. Menyamai tinggi Zafran yang sedikit tinggi beberapa senti di atasnya. Saling berbalas tatap. Jika Zafran benar-benar menampilkan wajah tegas dan keras dirinya menampilkan wajah slengean yang mengejek.

"Gue gak punya sepupu kayak lo,"

"Tapi, Zafran. Oh, bang Zafran harusnya kan? But, Zafran lebih enak karena kita seumuran. Gue cuma mau bilang, faktanya kita itu sepupu. SEPUPU. Ya, sebenarnya gue juga ogah punya sepupu kayak lo,"

"Lupa. Selamat atas pernikahannya. Maaf, ya, gue gak bisa datang waktu itu. Tau sendiri, gue sekarang sibuk dengan perusahaan yang gue bangun dari nol. Dari nol ya, bukan kayak lo yang langsung terima jadi hasil kesuksesan orang tua lo," ucapnya dengan wajah pongah jumawa.

"Dan sekarang, gue udah buktiin hasil dari apa yang gue sumpahin dulu. Berdiri di kaki gue sendiri. Gak lagi dengan bayang-bayang para tetua itu. Gimana kabar para tetua? Masih sehat? Atau menikmati masa tua dengan berbaring di ranjang atau kursi rod-" ucapannya segera terpotong karena Zafran lebih dulu menarik kerahnya dan mengangkat tubuhnya. Alhasil lehernya menjadi tercekik tapi wajah arogan tetap tak hilang malah terkekeh sinis.

"Jaga ucapan lo ya! Gue biarin lo ngoceh semau lo, tapi lo udah kelewat batas berharap kakek sama nenek sakit. Tapi, sayangnya apa yang lo harapkan itu gak terjadi. Nyatanya, kakek Yudha dan nenek Daniar sehat wal afiat," Zafran bahkan tak tersinggung oleh ucapan sepupunya tentang dirinya yang hanya tinggal menikmati hasil kesuksesan orang tuanya. Tapi, jika itu tentang kakek neneknya, dirinya tak akan tinggal diam.

"Soal lo yang berhasil. Gue ikut seneng. Tapi, lo bisa balik kan ke tempat asal lo? Karena, gue tau dari sikap lo yang sekarang, lo tuh gak berubah. Apa lo mau berbuat onar lagi dan mempermalukan keluarga? Jika itu niat lo, gue harap lo balik lagi ke tempat dimana lo bisa berpuas diri dengan segala tingkah yang lo mau."

Wajah sepupunya berubah. Menjadi kelam. Tak ada lagi wajah arogan slengean. Tatap tajam dan bibir yang mengkerut datar. Lalu melepaskan cekalannya dari kerah lehernya.

"Keluarga? Itu cuma status doang. Isinya kita orang asing kan. Tenang aja, soal tingkah gue nantinya gak bakalan ada sangkut pautnya sama keluarga lo. Lagian dari dulu, sejak kecil maksudnya. Gue udah gak punya keluarga. Bahkan status ibu dan bapak yang gue punya itu hanya sebatas nama. Gak ada peran di dalamnya," matanya sedikit bergetar tapi kembali berubah menjadi tegas dan tajam. Tidak ada waktu untuk terlihat lemah.

"Itu cuma pemikiran kuno lu dari dulu. Lo yang terlalu menjauh dan berpikiran kalau lo gak punya keluarga. Sedangkan jika lo bersikap baik aja, lo pasti bisa ngerasain apa itu keluarga," nasihat Zafran. Ya, sepupunya ini memang menyebalkan. Tapi, sedikit kasihan juga lelaki itu hidup tapi tak pernah tau arti keluarga sekalipun.

Lelaki itu selalu merasa sendiri dan berpikir Zafran dan keluarganya memusuhinya. Hanya karena banyak nasihat yang terlontar dan lelaki itu dapatkan waktu remaja dulu.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang